Kerajaan Cahaya adalah kerajaan yang paling disegani oleh seluruh kerajaan yang ada di sekitarnya. Mereka menyebutnya Kerajaan Utama, atau kerajaan di atas kerajaan yang lain. Bisa melihat bentuk istananya saja, orang itu sudah bisa dikatakan sangat beruntung.
Jika diilustrasikan sebagai persegi panjang, letak Kerajaan Cahaya adalah di titik potong diagonalnya, sehingga jarak antar seluruh kerajaan dan Kerajaan Cahaya tidaklah terlalu jauh.
Kerajaan Cahaya penuh dengan misteri. Ada tembok besar yang mengelilingi Kerajaan Cahaya dan penjagaan yang ketat dari setiap sudut ke sudut tembok. Mereka yang terpilih adalah mereka yang beruntung karena bisa terlahir untuk melayani keluarga kerajaan.
Sampai sekarang, Ryena belum pernah melihat pemimpin yang memimpin di Kerajaan Cahaya. Selama tiga belas tahun dia hidup di dunia ini, dia hanya selalu menghabiskan waktunya untuk bermain di luar tembok bersama anak-anak seumurannya.
Desa tempat Ryena tinggal adalah desa yang paling dekat dengan Kerajaan Cahaya. Desa itu juga termasuk desa yang maju dan menjadi destinasi bagi perantau. Mereka adalah orang-orang yang datang dengan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi--walaupun sebenarnya nantinya mereka akan berakhir menjadi rakyat biasa di desa ini.
"Ibumu masih sakit?" tanya Riuka sembari membantu Ryena mengangkut rumput kering.
Ryena mengikat jerami sambil menghela napas panjang, "Masih."
"Sudah mencari Tabib Zuan? Dia pasti bersedia membantu."
"Sudah, tapi kata istrinya Tabib Zuan diundang di Kerajaan Cahaya," balas Ryena sambil memutar bola matanya kesal, apalagi saat dia mengingat perlakukan Nenek Zuan. Ingin sekali rasanya Ryena mengutuknya agar dia tidak bisa tidur selama tiga malam.
"Kau kesal sekali kelihatannya," kikik Riuka sambil menepuk-nepuk pundak Ryena sekerasnya. "Eh, tunggu. Tabib Zuan diundang oleh Kerajaan Cahaya? Wah! Bukankah itu artinya Raja Zeolard akan menobatkannya menjadi tabib istana? Kalau dia kembali nanti, aku akan mengucapkan selamat untuknya."
"Sepertinya tidak bisa, karena jika Tabib Zuan kembali, rumahnya akan dipenuhi oleh orang-orang yang juga ingin mengucapkan selamat," gerutu Ryena. "Aku yakin, istrinya yang suka pamer itu pasti mengumbarkannya kepada seisi desa. Dan kalau dia sanggup, pasti dia akan mengumbarkannya kepada seisi dunia."
Riuka berkacak pinggang, "Tapi rasanya wajar saja dia senang. Memangnya siapa yang tidak senang punya kesempatan untuk melihat Kerajaan Cahaya dan bertemu dengan Raja Zeolard?"
"Kan suaminya yang melihat Istana Cahaya, bukan dia," timpal Ryena kesal.
Ditatapnya tembok tinggi yang membatasi dunianya dengan bagian dalam istana misterius itu. Kerajaan Cahaya tidaklah seterang namanya, kerajaan itu juga berdiri sendiri tanpa pernah melibatkan kerajaan sekecil apapun.
Akan ada masanya kerajaan itu akan merekrut budak sebanyak-banyaknya untuk proses pembangunan istana musim--ini yang sejak Ryena kecil didengarnya. Dulu, mereka merekrut banyak sekali orang-orang dan mereka tidak pernah tampak lagi sejak itu. Kerajaan itu terlalu sibuk sampai lupa memikirkan rakyatnya. Nama Cahaya jelas tidak pantas untuk kerajaan yang tidak adil ini.
Cahaya adalah sesuatu yang adil, mereka menerangi kegelapan semampunya.
Kerajaan ini? Tidak perlu mencari sampai desa terpencil di ujung sana, desa yang sudah tampak tepat setelah mereka membuka gerbang saja, mereka tidak pernah melihatnya. Cahayanya terlalu kelam untuk menerangi hal di sisinya
Ryena berdengus sembari memalingkan wajahnya dari tembok itu.
"Aku tidak akan mau masuk ke istana itu, meskipun jika Raja Zeolard yang mengundangku masuk," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Ryena hanya seorang gadis desa yang namanya tiba-tiba dikenal seantero negeri karena kekuatannya untuk menyembuhkan penyakit apapun. Suatu hari, Ryena dan keluarganya diundang di Kerajaan Cahaya untuk menyembuhkan penyaki...