Bab 6-Kamu yang Kutunggu ( Fakhri's POV )
Tepat pukul 14.45, aku dan Najwa keluar dari restoran setelah tadi Ia mendapat telepon untuk mengurusi administrasi siswa yang akan mengikuti lomba debat Bahasa Inggris. Masih dengan obrolan ringan, kamipun berjalan kearah parkiran.
"Aku bisa sendiri Mas". Gumamnya saat aku membukakan pintu mobil penumpang untuknya. Ya, tanpa kesepakatan apapun, sejak tadi kami sudah mengubah gaya bicara kami. Hehehe
"Aku juga bisa bukain buat kamu". Balasku tersenyum kearahnya dan dia mencibir pelan lalu masuk tanpa protes lagi. Duh Najwa.
"Ohiya Mas, Safa Akbar jadinya masih nunggu Mas di sekolah ?". Tanyanya saat aku mulai melajukan mobil ke jalan raya. Tadi aku sempat memberitahu kedua adikku yang menjadi muridnya.
"Engga, aku juga tadi belum beritahu mereka kalau mau jemput. Hehehe". Jawabku terkekeh garing yang dibalas dia dengan tawa ringan. Ketahuan modus lah aku hmmm.
"Kenapa Mas buru-buru ngejar aku sampai sekolah ? Dari pertama ketemu, Mas kepikiran aku terus ya?". Tanyanya dengan ekspresi geli yang membuatku tertawa karena teringat betapa gusarnya aku saat mengira Najwa menjalin hubungan dengan Glen.
"Iya, dan mungkin malam ini akan lebih kepikiran kamu". Balasku menolak untuk menjelaskan alasannya. Godain balik aja lah. Hahaha. Dan ucapanku sukses membuatnya terdiam sambil mengalihkan pandangan kearah jalanan di samping kiri sedangkan aku benar-benar kesulitan untuk tidak tersenyum bahagia saat ini.
20 menit yang berjalan begitu cepat dan pertama kalinya aku menyayangkan kenapa lalu lintas hari ini begitu lancar tanpa kemacetan di satu titikpun jalan yang kami lewati untuk sampai kembali ke sekolah. Setelah aku menepikan mobil didepan gerbang yang sudah sepi dan tinggal dibuka setengahnya, Najwapun keluar dari mobil, begitupun dengan aku."Terimakasih jus alpukatnya, terimakasih sudah antar aku juga Mas". Ucapnya dengan senyum hangat yang ingin selalu kulihat setiap detiknya.
"Terimakasih sudah menerima aku". Balasku tanpa menjawab ucapannya. Dan dia mengangguk pelan dengan senyum yang masih terukir indah disana.
"Yaudah, Mas hati-hati pulangnya". Ucapnya menatapku dan masih berdiri ditempat, menyuruhku untuk pergi terlebih dahulu.
"Kamu masuk dulu, semangat kerja tambahannya". Ucapku balik menyuruhnya, dan dia terkekeh pelan sebelum mengangguk patuh.
"Aku ngga mau ini jadi adegan tarik ulur ala sinetron, jadi aku masuk dulu ya... Mas hati-hati nyetirnya. Nanti kabarin aku kalau sudah sampai rumah". Ucapnya sambil menahan tawa, begitupun dengan aku. Kemudian Najwa berbalik dan berjalan memasuki lobi sekolah, dan aku baru memasuki mobil setelah Ia tidak terlihat dari pandanganku. Sebelum aku melajukan mobil, aku mengetikkan satu pesan untuknya, menyampaikan isi pikiranku kepadanya.
Fakhri--Bahkan dari belakangpun kamu terlihat cantik Na. Hehe- 15.18
Aku baru kembali membuka ponsel sesampainya dirumah, dan ada satu balasan darinya yang membuatku tersenyum geli.
Najwa--Bolongnya ngga kelihatan kan Mas ?-15.21
Fakhri--Engga, sayapnya juga ngga kelihatan-16.01
Fakhri--Belum selesai ya ? Nanti hati-hati pulangnya, bawa motornya jangan ugal-ugalan-16.03
Karena tidak kunjung mendapat balasan, akhirnya aku memutuskan untuk mandi sebelum menunaikan sholat ashar. Tapi sebelum itu, aku kembali mengetikkan sebuah pesan, bukan buat Najwa tapi buat Ayahku tercinta.
Fakhri-- Ayah, insyaallah Abang sudah menemukan wanita yang selalu Abang harapkan dalam do'a Abang, wanita yang insyaallah sesuai dengan apa yang Ayah titah kan sama Abang. Do'akan Abang semoga dia yang terbaik ya, Yah. Hehehe-16.05
Jam menunjukkan pukul 19.30 saat aku barusaja kembali dari masjid, dari tadi Ayah maupun Najwa tidak kunjung membalas pesanku. Dan saat ini ada beberapa notifikasi pesan dari keduanya.
