〚 who is the red girl? 〛

153 13 0
                                    

Meja rias di kamar Ema penuh dengan alat make up yang berserakan. Siapa lagi yang sedang menggunakannya selain Ema?

"Ema, gimana penampilanku?" tanya Unis sambil memamerkan dress motif jeruknya.
Katanya, gaun itu adalah hadiah ulang tahunnya dua tahun yang lalu dan ia membanggakannya kepada Ruvy dan Ema bahwa tubuhnya tidak menggemuk sejak dua tahun lalu.

"Cantik kok cantik," jawab Ema yang bahkan tak melirik gadis di sebelahnya itu satu derajat pun. Tangannya sibuk memakaikan eyeliner di kelopak matanya.

"Ma, udah jam segini," Ruvy mengingatkan, "daritadi alis sama mata ga kelar-kelar."
"Duh, Vy. Sabar dong, kan aku mau balas dendam sama Crystal, setidaknya aku harus lebih cantik dari dia," balas Ema.

Sepuluh menit kemudian, Ema selesai dengan urusan wajahnya.

Klotak-klotak-klotak.
Suara high heels putihnya mengisi kekosongan lorong itu. Ruvy dan Unis membuntutinya bak dayang yang mengikuti sang putri kemanapun kakinya melangkah.

"Wah, sudah ramai," gumam Unis mengintip ke dalam ruang dansa.

 "Siap?" tanya Ema.
"Yoi!" balas Ruvy dan Unis.

Ema memberikan tangannya terlebih dahulu kepada pelayan yang ada di depan pintu.

"Nona Ema!" serunya.

Gadis bergaun merah itu menuruni tangga dengan langkah percaya diri. Air mukanya menunjukkan bahwa ia merasa paling anggun dan berkuasa di situ.

I'm the queen tonight, batinnya.

Geralda POV

"Nona Ema!"

Begitu nama itu terdengar oleh telingaku, aku mengarahkan bola mataku untuk melihat gadis itu. Ia menuruni tangga dengan wajah sok anggun. Apa perasaanku saja atau dia itu memang membuat-buat ekspresi itu?

Beberapa menit yang lalu adalah saat-saat yang tenang sebelum gadis itu memasuki ruangan. Kemana saja dia sampai terlambat datang, pasti sibuk berdandan, batinku.

"Nah, gadis paling menyebalkan itu telah tiba," aku memutar bola mataku.
Myla dan Crystal mengarahkan pandangan mereka untuk mengamati Ema.

"Apa itu?" tanya Myla, "benda apa yang ada di tangannya?"
Aku menyipitkan mataku agar dapat melihatnya lebih jelas, "Itu kipas."

Ctek!
Crystal menjentikkan jarinya.

"Berbulu!" ia menggucang tubuhku.
"Heh, stop-stop!" aku menepis tangannya yang mengguncang tubuhku, "memangnya kenapa kalau berbulu?"

"Heh, stop-stop!" aku menepis tangannya yang mengguncang tubuhku, "memangnya kenapa kalau berbulu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ema alergi bulu" jelas Crystal.
"Ia alergi bulu?" tanya Myla tak percaya.
"Benar," Crystal mengangguk.

Author POV

Seorang pelayan menghampiri mereka, di tangannya terdapat wadah lebar berisi banyak topeng dengan bermacam-macam warna.

"Silakan, kalian bisa memilih topeng sesuai yang kalian suka," katanya.

Crystal tersenyum lebar memandangi topeng-topeng itu. Kini alisnya berkerut berpikir sebentar akan memilih topeng yang mana. Tangannya lalu mengambil topeng hitam dan memakainya.

 Tangannya lalu mengambil topeng hitam dan memakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Myla lalu memilih sebentar, tangannya meraih topeng pink dengan detail yang aesthetic. Topeng itu membuatnya teringat pada film musketeer yang ia tonton ketika masih kecil.

Geralda tak berpikir lama, ia langsung menyambar topeng ungu yang warnanya cocok dengan gaunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geralda tak berpikir lama, ia langsung menyambar topeng ungu yang warnanya cocok dengan gaunnya.

Melihat Geralda memilih topeng ungu, Romeo juga mengambil topeng yang warnanya mirip dengan Geralda yaitu biru dongker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Geralda memilih topeng ungu, Romeo juga mengambil topeng yang warnanya mirip dengan Geralda yaitu biru dongker.
"Terima kasih," ucapnya sebelum pelayan itu pergi.

"Ini topengnya enggak buat kita aja nih?" Crystal memainkan rambutnya, "kan sayang, topengnya keren sih."

"Bukannya kamu udah sering pergi ke pesta dansa? Seharusnya kamu punya banyak topeng dong," Myla membalas perkataan Crystal.
"Ih, My. Aku paling ga tahan sama barang lucu kayak gini," jawab Crystal.

Tanpa mereka sadari, Ema memandangi mereka dari jauh. Matanya juga mencari-cari Derren...

𝐛𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞𝐬 [ 𝐞𝐧𝐝. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang