Chapter 30 || M R . D E V I L

111K 1.5K 83
                                    

Elena Smith

"Kakak kapan kau pulang!" teriakan Elina membuat ku membalikan tubuh ku. "Astaga kakak kau semakin cantik saja." Elina memeluk ku dan mencium pipi ku gemas.

"Di mana kak Damian?" tanya Elina.

"Tidak ikut, bahkan dia tidak tahu jika seminggu ini aku akan tinggal di rumah." Aku berdiri, betapa bodohnya aku tidak bisa menyembunyikan ke resahan ku.

"Kenapa? sepertinya kau resah sekali." Elina tampak sedang berpikir, lalu ia tersenyum geli ke arah ku. "Kau sepertinya tak mau berjauhan dengan kak Damian benar kan." Elina terus menggoda ku dengan godaan bodoh nya.

Selalu begini ketika dia baru pulang kerja, terus menggoda ku, biasanya dia menggoda soal tetangga sebelah, tapi sekarang karena aku sudah bertunangan dia menggoda ku soal Damian.

"Ku rasa kau benar benar sudah jatuh cinta dengan Damian!" teriak Elena.

"Bisa kau kecilkan suara mu." Aku meraih bantal dan melemparnya ke arah Elina, setidaknya aku sedang berusaha agar Elina tutup mulut.

"Tunggu aku harus memberi tahu Ayah dan Ibu, ku rasa mereka akan senang sekali." Aku mbuang nafas kasar, lalu tersenyum manis dengan kadar paksa padanya.

"Tutup mulut mu, anak kecil," Ejek ku.

"Kau menyebut ku anak kecil, baiklah dengan senang hati aku akan memberi tahu ibu dan ayah, bagaimana?" Kedua alis Elina terangkat dan aku segera melemparinya lagi dengan bantal.

Elina lari keluar dari kamar ku, aku meraih penjepit rambut lalu menggulung rambut ku dengan asal, dan aku segera turun dari lantai atas.

"Elena ayo kita makan." Ibu melirik ku sebentar ketika aku baru saja turun dari tangga, aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum ke arah ibuku. Ibu membereskan makanan di atas meja di bantu dengan Elvina si calon doktor kesayangan ayah.

"Kapan kakak fiting baju pernikahan kakak?" tanya Elina, dia melirik ku lalu kembali fokus dengan cemilannya.

"Aku tidak tahu, kata mommy Victoria yang akan mengurusnya." Elina hanya menganggukan kepalanya tanda ia mengerti.

Lalu kami semua terlarut dengan pembicaraan bagaimama aku hidup di mansion Lucero.

Bagaimana Damian bersikap pada ku, bagaimana hal manis yang pernah Damian lakukan padaku, dan aku hanya tersipu malu, membuat Elina berhasil mengejek ku, dan sisa nya semua tertawa.

Aku merindukan keluarga hangat ku seperti ini, aku pun tersenyum saat melihat semua keluarga ku tertawa.

Sampai sebuah ketukan pintu membuat kami menghentikan acara tertawa kami.

Aku tersenyum bahagia, apa itu Damian? Apa dia merindukan ku? Asataga bahagianya aku.

"Biar kakak saja." Aku menghentikan Elvina yang akan berdiri membukakan pintu.

Elina menatap ku, ia tersenyum geli, seraya berkata, "Aku yang akan membukanya." Elina berlari mendahului ku.

Dengan kesal aku berteriak, menyuruh Elina tidak membuka kan pintu, tapi terlambat Elina sudah membukanya.

"Elina!! kau...." kata kata ku hilang entah kemana setelah melihat seseorang yang datang.

TBC

Double up jangan?????
mumpung lagi baee nih.

Vote + commen napa diem diem bae, vote comen dong da mampuh.
_____________________
T a s i k m a l a y a
s e n i n
23 juli 2018
D i n a N V

Mr. Devil (TAMAT)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang