Damian Lucero
Sudah 2 minggu sejak kejadian aku dan Elena pergi ke rumahnya.
Dan sekarang hubungan aku dan Elena sudah semakin membaik, dan itu bagus untuk ku.
Entah lah perasaan apa ini, aku juga tidak tahu, jika cinta aku belum memastikannya karena aku rasa mungkin ini hanya permainan, itulah diriku.
Aku selalu menyukai wanita di awal tapi setelah 3 minggu aku sudah tak akan tertarik pada mereka itulah aku.
Hari ini aku ingin menetapkan diriku dan pikiran ku di ruangan ku sendirian tanpa gangguan apapun, aku ingin diam tak ada yang mengganggu ku, namun tidak pikiran ku terus berkecamuk.
Elena! Elena! Elena dan Elena! Ya tuhan yang benar saja.
Aku segera mengambil kunci mobil ku di atas meja dan segera menaiki lift, rasanya aku ingin melompat saja ketika aku merasakan lift ini berjalan dengan lambat.
Dentingan lift membuat ku segera keluar dari lift itu dengan tak sabar.
"Damian!" Laura? Dia datang ke kantor untuk apa?
Dia mendekat ke arah ku yang baru saja keluar dari lift, wajahnya pucat dan ada kegetiran di matanya, namun aku tak bisa berpikir panjang yang ada di otaku hanya satu.
Elena! Elena ku.
"Laura aku sedang sibuk." Kata ku.
"Damian, ini penting aku ingin bicara." Balasnya, ia menatap ku seolah ingin membagi kepedihannya dengan ku tapi ini bukan saat nya, aku sedang memikirkan orang lain.
"Nanti saja, aku sedang sibuk saat ini." Bisik ku.
Laura tersenyum ia mengangguk mengerti dan aku melepaskan genggaman tangannya, dan segera pergi keluar dari gedung perusahaan ku.
Aku tak perduli apa yang akan di bicarakan oleh Laura, yang aku perdulikan sekarang hanya Elena.
Dengan menambah kecepatan laju mobil kini aku sudah sudah berada di pelataran mansion Lucero.
Aku tersenyum sebelum turun dari mobil.
Aku segera masuk ke dalam mansion, bungkukan para pelayan aku hiraukan, dan mata ku tak menangkap sosok Elena.
"Damian ini baru jam 5, kau sudah pulang." Ujar mommy membuat ku berbalik.
"Aku sudah membereskan pekerjaan ku. Di mana Elena?"
"Di di belakang bersama Leon." Jawab mommy.
Darah ku berdesir, amarah ku bergejolak, dan ini sudah keterlaluan dengan langkah panjang aku menghampiri Elena dan Leon yang sedang duduk berdua sambil tertawa di kursi taman.
Hebat seperti seorang kekasih saja!
Brugh!
Brugh!Aku memukul Leon dengan keras ku rasa dua pukulan ku bisa menyadarkan dirinya.
"Damian!" Teriak Elena dengan mata tajamnya.
"Kau... apa yang kau lakukan!" Teriaknya lagi, lalu membantu Leon berdiri.
"Lepaskan!" Kata ku sambil melirik tangan Elena yang sedang memegang tubuh Leon.
"Ku bilang lepaskan Elena! Dasar jalang rendahan" Teriak ku.
"Apa bedanya kau dan para jalang yang sering ku tiduri, malamnya bersama ku siangnya bersama lelaki lain." Teriak ku lagi.Plak satu tamparan mendarat di pipi ku.
Elena tertegun ia menatap ku matanya berair dan di situlah dia mulai menteskan air mata, astaga aku menyakitinya.
Aku tidak seharusnya berkata jika dia jalang, apa buktinya dia jalang dia... dia .... astaga Elena pergi dari hadapan ku.
Ketika aku akan mengejarnya, tarikan di tangan Leon membuat tubuhku kembali ke belakang dan di situlah aku menerima bogeman dari Leon.
"Apa yang ada di dalam pikiran mu, bajingan!" Bentak Leon. Sambil menarik kerah bajuku.
"Aku..."
"Dia tak pantas bersama mu." Desis nya lalu mendorong ku hingga tubuh ku terhuyung ke belakang.
Aku segera masuk kembali ke mansion, aku akan meminta maaf pada Elena namun niat ku aku urungkan ketika aku melihat Elena dan Leon sedang berpelukan di dalam kamar Elena.
"Jalang rendahan!" Bisik ku lalu terkekeh, dan pergi masuk ke kamar ku.
TBC
Ig ; story_dinans
Fb ; Dina NovitasariWkwkwk...
Bye bye..
MY LUST REMOVERS
Sudah di publish ulang..
TerimakasihSee you next Chapter guays...
Tasikmalaya
2 - Juli - 2018
Senin
Dina Novitasari
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Devil (TAMAT)☑️
Romance[Tersedia di google play ] | [Romanc Dewasa - 18+] ✓Star 21 juni 2018✓ ✓Finis 19 agustus 2018✓ [Ini cerita pertama aku] Pernikahan sangat di nantikan olehnya, namun itu tidak mungkin untuknya! Setiap lelaki yang akan di jodohkan dengannya pasti akan...