Najwa--Tadi aku sampai rumah sebelum maghrib Mas, langsung banyak kegiatan dirumah. Hehehe-19.40
Najwa--Mas sudah makan malam ? jangan tidur terlalu malam, besok biar fit kerjanya-19.42
Fakhri--Belum makan, ngga ada yang masakin. Huhu-19.43
Najwa--Mas tinggal sendiri ?-19.44
Fakhri--Sebentar lagi kan sama kamu-19.45
Najwa--Memang aku mau ?Haha-19.46
Fakhri--Mau. Bahkan kamu juga mau jadi ibu dari anak-anakku kan ? Hahaha-19.47
Dan aku tidak menduga balasan selanjutnya dari Najwa adalah dua kata yang langsung membuatku blingsatan. Padahal aku mengira dia akan menjawab dengan gurauan seperti biasa.
Najwa--Iya, mau-19.48
Fakhri--Kamu benar-benar harus aku nikahi secepatnya Na..-19.48
Najwa--Gnight Mas-19.48
Balasan pengalihan topik yang luar biasa, dan aku tidak tahu kalau disana Najwa sedang salah tingkah dengan obrolan kami. Setelah mengucapkan selamat malam kembali, akupun membuka pesan dari Ayah yang tadi aku nomor duakan. Hehehe maaf Yah.
Ayah--Ayo ajak makan malam dirumah. Segera resmikan hubungan dan cepat menikah. Sudah pengen punya anak kan kamu Bang. Hahahaha-18.15
Fakhri--Siap laksanakan, secepatnya ya Yah-19.50
Ayah--Besok Ayah kerumahmu Bang, ceritakan bidadarimu ke Ayah ya-19.51
Keesokan paginya, pukul setengah 7, saat aku baru saja selesai olahraga, kudengar pintu gerbang terbuka dan dapat dipastikan mobil Ayah lah yang memasuki pelataran rumahku. Jadi, remote kontrol pintu dirumahku dan rumah Ayah itu dibuat sama persis, 'biar kalau mau mampir bisa kapan aja' kata Ibu. Tak berselang lama, Ayah masuk rumah dan langsung kuhampiri untuk kucium tangannya.
"Ayo sarapan dulu, Ayah tadi beli bubur ayam di depan". Ajak Ayah berjalan menuju mini bar didapurku dengaan menenteng kresek putih berisi 2 porsi bubur.
"Abang belum mandi Yah...baru olahraga juga, masa langsung sarapan sih". Ucapku yang sebenarnya untuk menunda sesi wawancara yang pasti akan langsung Ayah lancarkan setelah sarapan.
"Yasudah terserah Abang, nanti kalau Ayah sudah mulai wawancara ngga boleh Abang pura-pura lapar terus mau sarapan dulu biar bisa menghindari pertanyaan Ayah". Balasnya sambil mulai menyuap bubur ayamnya. Dan ya, ancamannya berhasil karena sedetik kemudian aku langsung duduk disampingnya dan membuka bubur jatahku. Dapat kulihat Ayah tersenyum puas melihat kekalahanku. Selesai sarapan, Ayah langsung keluar menuju teras setelah menyuruhku membuatkan kopi susu untuk dijadikan teman mengobrol pagi ini. Setelah ku letakkan 2 gelas kopi susu dan setoples biskuit coklat di atas meja, akupun mengambil duduk di seberang Ayah, menikmati suasana pagi yang entah kenapa terasa sangat menyejukkan.
"Ayo mulai cerita Bang, siapa namanya?". Tanya Ayah setelah menyesap kopi susu buatanku.
"Namanya Najwa, Abang baru bertemu kemarin siang di RS. Dia membantu Abang menolong seorang Kakek dan Cucunya yang sudah hampir pingsan di depan RS". Ucapku memulai cerita yang sepertinya akan sangat panjang.
"Dia meminjamkan sandal pink ke Abang karena saat itu Abang kasih sandal Abang ke Kakek itu. Dan sejak itu,nggak tahu kenapa Abang ngerasa kalau dia wanita yang Abang inginkan Yah". Lanjutku, dan kulihat Ayah mengangguk-angguk sambil menikmati biskuit coklat.
"Ternyata cinta pada pandangan pertama benar-benar ada ya Bang..". Respon Ayah yang aku yakini masih akan ada kalimat lanjutan.
"Tapi apa kalian sudah saling kenal?". Kalimat tanya yang akhirnya muncul dari Ayah.
"Kami bahkan sudah berkomiten untuk serius berkenalan dengan tujuan hidup bersama Yah. Hehehe". Jawabku yang membuat Ayah menatapku takjub dan aku hanya terkekeh melihatnya.
"Gesit sekali pergerakanmu Bang.". Responnya sambil terkekeh geli melihatku.
"Karena dia benar-benar yang Abang tunggu Yah". Jawabku dan beliau mengangguk paham.
Bab 6 selesaii
Jangan lupa vote nya
Thanks udah mampir
Cinta dari, deean
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuasa-Mu
General Fiction#1 Dhuha (4 Juni 2020) #3 Fakhri (4 Juni 2020) #6 Sunnah (13 Juni 2020) Klise. Hanya kisah seorang dokter sholeh yang sedang dalam proses mencari pendamping. Lalu Allah mempertemukannya dengan seorang wanita sholeha seperti sosok yang selalu terucap...