"Aku akan membantumu."
Hal pertama yang Ryena lakukan adalah memeriksa apakah wanita itu menggunakan tali pengaman untuk tetap terbang dalam keadaan seanggun itu. Ryena tentu saja tidak mau repot-repot merasa terkagum lebih dulu sebelum mengetahui apakah hal yang dilihatnya memang asli atau hanya ulah manusia iseng dari atas sana, tetapi apapun itu, Ryena agak lega karena ada yang menemukannya.
Hanya sampai di sana pemikirannya, sebelum akhirnya Ryena tersadar bahwa apa yang ada di depannya bukanlah ilusi, bukan pula hal yang dibuat oleh manusia.
"Siapa Anda?" tanya Ryena lebih dulu.
Tak ingin menunjukkan rasa ketakutan yang menjalar di hatinya, Ryena menatap mata wanita terbang itu dalam-dalam. Dia tak bersayap—jelas bukan siluman unggas. Wanita itu hanya terbang di depannya, menatap tepat di matanya.
"Kau tidak perlu tahu. Yang jelas, aku datang ke sini untuk menolongmu," jawab wanita itu, mengabaikan pertanyaan Ryena.
Wanita itu hanya menggerakkan tangannya ke arah Ryena dan tiba-tiba saja tubuh Ryena menjadi seringan bulu. Dia terbang pelan-pelan hingga akhirnya kakinya menapak di atas tanah yang ada di atas sana.
"Wow!" Ryena berseru dengan kagum. "Apakah Anda adalah dewi yang turun untuk mengawasi desa kami?"
Wanita itu masih melayang, terlihat tidak berminat sedikit pun untuk menjawab pertanyaan dari Ryena, tetapi pada akhirnya dia menjawab juga.
"Anak kecil yang hanya mengeluh setiap saat tentang Dewi Penyembuh yang tidur, tidak perlu tahu apapun," jawabnya agak tidak senang.
Ryena langsung menyimpulkan bahwa wanita di depannya adalah Dewi Penyembuh yang terbangun dan mendengarkan ucapannya. Sedikit merasa bersalah, akhirnya Ryena langsung duduk dalam posisi berlutut.
"Dewi Penyembuh, maafkan saya yang tidak tahu diri ini. Saya tahu kalau Dewi Penyembuh sibuk ...."
Wanita itu menatapnya dengan tatapan dingin, memperhatikannya yang tengah bersipuh di depan dirinya yang tengah melayang.
Wanita itu pun mendarat, menginjakkan kakinya yang bersih dan penuh dengan gelang kaki emas yang berhiaskan berlian. Didekatinya Ryena yang masih bersujud, meletakan keningnya di atas tanah. Untuk ukuran rakyat biasa, hal ini sebenarnya terkesan biasa saja, tetapi untuk Ryena yang sejak dulu tidak ingin menyembah raja dan golongan di atasnya, sesuatu seperti ini mungkin bukan hal yang biasa.
"Apa yang kau inginkan?" tanya wanita itu sembari menaikkan kepala Ryena.
"Saya ingin Dewi Penyembuh datang ke rumah saya untuk menyembuhkan—maksud saya, bisakah Anda tetap di sini? Saya akan datang lagi untuk membawa Ibu saya kemari," lirih Ryena saat mengingat bahwa membawa seorang dewi ke rumahnya yang bahkan tak pantas disebut rumah itu adalah hal yang salah.
"Aku tidak punya banyak waktu," ucap wanita itu.
Ryena menunduk, menyayangkan kesempatannya yang hanya datang sekali saja. Semuanya akan sirna. Harapannya untuk menyembuhkan ibunya dan juga keinginannya untuk mempelajari semua hal yang terkait dengan obat-obatan yang lebih ampuh.
"Aku akan memberikanmu kekuatanku," ucap Dewi Penyembuh itu, membuat Ryena menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. "Aku akan memberikanmu kekuatan penyembuh dan empat kekuatan pendukung lain."
"M-maksudnya?"
"Kau akan memiliki lima kekuatan. Untuk kekuatan penyembuh, kau bisa menggunakannya berapa kalipun, sesuka hatimu," terang Dewi Penyembuh. "Lalu, sisanya, kau hanya bisa menggunakannya selama tiga kali."
"Tunggu, saya benar-benar tidak mengerti," ucap Ryena dengan suara pelan.
"Kau akan mengerti, nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Ryena hanya seorang gadis desa yang namanya tiba-tiba dikenal seantero negeri karena kekuatannya untuk menyembuhkan penyakit apapun. Suatu hari, Ryena dan keluarganya diundang di Kerajaan Cahaya untuk menyembuhkan penyaki...