Crystal (Jieun)
Suara kicauan burung dan hembusan angin membuatku merasa tenang. Keadaan di sini jauh lebih baik dari pada di UK. Disini lebih terasa tenang dan damai. Tidak ada suara makian dan ejekan.
Ku senandungkan lagu kesukaanku sambil menggerakkan jemariku seaakan sedang bermain piano. Saat sedang asik-asiknya, suara langkahan yang sangat asing datang menghampiriku.
Ini salah satu kelebihan dari orang buta sepertiku. Karena tidak bisa melihat, inderaku yang lain menjadi lebih peka. Aku bisa mengenali orang dari langkah kaki, suara, nafas, bau, dan gerak-geriknya.
Namun yang kali ini terasa asing. Aku belum pernah bertemu dengannya. Ia duduk disampingku lalu menggenggam tanganku dengan lembut.
"Mwohae?" Ucapnya. Suaranya sangat halus dan lembut seperti sutra dan sangat hangat. Bisa ku tebak kalau ia adalah nenekku.
"Ini nenek" lanjutnya lalu diam. 'Sudah kuduga' gumamku kecil dan sepertinya ia tidak mendengarnya. Ditengah keheningan itu hembusan angin datang lagi dan kali ini cukup kencang sehingga bisa menerbangkan rambut putihku sehingga menutupi setengah wajahku.
"Aigoo... Angin disini kencang sekali. Mengapa kalian tidak masuk? Udaranya masih dingin nanti kalian malah masuk angin." Ucap suara kakek dengan dialek busannya.
Nenek pun menggenggam tanganku dan mengajak masuk ke dalam rumah. Nenek berkata bahwa seluruh keluargaku sedang berkumpul sambil membahas nama korea kami.
"Nah duduk-duduk" ucap kakek. "Sekarang sudah lengkap kan." Lanjutnya. Ayah dan ibu kami mengiyakan. Walaupun Ayahku bukan orang asli korea, namun ia fasih berbahasa korea karena pernah tinggal disini. Saat di UK pun ayah yang mengajarkan kami berbahasa korea.
"Sudah dipastikan kalau marganya menggunakan marga keluargaku Jung. Aku sudah memikirkan berbagai nama. Gimana kalau Jieun dan Rieun untuk kembar?" Ucap ibuku.
"Rieun untuk si kakak (menunjuk Crystine) dan Jieun untuk adiknya (menunjukku)." Tambah nenek.
"Wah Jieun Rieun.. namanya senada. Kalau gitu nama koreaku apa?" Tanya Descya.
"Tae-gi? Tae-eun? Tae..Yeon?" Ucap ayah.
"Taeyeon saja. Jung Tae Yeon. Kau suka?" Tanya ibu.
Seperti biasa Taeyeon eonni menjawabnya dengan antusias. "Eung! Nan Joh-a" ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Dan terakhir Jae hyun untuk si bungsu kita" ucap Ayah. Taeyeon menjawabnya dengan tepuk tangan. Semua orang kecuali aku tertawa bahagia. Bukan karena tidak senang, melainkan aku tidak tahu bagaimana caranya bisa tertawa terbahak bahak seperti mereka.
Alhasil karena tidak tertawa sendirian, kakek mencubit pipiku sehingga aku teriak. Rieun membisikkan sesuatu sehingga kakek hanya menepuk kepalaku pelan dan tertawa hangat. Tangannya yang besar sangat terasa asing dan sangat berbeda dari tangan ayahku. Namun terasa hangat dan menenangkan.
Hari ini hari yang sangat menyenangkan dan menenangkan. Penuh dengan candaan dan suara tawa. Aku harap semua akan baik baik saja dan selalu tertawa seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U (GD×IU Fanfic) || End
FanfictionSeorang perempuan bernama Jieun memiliki masa lalu yang buruk. Karena kekurangannya ia di bully dan di asingkan. Saat menjadi Idol pun hidupnya tidak semembahagiakan seperti yang ia kira. Namun, kedatangan seorang pria bernama Jiyong mulai mewarnai...