Ryena lenyap dari masa itu, beberapa saat setelah dia menyerahkan seluruh kekuatannya untuk dirinya sendiri.
Entahlah akan berada di mana dirinya berakhir, nantinya. Dia hanya mampu berpikir betapa lucunya dia karena masih mampu memikirkan itu saat ini.
Apakah dia akan berakhir berada di Nirvana bersama Dewa-Dewi lainnya? Ryena tidak yakin bahwa dia layak berada di sana, walau sebesar apapun dia berkorban untuk negeri ini.
Tetapi jauh dalam hatinya, Ryena yang pasrah akan segalanya memang memiliki setitik harapan untuk itu.
Ryena ingin tetap hidup dan kali ini sebagai manusia biasa pada umumnya.
"Ryena!"
Suara Ibunya memanggilnya untuk tersadar dari lelapnya.
Saat membuka matanya, Ryena mendapati langit-langit rumahnya. Dia berada di atas tempat tidur lamanya, tempat tidur yang memang tidak empuk, tetapi memang familier dengannya. Saat mencoba bangun dalam posisi duduk, dia juga merasa bahwa tubuhnya terasa agak sakit, tidak sesegar sebelumnya.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya ibunya yang tidak segera dijawab oleh gadis itu.
Ryena lebih tertarik untuk memeriksa seisi rumahnya yang sepertinya memang tidak memiliki perubahan yang berarti.
Apa yang telah terjadi?
"Ryena...?"
Ibunya tetap memanggil walau Ryena beranjak dari tidurnya dan berjalan ke arah pintu.
Bagian luar juga, tampak normal.
Apa yang sebenarnya telah terjadi...?
Di saat bersamaan, Ryena juga merasa bahwa kepalanya terasa lebih ringan. Dia menyentuh kepalanya, sebelum akhirnya menyadari bahwa rambutnya telah kembali menjadi pendek.
Apakah semua itu hanya mimpi?
"Kau kenapa?" tanya ibunya sembari menghampiri Ryena.
"Ayah mana?" tanya Ryena.
Ibunya mengajak Ryena untuk masuk kembali dalam gubuk mungil mereka, lalu menuntun Ryena untuk kembali duduk di tempat duduknya.
"Ayahmu sedang di alun-alun desa, berkumpul bersama yang lain."
Ryena menatap ke arah lampu minyak mereka yang padam, lalu menjawab, "Oh. Ada perayaan apa, memangnya?"
Mungkin itu memang hanya mimpi panjang....
"Kau lupa apa yang terjadi?"
"Apanya? Memangnya ada apa?" Ryena bertanya balik.
Ibunya menghela napas, lalu beranjak ke arah lemari usang tempat mereka menyimpan selimut mereka. Beberapa saat kemudian, ibunya kembali menghampirinya, lalu menyerahkan gulungan kertas yang diikat oleh pita emas.
Jantung Ryena langsung berdebar kencang. Hal ini karena Ryena langsung menyadari bahwa semua yang terjadi bukanlah mimpi belaka.
Apa ini?
Apakah dia ke masa saat Kerajaan Cahaya baru mengundangnya ke istana?
"Kau membawa ini, saat kami menemukanmu di depan rumah kita," ucap ibunya, seolah membaca pikiran Ryena. "Ibu tidak bisa membaca, tapi Ibu yakin kalau Ibu membaca tulisan 'Shin' di sana."
"Nona Shin ..." Suara Pangeran Zephran tiba-tiba melintas begitu saja di telinganya.
"Ah, iya ... ini pemberian pangeran."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Ryena hanya seorang gadis desa yang namanya tiba-tiba dikenal seantero negeri karena kekuatannya untuk menyembuhkan penyakit apapun. Suatu hari, Ryena dan keluarganya diundang di Kerajaan Cahaya untuk menyembuhkan penyaki...