Ryena tidak menyangka bahwa dia benar-benar berada di sini saat ini, di depan gerbang istana Kerajaan Cahaya yang selalu menjadi lambang dari kejahatan besar. Kerajaan paling besar di negri ini dan juga pusat dari segala pusat kerajaan yang pernah ada.
Prajurit berpakaian besi mengkilap berbaris dan tak bergerak sedikitpun, membuat Ryena sempat berpikir bahwa itu hanyalah kostum pajangan belaka untuk menakuti. Tetapi, saat satu pintu besar terbuka dan mereka semua secara serampak mengubah posisi mereka ke arah pintu itu, Ryena tahu bahwa semua ini adalah kenyataannya.
Dia benar-benar berada di gerbang istana yang paling tidak ingin dimasukinya.
Belum sempat memikirkan apapun, tiba-tiba saja semua prajurit dan pengawal menjatuhkan lututnya di atas tanah, lalu menyembah seseorang yang bahkan belum tampak di matanya.
"Semoga Yang Mulia Raja hidup 1000 tahun lagi!" ucap mereka dengan kompak, yang membuat Ibu Ryena langsung menarik tangan putrinya untuk ikut dalam posisi bersujud.
"Ryena, ingat kata-kata Ibu di rumah, tadi," bisik Ibunya sembari menunduk.
Ryena tidak lupa, tapi Ryena juga tidak ingin melakukan hal konyol seperti itu. Ibunya memintanya untuk patuh kepada Raja Zeolard dan melakukan hal-hal yang dapat membuat Raja Zeolard merasa senang dengan kedatangan Ryena.
Sejak wafatnya Sang Ratu karena melahirkan putra mahkota, Raja Zeolard tidak pernah lagi mengangkat siapapun untuk menjadi ratu. Dan daripada itu, menurut kabarnya Raja Zeolard lebih memilih untuk menambah pasukan selirnya.
Hal ini dibuktikan dari keinginan absurd raja untuk memilih seorang wanita dewasa setiap tahun, tepatnya di hari yang sama dengan ulang tahun pangeran—dan juga ulang tahun Ryena. Mereka menyebut wanita yang terpilih itu sebagai calon persembahan. Banyak yang percaya bahwa calon persembahan ini akan dijadikan selir oleh sang raja.
Keluarga yang memiliki ikatan dengan sang persembahan akan mendapatkan jaminan kehidupan yang layak hingga tiga keturunan.
Belum habis lagi pikiran Ryena, sudah dilihatnya sosok sang raja dengan pakaian yang sangat mewah dan mencolok, juga kharisma dan wibawanya yang membuat Ryena kembali menunduk dalam posisi sujudnya.
Raja Zeolard jelas mirip dengan raja yang setiap tahunnya melewati lautan kerumunan warga-warga dengan barisan kereta kudanya.
"Apakah kau yang bernama Ryena itu?" tanya raja langsung pada intinya, bahkan sebelum Ryena mengangkat kepalanya untuk bertukar pandang walau sejenak.
"I-iya," balas Ryena agak kikuk.
"Berdirilah."
Ryena berdiri. Hanya dia yang berdiri bersama raja saat ini. Ibu, ayahnya dan juga semua prajurit yang mengepungi mereka juga masih dalam posisi yang sama, tanpa ada nyali sedikitpun untuk memeriksa keadaan.
"Apakah benar kau mendapat pemberkatan dari Sang Dewi Penyembuh?" tanya raja kepadanya.
"Benar, Yang Mulia," jawab Ryena tetap menunduk.
"Apakah benar kau bisa menyembuhkan penyakit apapun?"
Ryena tidak terlalu yakin, tetapi nada intimidasi dari Raja Zeolard membuatnya mengangguk walaupun enggan. "Iya, Yang Mulia."
"Kalau begitu, apa kau bisa menyembuhkan penyakit pangeran?"
Ini adalah hal yang sesungguhnya dipertanyakan oleh Ryena maupun semua orang yang ada di desa. Bukankah Tabib Zuan telah dinobatkan menjadi tabib istana? Lalu mengapa pangeran tidak kunjung sembuh?
Tapi Ryena akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa mereka yang berada di atas golongan menengah adalah tipe yang menyusahkan. Dia tentu saja ingat bahwa dia harus bersentuhan dengan para bangsawan kemarin karena mereka menginginkan kesehatan di atas taraf kesehatan biasa. Mereka ingin semuanya di luar batas, mereka menginginkan sesuatu yang tidak biasa mereka dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]
Fantasy[Fantasy & (Minor)Romance] Ryena hanya seorang gadis desa yang namanya tiba-tiba dikenal seantero negeri karena kekuatannya untuk menyembuhkan penyakit apapun. Suatu hari, Ryena dan keluarganya diundang di Kerajaan Cahaya untuk menyembuhkan penyaki...