Ryena Shin telah kembali ke Kerajaan Cahaya, saat ini berjalan di samping Pangeran Zephran. Jarak meraka beberapa belas jengkal karena pangeran tidak begitu bernyali untuk berjalan di dekatnya.
Pandangan gadis itu fokus pada langkahnya, ia menunduk. Matanya menyiratkan sesuatu yang keras, hal yang tidak bisa Pangeran Zephran jelaskan dengan kata-kata.
Bagaimana kalau Ryena pergi lagi setelah dia terlalu jujur mengekspresikan apa yang dirasakannya terhadap gadis itu? Bagaimana jika Ryena membencinya? Bagaimana jika Ryena--
Semua pemikiran Pangeran Zephran terhenti tiba-tiba saat dia merasakan seseorang menatapnya. Dari arah Ryena. Tetapi, Pangeran Zephran tidak ingin terlalu cepat berharap. Lagipula Ryena tidak suka dengan perasaannya, Pangeran Zephran tidak boleh membuat Ryena menjauhinya.
Akan tetapi, melihat Ryena berjalan sendirian seperti itu membuatnya tidak nyaman. Dia tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Nona Shin," panggil Pangeran Zephran, membuat Ryena menoleh. "Bagaimana kabarmu?"
Ryena menatapnya diam, tetapi bagi pangeran, itu adalah sesuatu yang mengerikan dan tak dapat diduganya. Dia tidak bisa membacanya. Namun Pangeran Zephran tidak yakin, satu pertanyaan mengenai kabar bisa membuat Ryena menjauh. Dirinya hanya mencoba untuk ramah terhadap gadis itu, kepada tamunya, kepada Ryena.
"Kenapa?" tanya Ryena balik. Itu jelas bukan jawaban yang bagus.
"Aku hanya ingin tahu," balas Pangeran Zephran cepat-cepat.
Ryena memalingkan wajahnya dari Pangeran Zephran. Pangeran menghela napasnya diam-diam, memikirkan apa sesungguhnya yang salah dari pertanyaannya barusan dan mencoba menganalisis mulai dari nada bicaranya, volume suaranya sampai dengan memprediksikan bagaimana matanya menatap ke arah Ryena tadi.
"Uhm, ayahku menunggu di sana," sahut Pangeran Zephran sambil menunjuk keberadaan sebuah pintu. "Aku akan memanggil Fercie untuk menemanimu."
Tanpa bisa Pangeran Zephran tebak, Ryena menahan jubahnya saat Pangeran Zephran hendak pergi mencari Fercie. Rasanya, jubahnya seperti mempunyai saraf sendiri, karena Pangeran Zephran bisa merasakannya.
"K-kenapa?" tanyanya sambil melirik ke luar jendela.
Apakah akan ada badai besar atau air bandang yang datang tiba-tiba? Karena ini mengejutkan sekali.
"Saya ingin mendiskusikan sesuatu dengan pangeran, nanti," bisik Ryena dengan suara kecil. "Boleh?"
Pangeran Zephran mengerjap panik, lalu berdeham pelan mencoba menenangkan dirinya, "Mendiskusikan apa?"
Sebenarnya sang pangeran tidak sedang mencoba membalaskan dendam kepada Ryena yang biasanya selalu bertanya balik apabila dia bertanya. Dia hanya sedang gugup dan mencoba untuk tidak mengekspresikannya, walau sebenarnya Ryena sudah langsung tahu bahwa Pangeran Zephran saat ini sedang gugup setengah mati.
Mudah sekali bagi gadis itu untuk membacanya.
"Pokoknya penting dan sangat rahasia," jawab Ryena sembari melepaskan pegangannya pada jubah pangeran dan bersiap-siap mendorong pintu. "Saya akan menunggu di tempat duduk taman, nanti malam."
Pangeran Zephran lebih dulu membuka pintu itu sebelum Ryena melakukannya--mempersilakannya masuk, "Baiklah."
Di balik pintu itu, sang raja telah duduk menunggu kedatangan Ryena untuk meminta penjelasan yang akan Ryena sampaikan.
Dan Pangeran Zephran, selain harus menebak apa yang akan disampaikan oleh Ryena juga harus bertanya-tanya mengapa gadis itu semakin manis saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Ryena hanya seorang gadis desa yang namanya tiba-tiba dikenal seantero negeri karena kekuatannya untuk menyembuhkan penyakit apapun. Suatu hari, Ryena dan keluarganya diundang di Kerajaan Cahaya untuk menyembuhkan penyaki...