Ku buka tirai jendelaku lalu kusandarkan kepalaku sambil menutup mataku. Suara alunan musik mengalun di telingaku dengan merdu. Aku mengetuk-ketuk jendela dengan kepalaku mengikuti irama. Hatiku terasa aneh dan aku tidak tahu mengapa aku seperti ini.
Aku bahkan hanya pamit dengan Jaesuk oppa semalam. Aku merasa bersalah karena meninggalkan pesta duluan. Namun aku tidak dapat menahan perasaanku sendiri. Aku bahkan tidak ingat dengan jelas apa yang membuatku pulang lebih dulu dari pesta itu. Yang pastinya sekarang dengungan ditelingaku kembali. Aku berkali kali mencoba menenangkan diriku namun tetap tidak bisa.
'ada apa dengan diriku ini?'
Aku berjalan dengan lunglai. Telingaku dipenuhi dengungan dan mataku berangsur angsur menggelap. Aku mengambil obat dengan asal lalu menegugnya tanpa berfikir. Lalu semuanya menjadi gelap.
>>>
"Nuna, gwaenchan-a?" Suara Yang tidak asing membangunkanku.
Ku buka secara perlahan kedua mataku lalu ruangan yang tidak asing ini membuatku tidak heran lagi. Namun yang membuatku terkejud bukanlah aku yang tiba-tiba berada di rumah sakit, melainkan seorang kwon jiyong berada di sebelahku duduk dan memandangiku dengan wajah cemas.
"Op-pa? Wae yeogiseo? (Oppa, mengapa kamu disini)" tanya ku dengan suara kecil.
"Jangan duduk dlu.. kau baru saja bangun. Tidak ush pikirkan mengapa aku bisa disini. Untunglah kau sudah bangun" ucapnya.
Ia mengelus kepalaku sambil menatapku dengan tatapan sendu. Tidak seperti Jiyong oppa biasanya. Wajah garang dan jahil itu hilang. Ia terlihat lebih kacau dibandingan aku yang tertidur di sini.
"Bukankah sudah ku bilang.."
"..?"
"Kau itu tidak sendirian.. jangan memendamnya sendirian. Ada oppa disini eung?" Ucapnya frustasi.
"Oppa..."
"Jieun-a.. tak bisakah kau mempercaiku? Untuk membantu meringankan penderitaanmu?"
"Wae? Kenapa oppa susah-susah melakukan ini?"
"I-tu.."
Jiyong oppa terdiam. Aku memandanginya dengan lekat. Ia menutup mulutnya dengan rapat.
"Wae oppa?"
Tannyaku sekali lagi. Ia menghelakan nafasnya.
"Itu karena aku me-"
'brak'
Suara dobrakan pintu yang memebuat kami berdua menoleh secara bersamaan. Terlihat 3 saudara ku itu berada di depan pintu meneriaki namaku.
"Jieun-a!!" Mereka langsung menghampiriku dan menyerbuku dengan bermacam-macam pertanyan. Jiyong oppa hanya terdiam di sampingku sambil tersenyum kaku. Ia berpamitan untuk pulang duluan lalu keluar dari ruangan.
Jiyong pov
"Aish jinja... Segitu sulitkah untung mengungkapkan perasaan saja.. dari kemarin tidak jadi jadi." Ucapku kesal.
Aku mengacak-ngacak rambutku lalu duduk di tangga emergency sambil menghentakkan kakiku.
"Kemarin youngbae, lalu seungri, sekarang bahkan keluarganya. Aish.. aku rasa Tuhan tidak membiarkanku mengungkapkan perasaanku. Menyebalkan! Mengapa ini terjadi padaku!!" Ucapku meraung-raung.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U (GD×IU Fanfic) || End
FanfictionSeorang perempuan bernama Jieun memiliki masa lalu yang buruk. Karena kekurangannya ia di bully dan di asingkan. Saat menjadi Idol pun hidupnya tidak semembahagiakan seperti yang ia kira. Namun, kedatangan seorang pria bernama Jiyong mulai mewarnai...