16. Instagram

23 2 0
                                    

Bab 16. Instagram (Najwa POV)

Setelah pembicaraan mengenai Vella yang lumayan menimbulkan banyak tanya di benakku, akhirnya Mas Fakhri mengantarku pulang beberapa menit sebelum adzan isya berkumandang. Tadi setelah makan baso, kami sudah menunaikan sholat maghrib di mushola kedai. Sesampainya di rumahku, Mas Fakhri sempat mengobrol sebentar dengan Bapak dan Ibu, kemudian ikut makan malam bersama setelah menunaikan sholat isya berjamaan dirumah. Pukul 20.30, akhirnya Mas Fakhri pamit pulang, dan aku mengantarnya keluar.

"Jangan terlalu dipikirkan Na, apapun yang mau kamu tau, kamu bisa langsung tanyakan ke aku ya. Aku harap kamu tidak meragukan aku setelah tau ini semua". Ucap Mas Fakhri sebelum keluar dari pagar rumahku.

"Iya Mas, maaf kalau hari ini aku banyak murung ya. Aku benar-benar ngga pandai menyembunyikan sesuatu. Maaf Mas..". Lirihku menatapnya menyesal, walaupun dalam hatiku sebenarnya masih ada beberapa hal yang mengganjal. Dan dia tersenyum lembut sembari mengusap puncak kepalaku penuh sayang.

"Aku juga minta maaf, kalau cerita tentang Vella ini banyak yang membuat kamu kecewa. Tapi aku dan Vella benar-benar tidak ada hubungan spesial selain sahabat. Kamu percaya kan sama aku?". Tanyanya dengan sorot mata penuh permohonan, dan aku mengangguk dengan senyum lembut yang sejak tadi sangat sulit aku munculkan.

"Iya Mas, yaudah sana. Sudah malam, besok kerja juga kan". Usirku dengan mendorong punggungnya untuk menuju ke mobil.

"Kamu langsung tidur ya, capek kan? Ngga usah mikir macam-macam". Pintanya sebelum membuka pintu dan memasuki mobil, dan aku hanya mengangguk pelan.

"Hati-hati Mas". Ucapku melambai ke arahnya.

"Sabtu kencan ya, aku jemput". Ucapnya dengan senyum sumringah dan alis yang di naik-naikkan. Dan aku terkekeh melihat dia genit seperti itu.

"Lihat besok ya, semoga tidak ada acara mendadak". Jawabku sebelum ia mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan kompleks perumahan ini. Setelah Mas Fakhri membelokkan mobilnya dan menghilang dari pandanganku, akhirnya aku memasuki pagar dan menguncinya pelan karena kepalaku sibuk memutar cerita Mas Fakhri tadi yang mengatakan :

Flashback ON

"Vella di USA selama mengandung, ia tinggal sendiri disana.  Dia tidak pernah cerita tentang keluarganya dan aku tidak mungkin menanyakannya. Bisa dibilang, aku menemani Vella selama masa kehamilannya. Bukan menemani yang bagaimana, aku hanya membantu memenuhi keinginannya selama hamil, mengantarnya cek kandungan setiap bulan, dan memastikan Vella dan bayinya baik-baik saja. Vella adalah pribadi yang mandiri, tidak pernah sekalipun aku mengeluarkan uang untuk membantunya. Dia bekerja disana dalam kondisi hamil, menjadi karyawan disalah satu toko bunga dan baru mulai cuti 2 minggu sebelum melahirkan". Jelas Mas Fakhri saat kami duduk di tangga musola kedai setelah menunaikan sholat magrib.

"Lalu saat melahirkan, kamu juga menemani dia Mas?". Tanyaku dengan harapan besar bahwa jawabannya adalah tidak, karena bagaimanapun aku ingin menjadi wanita pertama yang ditemaninya saat melahirkan. Tapi keinginanku luruh begitu saja saat Ia menjawab.

"Iya, aku menemaninya dan bahkan akulah yang menggendong bayinya untuk pertama kali". Jawabnya yang langsung membuatku menunduk dalam dengan mata yang tiba-tiba memanas. Wajar kan kalau aku sampai se cemburu ini dengam Vella? Ia bahkan sudah memberikan pengalaman luar biasa untuk Mas Fakhri.

"Dan kamu mengazani anaknya juga Mas?". Tanyaku dengan suara yang terdengar bergetar, tapi Mas Fakhri tetap tersenyum menatapku.

