Part 8

1K 114 3
                                    

RismaKaiden
DIHYAN NOHAN
.
.
.

Pesta sudah usai beberapa saat lalu, Istana sudah sepi dari kehadiran rakyat. Taeyong dan rombongannya sudah pergi meninggalkan Istana, wajahnya penuh dengan air mata. Mungkin saja berat baginya menjelaskan kenyataan yang ada pada Jaehyun, mungkin saja Teyong pun mengalami kesedihan yang sama dalamnya. Mungkin memang Taeyong tidak berniat berbohong, mungkin Taeyong benar adanya penasaran dengan Jaehyun sang adik ipar yang tidak pernah mau menemuinya. Taeyong hanya ingin mengenal Jaehyun. Lagipula Taeyong memang tidak pernah berbohong, ia tidak mengatakan kebohongan karena ia hanya diam saat ditanya oleh Jaehyun.

Jaehyun sendiri masih termenung di taman Istana, ia membiarkan pesta berlalu begitu saja tanpa kehadirannya. Ia tidak pernah membenci Taeyong, bukan itu alasannya sehingga ia tidak pernah mau menemui Taeyong. Jaehyun hanya belum siap menemui perempuan yang dicintai Yoonoh.

Dan bukan pula maksud Jaheyun untuk marah, bagaimana pun Taeyong tahu perasaan cinta Jaehyun untuknya tapi Taeyong tidak memikirkan itu. Dan sekarang Jaehyun dihadapkan kenyataan bahwa cintanya adalah untuk istri mendiang Kakaknya sendiri, Jaehyun tentu merasa kecewa.

Ia tidak masalah dengan status Taeyong yang seorang janda, hanya saja bagaimana mungkin Jaehyun bisa menggantikan Yoonoh. Belum lagi jika Taeyong hanya melihat Jaehyun sebagai bayang-bayang dari Yoonoh. Jaehyun tentu merasa sedikit putus asa dengan jalan kehidupannya. Ia baru saja berlapang dada dengan masa pahitnya yang harus berpisah dengan keluarga, namun sekarang ia harus menerima pahit kembali dalam percintaan.

"Jaehyun." Panggil Doyoung.

Jaehyun tidak merespon meski ia mendengarnya, ia masih enggan mengeluarkan suara.

"Sebenarnya aku pernah bertemu Putri Taeyong satu tahun yang lalu." Batin Doyoung.

Doyoung duduk tepat dihadapan Jaehyun, mengamati wajah terluka Jaheyun. Doyoung tidak berani mengatkan jika ia sebenarnya sudah tahu tentang Taeyong, Doyoung sendiri merasa bingung karena ia tahu Taeyong sangat ingin bertemu Jaehyun sang adik dari Yoonoh.

"Maafkan aku, aku sudah tahu tentang Taeyong. Aku pernah bertemu dengannya, saat Taeyong dan Yoonoh berkunjung ke rumah Nenek Jungwoo untuk menemuimu setelah pernikahan mereka." Doyoung kembali membatin, wajahnya menunduk mengakui kesalahannya. Doyoung tidak berani memandang wajah Jaehyun meski pun ia hanya mengakuinya dalam hati.

"Jaehyun." Panggil Doyoung. Jaehyun merespon dengan menatap balik wajah Doyoung.

"Doyoung.. aku mau menemui Nenek Jungwoo dan Kakek Lucas." Ucap Jaehyun, nada bicaranya terdengar lirih membaut Doyoung merasa tidak tega padanya.

"Ya, izinlah pada orangtuamu." Sahut Doyoung. Lalu mereka kembali diam dan Jaehyun kembali menunduk menatap tanah.

"Jaehyun." Lagi-lagi Doyoung memanggil.

"Ya?" Jawab Jaehyun.

"Raja dan Ratu menunggumu didalam, temui mereka."

Jaehyun berdiri dan berjalan meninggalkan taman, apa ia juga perlu bercerita pada orangtuanya. Jaehyun kembali teringat Ibunya pernah membenci Istri Yoonoh, Ibunya pernah menyalahkan istri Yoonoh atas kematian Yoonoh. Istri Yoonoh adalah Taeyong, intinya Taeyong pernah diperlakukan tidak baik di Istana ini.

Taeyong memang sudah mengirimkan surat penerimaan maaf dari Ratu Kyuhyun, namun selama satu tahun kepergian Yoonoh ini adalah kali pertama Taeyong menginjakan lagi kaki di Istana Dihyan. Meski Taeyong sudah mengatakan memaafkan keluarga Kerajaan Dihyan, fakta Taeyong pernah diperlakukan buruk tidak akan bisa diabaikan begitu saja.

Mungkin Taeyong tidak akan pernah mau lagi menjadi menantu Kerajaan Dihyan.

Bertambah lagi daftar ketidakmungkinan dalam hubungan Jaehyun dan Taeyong.

(End) Dihyan NohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang