"Tam?" aku yang masih mengunyah roti hanya bisa menaikkan alis.
"Pulang ga gue jemput ya?" aku hanya mengangguk sebagai balasan.
"Lo jangan malu-maluin gue di kantor itu. Atasan lo tuh Adrian temen gue jadi lo behave dikit."
"Iya sayang." ucapku yang langsung dibalas sentilan oleh kakak ku, Bryan.
"Ga sekolah lo?" tanyaku ketika adik laki-laki ku yang sudah tingkat akhir itu datang ke ruang makan tanpa seragam.
"Class meet doang say hari ini," Harris menghampiriku lalu mengecup pipi sebelah kiriku.
"Harris! Jijik banget sih!" omelku.
"Elah biasanya juga lo suka cium cium gue."
"Anterin gue ke sekolah ya?" Bryan menatap Harris.
"Lo siapa?" ujar Bryan.
"Gue kasih tau mama nih?" ancam Harris yang langsung membuat Bryan kalah.
Harris melihat Bryan berciuman dengan wanita di club lebih tepatnya salah satu teman kelas Harris yang memang suka keluar masuk club sedang berfoto dan dibelakangnya ada Bryan yang sedang berciuman dengan wanita yang bahkan Bryan tidak tahu namanya.
"Belajar yang bener!" teriakku lalu menaikan kaca mobil.
"Pulang minta Darius jemput aja Tam," ujar Bryan.
"Dia kan magang juga nanti bisa naik kereta atau bus. Kalau lagi males bisa naik gojek." ujarku.
"Jangan aneh-aneh ya," Bryan mengusak kepalaku sebelum aku turun dari mobil.
Ya seperti pekerja baru pada umumnya. Aku dikenali kepada banyak orang terutama yang satu ruangan denganku.
"John, ajarin yang bener ya." aku hanya tersenyum kikuk kepada mas John yang akan membimbingku selama magang disini.
Ia lebih tua satu atau dua tahun dariku. Dulu ia magang disini dan setelah lulus langsung bekerja disini. Kinerjanya yang bagus membuat perusahaan tertarik untuk menjadikannya pegawai tetap.
Semoga aku juga nantinya.
"Kerjanya enjoy aja gausah dibikin beban. Kalau ada pertanyaan langsung tanya gue aja gausah malu."
"Iya mas nanti kalau ada yang ga paham langsung nanya." ujarku.
"Gue balik ke meja kalau gitu ya?" aku mengangguk.
"Makasih banget ya mas,"
Saat jam makan siang aku diajak mas John untuk ikut dengan lainnya makan siang di luar. Kebetulan tanggal muda katanya.
"Lo berdua cocok kalau gue lihat-lihat." ujar bang Mail yang langsung membuat lainnya menyoraki gue.
"Heh anak baru udah lo ledekin aja sih!" protes mas John.
"Aduh protektif banget si John- aku kan juga mau!" ujar ci Meilan yang membuat semua tertawa.
Aku cukup senang saat diterima magang di sini apa lagi banyak anak muda jadi tidak terlalu kaku.
"Udah punya pacar Tam?" tanya ci Meilan.
"Kebetulan udah ci," jawabku sambil tersenyum malu.
Aku jadi kangen Darius.
"Yah John! Sakit hati lah kau!" ujar bang Mail.
"Sudah ditinggal mantan kawin eh anak baru juga sudah punya kekasih!" aku ikut tertawa karena ucapan bang Mail dengan logat khas orang batak.