"Tidak, Vella bukan seorang muslim". Jawabnya yang justru membuatku semakin tidak karuan. Apakah Mas Fakhri menahan perasaannya karena Vella bukan seorang muslim? Lalu kenapa ia tidak berusaha membuat Vella menjadi mualaf dan kemudian hidup bersama?

Flashback OFF

Dan dengan berusaha menghilangkan percakapan tersebut dari benakku, akupun bergegas memasuki rumah dan langsung menuju kamar untuk membersihkan diri setelah berpamitan dengan Bapak dan Ibu yang masih menonton televisi.
Setelah mengganti pakaianku dengan stelan tidur, akupun merebahkan diri di kasur sambil membuka akun instagram yang paling hanya ku gunakan untuk melihat konten-konten tutorial memasak, make up, berita, maupun kajian islami.
Namun tiba-tiba satu ide terlintas dikepalaku, yang membuat aku langsung melakukan pencarian untuk akun instagram Mas Fakhri yang kemarin memfollow akunku. Akun Mas Fakhri memiliki 3452 pengikut, 154 yang diikuti, dan 62 postingan yang kebanyakan adalah foto selama masa kuliah dan foto bersama rekan kerja setelah melakukan kegiatan yang istimewa. Aku sudah melihat semua postingan di akun Mas Fakhri, dan sekarang tujuanku adalah mencari akun vella di daftar teman yang mengikutinya.

Dan ketemu, satu akun dengan nama 'vellaamozard', memiliki 7652 pengikut dengan 157 postingan. Bio yang dituliskan di akunnya adalah 'Single mom for my amazing daughter @velliamozard'. Jadi, Vella tidak menyembunyikan statusnya walaupun kolom komentar disemua postingannya tidak diaktifkan. Aku melihat beberapa postingan Vella yang kebanyakan berisi foto Velli yang sekarang sudah berusia sekitar 7 tahun. Ia sangat cantik, seperti Ibunya. Benar kata Mas Fakhri. Dan dari semua postingan yang sudah aku lihat, ada beberapa yang menarik perhatianku.

Postingan pertama adalah foto USG, dengan caption

'Terimakasih sudah menemani aku bertemu bayiku setiap bulannya selama 7 bulan ini. Terimakasih karena tidak membiarkan aku sendiri di masa sulitku sekarang. Aku dan Velli baik-baik saja sampai saat ini adalah berkat bantuanmu, kami tidak akan pernah melupakan kebaikanmu, Uncle Ari💕'. Setelah membacanya, bukan rasa cemburu yang sekarang menghantuiku, tapi aku tersenyum karena aku merasa tidak salah memilih Mas Fakhri, karena dia memang sangat baik.

Postingan kedua adalah foto seorang lelaki yang hanya terlihat dari samping, sedang menggendong bayi dengan seorang perawat yang tersenyum disampingnya. Kemudian aku membaca caption yang bahkan membuatku menitikkan air mata.

'Beberapa jam yang lalu adalah moment paling menakutkan dalam hidupku. Aku akan melahirkan seorang putri, tanpa satupun orang yang menemaniku. Tapi kamu datang Ri, setelah menjalani kuliah yang katamu sangat melelahkan, kamu datang dan menemani aku bertemu Velli. Kamu memberiku semangat dengan kata-kata yang membuatku tertawa padahal aku sedang kesakitan luar biasa. Kamu ingat apa katamu? "Kamu harus kuat Vel, ingat kan mau buat dia menyesal meninggalkan kalian berdua?". Ya, akhirnya aku berhasil melaluinya, berkat kamu yang mau duduk disamping aku selama lebih dari 5 jam. Tapi untungnya aku masih tau diri karena tidak mencakar kamu dan bahkan aku tidak memintamu memegang tanganku kan? Aku tau kamu tidak akan melakukan itu untukku, tapi terimakasih karena kamu mau setidaknya mengusap keringatku dengan tissue yang kamu minta dari perawat. Terimakasih karena telah menggendong Velli untuk pertama kali, terimakasih untuk semua kebaikanmu. Velli pasti menyayangimu kelak Uncle Ari🤗 '

Ya, setelah membacanya, aku menjadi paham bahwa ada batasan yang jelas antara Vella dan Mas Fakhri. Dan aku sangat bersyukur karena Mas Fakhri tidak menyembunyikan apapun padaku. Dan aku juga merasa bersalah karena sikapku yang pasti sangat menyebalkan seharian ini.

TBC
Yay akhirnya Mbak Nana udah ngga cemburu lagiii
Terimakasih sudah mampir ya
Jangan lupa vote nya
Ditunggu bab selanjutnya
Cinta dari, deean

Kuasa-MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang