part 1

4.7K 246 4
                                    

DIHYAN NOHAN
Matahari yang Bahagia

Di kejauhan terlihat sebuah rombongan memasuki hutan sabana dari wilayah kerajaan Dihyan. Rombongan tersebut membawa satu tandu berlambangkan Bunga Bakung, dengan dikawal delapan prajurit yang empat di antaranya membawa tandu, lalu satu orang dayang mengikuti dari samping tandu.

Sabana yang luas dengan pepohonan yang kebanyakan berada di sisi sungai, membuat rombongan tersebut merasa panas yang menyengat dan memutuskan untuk berhenti dibawah salah satu pohon di pinggiran sungai. Seketika hawa sejuk menghampiri mereka dan membuat perjalan lelah yang mereka rasakan sedikit berkurang.

"Sebentar lagi tempat tujuan kita sampai, tapi ada baiknya kita istirahat dahulu untuk memulihkan tenaga." Jelas seorang gadis yang keluar dari tandu, perlahan ia berjalan menuju aliran sungai yang berjarak lima meter dari tandu yang ia naiki. Pakaiannya yang cerah berwarna merah jambu membalut tubuhnya, menandakan ia golongan dari Bangsawan. Parasnya yang cantik dan tutur katanya yang halus membuat siapa saja yang melihatnaya merasakan kedamaian. Namanya Lee Taeyong seorang Putri dari Kerajaan Nohan.

"Tuan Putri pakaian anda akan basah biar hamba saja yang mengambil air untuk anda." Pinta dayang pribadi sang Putri.

"Tak apa hanya basah sedikit, nanti akan mengering sendiri." Balas sang Putri sembari tersenyum menenagkan pada dayangnya. Ia bukan Putri yang manja lagi pula dayang tersebut adalah teman dekatnya sendiri. Ia tidak ingin merepotkan hanya untuk hal yang sepele.

~~~

Saat matahari bergulir tiga puluh derajat ke arah barat mereka meneruskan perjalan yang sempat tertunda. Barulah saat semburat senja datang mereka benar-benar sampai ke tempat tujuan. Dihadapan mereka terhampar ladang Bunga Bakung putih yang sangat indah dan tak jauh dari sana ada gubuk terbuka yang sepertinya sengaja dibuat untuk berteduh.

"Kita akan bermalam digubuk itu, kalian bisa beristirahat sekarang." Perintah sang Putri pada prajuritnya.

"Tapi Putri itu gubuk terbuka kami tidak tega jika anda harus tidur di tempat itu. Saat malam hari udara akan terasa lebih dingin." Bantah salah satu prajurit.

"Aku juga tidak mungkin tidur dengan cara duduk di tandu, punggungku akan sakit." Timpal Putri Taeyong.

"Sebaiknya kalian cari dedaunan disekitar sini untuk menutupi pinggiran gubuk. Sebentar lagi malam, tidak ada waktu untuk membuat gubuk yang lebih baik." Usul sang dayang kepada prajurit.

Taeyong mengangguk menyetujui usulan sang dayang.

"Aku akan melihat Bakung sebentar." Kata putri Taeyong.

Setelah itu ia bergegas menuju ladang Bakung sebelum hari mulai gelap. Sedangkan dayang yang bernama Na Jaemin mengikuti Putri dari belakang.

Dilihatnya sang Putri sedang berlutut memanjatkan doa dengan punggung bergetar menahan isak tangis. Dayang Jaemin melihat itu semua dengan sendu, betapa rapuhnya sang putri yang selalu terlihat tegar. Seperti Kura-kura tanpa tempurung. Semoga kebahagiaan akan segera menghampiri Putri Taeyong, harap dayang Jaemin.

~~~

Pagi menyambut dengan begitu cepat seolah antusias untuk segera melihat kisah Putri Taeyong. Para prajurit dan dayang Jaemin sudah sibuk untuk membuat makan pagi bagi Putri Taeyong dan tentunya untuk mereka juga.

Sedangkan sang Putri sudah pergi menuju ladang Bakung. Tidak ada prajurit ataupun Jaemin yang menemani, karena ini perintah dari Taeyong sendiri. Taeyong tidak ingin ada yang menemani karena ia yakin ladang ini tempat yang aman, jarang sekali orang-orang mengunjungi tempat ini.

Setelah sampai di tengah-tengah Bakung, ia sentuh satu persatu Bakung yang ada disekitarnya, ia pandangi ladang putih yang terhampar luas.

Putri Taeyong senang bunga-bunga ini tumbuh dengan subur, dulu ialah yang menanam bibit bunga Bakung sebanyak lima puluh bibit di tempat ini dan sekarang terus berkembang semakin banyak. Putri Taeyong sangat menyukai Bakung sehingga ia tidak merasa terbebani meski dulu ia harus menanam bunga ini seharian penuh.

(End) Dihyan NohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang