Part 14

732 82 5
                                    

RismaKaiden
DIHYAN NOHAN
.
..
.
.
..
.

Part ini lebih panjang dari biasanya, mencapai +2900 kata. Jadi bacanya akan sedikit lama😁.

😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄

"Itu mereka!" Sejeong menunjuk pada kejauhan, disana ada seorang gadis muda yang sedang mengangkut setengah karung berisi sayur-sayuran.

"Kalian berjanji kan tidak akan menyakiti mereka?" Tanya Sejeong.

Jaehyun mengangguk. "Iya kau tenang saja."

Sejeong menengok ragu ke arah gadis yang sedang mengangkut sayuran itu. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Bibi dan sepupunya, tapi Sejeong sadar ini sudah saatnya kasus yang melibatkan Paman Yoochun untuk diselesaikan. Pamannya sudah meminggal dan dalang kejahatan yang sebenarnya juga harus mendapatkan balasannya. Semoga saja Jaehyun dan rekannya bisa memutuskan dengan sebaik-baiknya.

"Aku tidak akan pergi kesana, aku akan menunggu saja disini. Gadis itu anaknya Paman Yoochun, namanya Park Seulgi dan rumah yang paling ujung itu adalah tempat tinggalnya." Sejeong menujuk pada rumah kumuh khas tempat tinggal di pengasingan.

Jaehyun tahu pasti Sejeong tidak ingin disalahpahami karena sudah mengantar Jaheyun ke pengasingan ini, jadi ia membiarkan jika memang Sejeong tidak ingin ikut dengannya.

"Apa perlu ada yang menemanimu disini?" Tanya Doyoung. Sejeong menggeleng ia bisa menjaga dirinya sendiri, ia akan melihat dikejauhan saja.

Lalu Jaehyun mengamati Park Seulgi dalam diam kemudian ia bersama rekannya menghampiri gadis itu, gadis itu sepertinya tidak menyadari kehadiran mereka. Wajahnya kucel dan dandanannya sangat berantakan, bajunya kusam penuh dengan debu. Gadis ini pasti mendapatkan pelajaran berharga setelah diasingkan seperti ini.

"Park Seulgi!" Panggil Jaehyun. Gadis itu menngok dan terlihat terkejut saat menemukan para pemuda asing didekatnya.

Seulgi menatap dengan waspada, ia melihat mereka satu-persatu dengan penuh curiga. Secara perlahan karung yang dibawanya terjatuh ke tanah dan ia hanya memegang ujung karungnya dengan erat. Ia tidak mau menjawab karena belun tahu maksud mereka mendatanginya, apalagi mereka sudah mengetahui namanya.

"Park Seulgi Putri dari mantan Menteri Pertahanan Park Yoochun. Berusia 20 tahun, dan diasingkan bersama Ibunya sudah lebih dari setahun yang lalu." Sebut Jaehyun.

Jaehyun mengamati wajah Seulgi yang berubah pucat, badannya bergetar karena ketakutan. Seulgi pasti sadar para pemuda yang menemuinya ini bukanlah orang sembarangan, karena kedatangan mereka sendiri pun sudah sangat istimewa. Di tempat pengasingan tidak boleh ada orang yang sampai memasuki pengasingan dengan seenaknya, orang yang akan menengok pun hanya boleh satu orang.

"Berhasil lolos dari hukuman mati karena pembelaan yang dianggap meyakinkan." Lanjut Jaehyun. Ia terus mengamati Seulgi dengan serius.

Seulgi memundurkan langkahnya ketakutan. "Siapa kalian?!!" Serunya.

Jaehyun tersenyum kecil, ia tidak berniat menjawab seruan Seulgi.

"Kami hanya ingin berbincang denganmu." Jaehyun menjawab dengan santai.

Seulgi menggeleng ia tidak ingin berbicara dengan mereka, Seulgi sangat ketakutan. Selama satu tahun ini ia tidak bisa hidup dengan tenang, selalu ada orang yang ingin menerornya. Hidup di pengasingan saja sudah sangat berat, ditambah lagi dengan himpitan dari orang-orang jahat dan kejam.

"Nyonya Kim Junsu, bukankah itu Ibumu?" Tanya Doyoung. Doyoung menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum manis pada Seulgi.

Seulgi melebarkan matanya tanda ia terkejut, ia teringat dengan Ibunya yang sedang beristirahat di rumah. Seulgi juga menyadari senyuman penuh makna dari Doyoung, selanjutnya ia berlari menuju rumahnya meninggalkan karung sayuran dan juga Jaehyun dan rekannya. Seulgi cemas dengan keadaan Ibunya, ia khawatir jika ada yang mencelakai Ibunya. Hanya Ibunya yang ia punya, jika Ibunya tidak ada siapa lagi yang menemani Seulgi di pengasingan ini. Ia dan Ibunya sudah cukup menderita karena perbuatan buruk Ayahnya, Seulgi tidak ingin Ibunya lebih menderita lagi.

(End) Dihyan NohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang