5

7.1K 1.5K 140
                                    

"Dar, kamu kalau pake celemek cocok banget deh. Aku makin jatuh cinta." gombalku yang tidak ditanggapi sama sekali oleh manusia satu ini.

"Kamu serius gamau aku anterin ke bandara senin besok?" tanyaku lalu berdiri di sampingnya.

"Geser- jangan deket-deket." ia menyikut lenganku. Menyuruh ku untuk menjauh.

"Jawab pertanyaan aku dulu baru aku minggir."

"Aku ga jawab sampe kamu minggir." Aku kalah.

Aku menyingkir tapi Darius juga tidak memberi respon juga.

"Jawab Darius!"

"Flight aku pagi. Lagian juga dijemput sama supir kantor." jawabnya.

"Oh yaudah yang penting kabarin." aku meninggalkan Darius sendirian di dapur. Aku memilih untuk memakan singkong goreng yang tadi kami beli di pinggir jalan daripada harus di dapur menanyakan ini itu kepada Darius.

Iya, aku sedang dalam mode kesal terlebih aku sedang datang bulan.

"Udah mateng," ucap Darius yang tidak aku gubris sama sekali.

"Pastanya udah mateng nanti keburu dingin." ujarnya lagi lalu berjalan ke arahku.

"Aku makan duluan ya?" tanyanya yang aku jawab dengan anggukkan.

"Yaudah, aku makan!" aku melirik ke arah meja makan ketika mendengar suara kursi yang ditarik.

Darius bukan tipe yang akan membujuk pasangannya agar ia mau makan. Darius merasa hal tersebut sangat tidak penting dan terlalu drama. Katanya "Mau makan ya silahkan kalau engga ya udah terserah."

Aku melirik lagi ke arah Darius yang sedang melahap pasta buatannya dengan semangat. Aku jadi lapar.

"Kirain ga mau makan," sindirnya ketika aku menarik kursi di hadapannya.

"Besok temenin potong rambut ya?" aku berhenti mengunyah pasta dan menatap Darius yang masih sibuk mengunyah pastanya.

"Pulang gereja. Mau ga?" tanyanya.

"Kalau aku bilang gamau?"

"Yaudah tinggal potong rambut sendiri susah banget."

Aku memutuskan untuk menyetel lagu di handphoneku yang sudah terkoneksi dengan speaker bluetooth yang ada di ruang tengah rumah Darius.

Alunan musik dan nyanyian Maliq and d'Essentials mengalun indah.

"Berjuta rasa-rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata," aku bernyanyi yang malah mendapat tatapan tajam dari Darius jadi aku memutuskan untuk tidak melanjutkan nyanyian.

"Kenapa berhenti?" aku hampir tersedak ketika Darius bertanya seperti itu.

"Kamu-"

"Nyanyi aja lagi pengen denger." aku tersipu malu mendengar ucapan Darius. Dengan pede dan semangat aku menyanyikan lagi mereka dengan judul Pilihanku itu dengan semangat.

Sesekali aku melirik ke arah Darius yang tersenyum kecil.

Hey, Darius itu memang galak tapi ia manis sekali asal kalian tau.

Selesai makan aku menawarkan diri untuk mencuci piring. Aku masih tau diri karena Darius sudah masak pasta dengan susah payah. Walau bumbunya instan.

"Kamu gemukan ya?" tanyanya yang ternyata berada di sebelahku.

"Iya kan aku udah bilang naik 2 kilo sejak kerja. Ditawarin cemilan terus sama mas John." aku jadi sedih ketika mengukur berat badan kemarin menjadi 58 kilo.

Heart Shaker -DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang