〚 Ema and the lunch. 〛

183 18 0
                                    

Setelah berjam-jam berjalan mengelilingi kebun binatang yang luas itu, akhirnya tibalah waktu makan siang. Crystal masih memikirkan ajakan Derren itu, tetapi ia tidak melihat lelaki itu disekitar cafetaria. Ia pun memutuskan duduk bersama BESTIES, akan tetapi dari belakangnya muncul Derren yang sudah membawa piring berisi makanan.

"Crystal," panggil Derren.
Crystal tersentak, "Aku mencarimu, kamu ngga ada."
Ia terkekeh, "Ini aku. Ayo, mau duduk di mana?" tanyanya.

"Lu ngapain, Ren?" tanya Geralda mengamati kemunculan Derren yang tiba-tiba.
"Aku mau culik Crystal, kamu keberatan?" lontarnya.
Pipi Crystal bersemu merah mendengarnya, culik katanya?

"Ya sudah ambil saja Crystalnya," balas Geralda tak keberatan.
"Terima kasih bu boss," balas Derren lalu meraih lengan Crystal dan menariknya ke sebuah meja dengan dua bangku yang berada di ujung ruangan.

Setelah duduk, jantung Crystal masih  tak karauan. Ia terus-menerus menghindari tatapan Derren dengan mengalihkannya ke piring makanannya. Tangannya pun perlahan menyuapi sesuap nasi masuk ke dalam mulutnya. Demikian pula Derren, ia lalu melahap makanannya. Meja kecil itu hening, pikiran kedua orang itu larut dalam kenikmatan makanan masing-masing.

Geralda dan Myla mengamati keduanya dari kejauhan, mereka saling berbisik.

"Derren kenapa ya? Tumben banget tu anak, biasanya dia juga ga peduli sama Crystal," bisik Geralda.
"Entahlah, semoga Derren tak berencana buruk pada Crystal. Bukankah Crystal menyukai Derren?" balas Myla.
Geralda mengangguk, "Jelas sekali."

Geralda lalu terpikirkan, "Myla, tapi bagus kan, kalo Derren bisa deket sama Crystal duluan. Nanti pas pesta dansa, Ema udah gak ada chance buat sama Derren lagi!" bisik Geralda.
"Iya, semoga pasangan undi Derren itu Crystal ya.." balas Myla.

Ema dan kawan sekelompoknya itu akhirnya tiba di cafetaria.

"Okay, she's here," Geralda memutar bola matanya.

Ema mengambil sepiring nasi, ia memandangi sekelilingnya. Ketika melihat Crystal dan cowok idamannya, Derren, betapa jengkelnya dia.

Ia melangkahkan kakinya ke meja itu lalu menarik lengan seragam Crystal.
Crystal yang sedang makan langsung naik darah melihat Ema yang tiba-tiba datang dan langsung bersikap seperti itu padanya. "EMA!"

"Oh lu gitu ya sekarang, sok manis di depan Derren doang!" Ema langsung menyolot.
Crystal langsung merasa tersinggung, "Gausah ngegas dong, lo kalo ada masalah sama gue gausa dibesar-besarin, Ma!"
"Bukannya lo ya yang suka bikin masalah sama gue? Ya suka-suka mulut gue, biar sekalian seisi cafetaria tahu kalo lo cari muka doang!"

Geralda yang tidak tahan dengan kata-kata tajam itu hampir berjalan dan menghajar mulut gadis itu. Tetapi Myla langsung menahan tangannya sambil menggeleng agar ia tak melakukannya. Masalah ini adalah urusan Crystal, Ema, dan Derren.

Derren langsung melindungi Crystal di belakangnya, "Ma! Udah! Malu-maluin banget!"
"Kok lu bilang gitu sih? Lu suka sama Crystal?" tanya Ema geram.
Derren menatapnya tajam, "Mind your own business, Ema!"
Ema merasa terpojok, "Ren, look at me! I have everything! Kekayaan! Kecantikan! Followers banyak! Famous! Masih kurang? Apa yang aku gak.." ucapan Ema terputus.
"Kamu gak mau merubah sikap burukmu, sadar gak sih? Aku nggak suka itu," sela Derren.

Pertama kalinya, Derren menolak Ema langsung dengan ucapan. Ema merasa tertampar, ia terdiam beberapa saat lalu tertunduk malu. Kini ia termakan omongannya sendiri, ia mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang di cafetaria itu. Teman-teman mereka langsung berbisik-bisik seraya menatap sinis pada Ema.

Bu Emy pun datang. Ia mendengar perdebatan itu. Dengan menahan malu, ia lalu meminta mereka bertiga ikut dengannya. Ema tidak mengindahkan hal itu, ia hanya berlari keluar dari sana. Bu Emy terpaksa mengejarnya untuk berbicara langsung dengannya.

𝐛𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞𝐬 [ 𝐞𝐧𝐝. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang