Damian Lucero
Rasanya tidak tenang sedikit pun ketika bangun pagi tak melihat wajah Elena yang cantik alami.
Pagi ini aku terbangun di apartemen Laura, rasanya aku ingin pulang untuk menemui Elena dan langsung memeluk kelasih ku itu dengan tangan ku, lalu aku mencium bibir merah menggodanya, dan itu sangat nikmat, tapi itu haya hayalan di pagi hari ini untuk ku.
Shit!
Jika saja Laura tidak sedang mengandung darah daging ku, aku tidak mau tidur dengannya.
Kemarin Laura memohon pada ku sambil menangis ia ingin aku temani, dan aku pun melakukannya.
Laura gadis yang baik, dan dia tak memiliki siapapun di sini, hanya aku yang dekat dengannya tidak ada siapa pun membuat ku merasa bersalah padanya.
Sebenarnya aku tak harus muak dengannya dia adalah wanita mandiri yang menghidupi dirinya sendiri di kota besar sebesar New York di mana pusat dunia berada.
Aku seharusnya bangga padanya.
Aku kembali menyesap teh yang tadi aku buat sendiri di dapur apartemen, Aku duduk di sofa kamar apartemen, mata ku masih mengamati Laura yang sedang tertidur di bawah selimut tebalnya.
Matanya terpejam tapi kini mata nya sudah mulai terbuka, dan bibirnya melengkung tersenyum ketika mata coklat nya menangkap sosok ku yang sedang duduk sambil menatap nya dengan setelan jas lengkap tanda aku sudah bersiap untuk pergi ke kantor.
Aku berdiri lalu melangkah ke arahnya, setelah berada di hadapannya aku duduk dan berbisik. "Morning." Lalu aku mencium rambutnya lembut.
"Morning, Damian," Balasnya lalu mencium bibir ku sekilas. "Kau sudah sarapan?" Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Baiklah aku akan membuat nya." Laura segera berdiri namun wajahnya terlihat pucat dan tangannya membungkam mulutnya, lalu ia segera berlari ke kamar mandi.
"Huekkk huekkkk." Aku segera berlari ketika mendengar Laura muntah.
"Laura, kau tak apa apa?" Laura berjongkok di depan kloset duduk sambil memegang perutnya dan aku dengan siap menyingkirkan rambutnya yang ikut masuk ke dalam kloset.
"Aku tidak apa apa, ini sudah biasa," katanya sambil tersenyum.
"Kau tak usah beraktivitas, aku akan mencari seorang pelayan untuk membatu mu, karena aku tak mungkin selalu ada bersama mu."
Laura hanya tersenyum, lalu mengangguk tanda ia setuju dengan rencana ku.
Aku lalu menggendong Laura ke kamar dan membaringkan tubuh lemas Laura ke atas tempat tidur.
"Baiklah, aku harus segera pergi ke kantor, 1 jam lagi seorang pelayan akan datanh membantu mu." aku mencium kening Laura seraya tersenyum padanya.
* * *
Aku memejamkan mata ku sambil mendongakan wajah ku ke atas.
Apa yang harus aku lakukan? meninggalkan Elena?
Tapi aku mencintainya!
Karena tidak mumgkim jika aku harus meninggalkan Laura, dia sedang mwngandung anak ku.
Aku akan menikahi Laura tapi Laura bilang, "Kau tak pantas untuk ku, hanya Elena yang pantas untuk mu, dengar jangan merasa bersalah pada ku, aku yang suka rela memberikan tubuh ku untuk mu, jadi ketika anak ini lahir jaga dia dan sayangi dia aku tidak mau dia seperti ku." Itu yang membuat ku semakin bersalah padanya.
Apa aku harus jujur saja pada Elena?
Tapi apakah Elena akan menerimanya?Ayolah siapa yang akan menerima anak dari wanita masalalu kekasihnya?
Aku akan menutupinya sampai anak ku tumbuh dewasa. Aku harus menjaganya.
TBC
siapa sih yang jahat sebenernya di sini?
aku bingung deh, katanya Laura mau jadi orang baik loh, lalu siapa yang jadi jahat????
Bingung saya.
wkwkwkSee you next chapter guys.
..
_____________________
T a s i k m a l a y a
M i n g g u
15 J u l i 2018
D i n a n o v i t a s a r i
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Devil (TAMAT)☑️
Romance[Tersedia di google play ] | [Romanc Dewasa - 18+] ✓Star 21 juni 2018✓ ✓Finis 19 agustus 2018✓ [Ini cerita pertama aku] Pernikahan sangat di nantikan olehnya, namun itu tidak mungkin untuknya! Setiap lelaki yang akan di jodohkan dengannya pasti akan...