"Bukankah kalian tak bisa berdansa?" sindir Crystal.
"Lalu, kami harus belajar darimu!?" Geralda tak terima."Yah ... terserah sih ... kalau kalian mau dicap sebagai anak aneh yang ngga bisa berdansa, but, hello, this is an important event," Crystal mulai memanas-manasi Geralda.
Myla setuju, "Geralda, aku pikir tak ada salahnya juga belajar berdansa dengan Crystal."
"Ya sudah," Geralda membalas, "but on one condition," tambahnya.
"Syarat apa lagi sih?" Crystal kesal.
"Malam ini, kau tak boleh duduk bersama dengan Derren saat makan malam. Meskipun dia yang mengajaknya" ujar Geralda.
"Loh, kok gitu?!" protes Crystal.
"Cepat putuskan!" mata Geralda menatap tajam padanya."Just tonight?" tanya Crystal. Geralda menganggukkan kepalanya.
"Deal."Malam itu, mereka berlatih dansa.
Crystal berperan sebagai laki-laki untuk mengajari kedua temannya itu.
"Tangan kananmu menggenggam tangan pasanganmu, setelah itu taruh tangan kirimu di pundaknya," Crystal mulai mengajari Myla.Myla mengikuti perkataan Crystal dengan gugup. Namun ia akhirnya bisa menguasainya dalam empat puluh menit.
Kini Crystal beralih pada Geralda. Ia mulai mengajari Geralda. Akan tetapi kaki Geralda terus menerus menginjak kakinya.
"Aw," rintih Crystal. Gadis itu mulai kesal pada Geralda yang sama sekali tak bisa menyelaraskan gerakannya.
"Myla, ajari dia!" Crystal sudah kehabisan kesabaran.
"A-aku?" Myla langsung gugup.
"Cepatlah," tambah Crystal. Ia menekan-nekan jemari kaki yang diinjak Geralda perlahan.Myla lalu mulai mengajari Geralda gerakan awal seperti yang Crystal ajari tadi. Tetapi Geralda tetap tidak bisa mengikutinya dengan baik. Selalu ada kesalahan seperti menginjak kaki Myla serta kesalahan kecil lainnya.
Crystal akhirnya kembali turun tangan melihat Myla yang kewalahan. Sebelumnya ia memakai sepatunya terlebih dahulu agar jemarinya tidak kesakitan jika Geralda tak sengaja menginjaknya.
"Ikuti iramanya," Crystal memutar salah satu lagu classic dari ponselnya.
"Satu... dua... satu... dua.." Crystal kini mulai menangkap pola gerakan Geralda, ia pun akhirnya bisa mengikutinya juga.
"Aku rasa cukup," ujar Crystal. Ia melirik jamnya, ternyata mengajari Geralda butuh waktu satu jam.
Tilulit tilulit.
Telepon hotel berbunyi.
Saatnya makan malam!Mereka lalu berjalan melewati koridor untuk menuju ruang makan. Di sana sudah ada beberapa anak-anak lain. Mereka mengantre untuk mengambil hidangan itu.
"Crystal, ingat syarat itu," bisik Myla.
"Maaf ya, aku hanya tak ingin ada keributan lagi antara kau dan Geralda," lanjut Myla pada Crystal.
Crystal mengangguk paham.Mereka pun mencari meja kosong di mana mereka bisa makan dengan tenang. Pandangan mereka menyelusuri seisi ruangan.
"Crystal! Apa kau mau duduk bareng aku?" Derren dengan baju merah bata dan celana jeans itu menghampiri Crystal.
Crystal terdiam sejenak. Ia sebenarnya tidak ingin menolak tawaran itu. Baginya itu adalah sebuah kesempatan emas dimana dulunya cowok itu bahkan tidak pernah memedulikan dirinya, namun sekarang ia bersikap begini padanya.
Ia melirik Geralda dan Myla yang menatap matanya lekat menantinya membuat keputusan.Crystal membuang napas, "Sorry, aku sudah berjanji dengan Besties malam ini," katanya hati-hati.
Derren membuang napas kecewa, "Baiklah, tidak masalah. Nikmati makananmu, Crystal."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐛𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞𝐬 [ 𝐞𝐧𝐝. ]
Teen FictionWhat happens when the popular girl, the tomboy girl, and the nerdy girl are put together? Harus menghabiskan masa study tour bersama teman-teman yang sama sekali tidak dekat dengannya merupakan suatu mimpi buruk bagi Crystal. Crystal yang populer d...