'Siapa yang pada akhirnya menyesal? Siapa yang pada akhirnya meninggalkan sebuah kenangan tanpa kehancuran dan luka? Tak ada satupun dari kita yang dapat melewati luka itu dengan tenang.
Inilah ketakutan ku yang pada akhirnya kembali menghantui hidupku dengan membawa ribuan duri '
***7 Januari XXXX (Tahun IV)
SiyeonPOV
6 Hari telah berlalu sejak kepergianmu. Namun tetap saja, rasa duka ini masih menyelimuti kami semua. Bagaimana mungkin kau bisa pergi secepat ini ?
Ku tatap mata teman-temanku yang sembab karena menangisimu, tak ada satupun diantara kami yang berhasil melewati tantangan itu. Kami benar-benar tak bisa melepasmu pergi tanpa air mata.
Hujan rupanya juga menangisi kepergianmu, bahkan awan dilangit terlihat sangat gelap seakan malam. Aku tak menyangka, kau tetap memintaku untuk tetap menyukai hujan meskipun kau telah menangis beberapa kali dibawahnya.
Ku duduk di taman sambil membiarkan diriku terguyur oleh air hujan.
Bukan, sepertinya kali ini aku bukan terguyur dengan air hujan. Aku terguyur oleh luka.
Sekarang 7 Januari Tahun ke- IV. Sesuai katamu, kau benar-benar menghilang dan pergi diantara kami semua tahun ini. Entah darimana kau mendapatkan firasat seperti itu.
Bisakah aku meminta Tuhan untuk memutar waktu kembali? aku bahkan belum sempat mengucapkan salam perpisahan padamu, aku hanya mematung tak percaya sambil memegang ragamu yang telah tak bernyawa di waktu itu.
Bisakah aku jujur pada waktu dan dirimu? Aku tak ingin kita berpisah dengan sebuah perjanjian dan tantangan seperti ini.
Kau mengatakan padaku untuk tidak menyesali semuanya, Kau juga mengatakan padaku untuk tidak terluka. Tapi kau? Kau benar-benar membuatku menyesal dan terluka karena kepergianmu
Bisakah aku 'Egois' pada waktu dan Tuhan? aku tak ingin waktu itu berlalu dengan cepat seperti sekarang, aku tak ingin Tuhan membuat kau pergi tanpa permisi. Cukup banyak aku kehilangan selama ini dan aku tak ingin kehilangan lagi.
Hujan benar-benar mengguyur seluruh tubuhku seharian, aku bahkan tak peduli dengan suara gemuruh yang menyelimuti langit sedari tadi. Aku hanya memikirkan waktu yang benar-benar egois ini.
Ah aku menyadari tanggal ini, ini tanggal ulang tahunmu kan ? Lalu kenapa kau malah pergi? Apa kau tak ingin kami menyiapkan kue tart, lilin dan menyanyikan lagu ulang tahun untuk mu ?
Kau selalu merengek untuk dirayakan oleh kami, Tapi kenapa kini kau hanya terdiam dan tak minta apapun lagi? Apa kau tak ingin merengek pada kami kembali?
Pikiranku berkecamuk, bahkan jika aku semakin memikirkan semuanya.. Aku semakin hancur.
Inilah yang tak aku inginkan...
Pada akhirnya, aku kembali sendiri ditengah hujan. Pada akhirnya juga, kau akan menertawakanku diatas sana karena menangisimuKu baca ulang semua surat itu dengan mereka, kau tahu? Surat yang kau tulis ini benar-benar perih untuk kami.
Kau mengatakan semua kenangan yang pernah kita lakukan bersama, kau bercerita soal hadiah ulang tahun mu , sampai akhirnya kau bercerita tentang gejala penyakitmu yang tak akan pernah kami ketahui sebelumnya.
Rupanya kau benar-benar menyiapkan semua ini dengan matang, Ya.. kau benar-benar menyiapkan sebuah kenangan untuk kami ingat hingga nanti . Begitu juga luka ini
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN MEMORIES [LOST]
Fanfic[COMPLETED STORY] "Tak usah menutupi sebuah kebenaran dengan kebahagiaan, karena itu hanya meninggalkan rasa sakit untuk orang yang akan di tinggalkan, kau akan menyukai hujan pada akhirnya . akuilah jika dirimu kalah dengan rasa bahagia yang sebena...