"Semakin aku mencoba tuk tidak percaya, maka semakin sulit untuk rasanya jujur bahwa aku membutuhkan mereka"
***
yoohyeon POV:
Sudah beberapa hari berlalu sejak aku melakukan tindakan gila itu, bahkan Siyeon unnie tidak menyapaku setelah malam itu.
Baru kali ini aku melihat siyeon unnie seperti itu dan sepertinya aku salah menilainya selama ini. Aku terlalu banyak menggunakan ego-ku kepadanya.
Mendengar pernyataan yang selama ini ia hindari tentang keluarganya, pada malam itu telah terbuka. mataku terbuka lebar dan menyadari satu hal bahwa sebuah tawa yang tampak penuh kebahagiaan dan lepas itu dapat menyembunyikan segalanya.
pikirku, aku sudah keterlaluan waktu itu. Aku tak menyangka kalau aku telah membuatnya kembali membuka luka yang telah di lupakannya itu. Aku harus menemuinya dan meminta maaf, ya.. inilah yang harus aku lakukan, paling tidak sebelum aku pergi bukan ?
**
'ceklek'
"si-siyeon unnie? "-yoohyeon terkejut melihat siyeon di depan pintu kamarnya
"ah, hi~" -ucap siyeon canggung
"masuklah unnie" -yoohyeon
" tidak yun, aku kekamarmu hanya ingin meminta maaf karena telah menamparmu malam itu "-siyeon
"masuklah, kita bicarakan ini di dalam" -ucap yoohyeon sambil menarik siyeon kedalam kamar
"Kenapa kau minta maaf padaku ?" -yoohyeon
" ya, malam itu aku sudah keterlaluan padamu. aku tidak dapat mengontrol emosiku dengan baik, jadi maafkan aku. Aku memang bukan unnie mu yang baik "-siyeon
"akulah yang seharusnya minta maaf padamu, unnie. kau tahu? malam itu aku benar-benar seperti orang yang tak memiliki otak karena putus asa" -yoohyeon
"aku juga berterimakasih, karena kau telah menyadarkan ku. Siyeon unnie.." -yoohyeon tersenyum tipis ke arah siyeon dan memeluknya
"y-ya! yooh-" - siyeon
"jangan mengelak unnie, aku hanya ingin memelukmu kali ini." -ucap yoohyeon dan dibalas senyum dari siyeon
"unnie, hal apa yang membuat unnie tidak percaya pada keajaiban?"-tambah yoohyeon
"sesuatu yang telah terjadi dan telah di tetapkan. tidak ada yang namanya kejaiban, apalagi itu dalam urusan kehidupan yoohyeon-ah" -siyeon
"kematian?"-yoohyeon
"maksud kamu?"-siyeon
"kalo kematian itu telah ditulis, apa kita bisa meraih yang namanya keajaiban?"-yoohyeon
"kenapa kamu bahas tentang kematian?kau mengerikan"-siyeon
"aku hanya bertanya"-yoohyeon
"ah, yang namanya keajaiban itu sulit diraih. Apalagi kalo urusan kematian"-siyeon
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN MEMORIES [LOST]
Fanfic[COMPLETED STORY] "Tak usah menutupi sebuah kebenaran dengan kebahagiaan, karena itu hanya meninggalkan rasa sakit untuk orang yang akan di tinggalkan, kau akan menyukai hujan pada akhirnya . akuilah jika dirimu kalah dengan rasa bahagia yang sebena...