Sampainya disekolah, Amabel sudah rapi dengan pakaian seragamnya. Terlihat sudah siap, memang, tapi Amabel masih ragu, karena ini keterlambatan yang parah untuk seorang anak sekolah bukan.
"Bye Bel, gue ke kelas dulu," Rayfan berjalan dengan pdnya di depan anak olah raga. Gue tarik tangan dia.
"Ih, Ray. Anterin gue napa, gue malu ke kelas."
Sudah gue duga. Batin Rayfan.
"Manja banget lo, biasanya sendiri juga," jawab Rayfan
"Ih siapa juga yang sendiri gue selalu kekelas bareng teman kalau gak pacar tau gak," kata Amabel ngejeplak aja.
"Tuh kan mulai lagi lo,"
"Ih Ray, serius gue malu banget." Amabel sengaja ekting memohon di depanya. Gila baru kalik ini Amabel mainstream banget sekalipun itu hanya ekting.
"Tapi ada syaratnya,"
"Apa?"
"Hari ini lo harus manis di depan gue, jangan jutex jutex,"
"What?"
"Ya udah kalo lo gak mau, gue ke kalas ni,"
"Iya iya gue mau, tapi bener ya satu hari ini aja," tegas Amabel
"Iya iya, sekarang mau ke kelas gak,"
"Iya, mau"
Rayfan benar dia tidak bohong. Dia benar benar nganterin Amabel sampai masuk kelas. Saat Rayfan mengantar Amabel ke kelasnya, banyak siswa yang tak sengaja melihat kami, dan mengatakan hal hal yang buruk, tapi tetap saja Rayfan berjalan dengan pdnya.
Apa mentang mentang dia anak yang punya sekolah ini atau gimana sih ya?
Belum puas mereka.memandang kami sinis, mereka juga membicarakan Amabel diam diam,
"Itu kenapa sih Amabel telat,"
"Gak malu apa ya"
"Rayfan mah yang punya sekolah plus cerdas juga, telat pelajaran mah gak masalah. Tapi ini Amabel,"
"Amabel kaya udah pinter aja,"
"Kenapa sih, Amabel harus buat drama,"
Hinaan terakhir itu yang membuat Amabel semakin kesal. Sesampainya di depan kelas. Rayfan mengetuk pintu dengan sopan.
"Permisi pak, ini Amabel mau ikut pelajaran. Di izinninkan pak,"
Pak fisika mengangguk. Mungkin karena ada Rayfan di sini, jika bukan karena itu, ini akan jadi 1001 kalinya Amabel dihukum, jika mendapatkan hukuman.
"Tolong ya pak jangan dihukum. Amabel janji kok gak akan ngulangin kejadian ini lagi. Iya kan Amabel," tambah Rayfan
"Hah, iya... iya kok pak"
"Tuh kan pak bener, sekarang kamu masuk gih Amabel,"
"Thanks ya," kata Amabel pelan, tapi cukup terdengar di telinga Rayfan. Sebagai bukti, Rayfan sendiri mengangguk dan tersenyum tipis padaku.
1 jam kemudian...
Tak terasa waktunya istirahat. Semua murid berhamburan keluar. Begitu juga dengan Amabel yang pergi ke kantin. Amabel berangkat sendiri. Ngenes banget, sumpah.
Sampai di kantin Amabel beli minuman bersoda. Gue tau itu gak baik, tapi gue gak sesering itu kok. Gue membuka tutup botol itu sambil berjalan, tak sengaja gue kesandung kaki orang lain. Ada orang lain yang sengaja melakukannya. Hampir aja Amabel jatuh karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Goodbye
Teen FictionCinta memang butuh pengorbana, Butuh kepastian, Butuh dukungan, dan yang paling penting dari cinta itu sendiri adalah bagaimana kita menjaganya dengan baik. Jangan sampai terluka, katanya. Semesta mengajarkan aku bahwa dia adalah masa laluku yang ba...