(15)

29 7 0
                                    

"Angel?" Gavin menatap tak percaya perlahan Gavin mengalihkan pandangannya ke arah perut Angel yang telah besar layaknya seorang ibu baru.Angel yang sadar akan keadaan, dengan segera Angel menutup pintu namun sebelum itu kaki Gavin mencegah pintu tuk menutup.

"Angel kumohon jangan seperti ini" pinta Gavin sambil mengejar Angel yang masuk kedalam.Angel mengambil tasnya dan keluar dari toko penjahit ini.Gavin terus mengikuti Angel sambil memohon-mohon.

"Angel jangan menghilang lagi.Aku tidak bisa untuk tidak melihatmu.Setiap malam aku tidak bisa tidur karna akj khawatir padamu, kalaupun bisa tidur pasti aku akan bermimpi tentangmu.Kumohon biarkan aku menjaga mu dan anakku" pinta Gavin yang tak dihiraukan Angel.

Sedaritadi Angel berusaha menahan tangisnya, sungguh sangat sesak.Angel bahkan bingung mau kemana, kalau dia pulang ke rumah pasti Gavin akan tau alamatnya.Angel berjalan cepat setidaknya ia bisa untuk tidak mendengarkan Gavin.

Grep.

Seketika Angel tidak bisa bergerak sama sekali.Ia melihat ada sebuah tangan melingkar di perut nya dan yang makin membuat Angel terkejut ialah tangan itu kini sedang mengelus pelan perutnya.

"Jangan lari.Aku takut terjadi apa-apa.Aku tau kenapa kau tidak masuk sekolah, tapi haruskah kau tidak pulang kerumah dan malah bekerja.Belum lagi kau harus mengurus rumah dan keperluan mu sekarang.Kau pasti akan kecapean.Melihatmu seperti ini aku rasanya ingin mati saja.Dengarkan lah aku Angel" mohon Gavin sambil mengelus lembut perut Angel.

'Tinggal sendiri dan tinggal di rumah nenek itu sama saja.Lebih baik aku tinggal sendiri saja setidaknya aku tidak jadi pembantu di sana' batin Angel.

Angel berusaha melepaskan degapan Gavin tapi apalah daya ia tetap tak bisa mengalahkan tenaga lelaki."Kau tidak tau apa-apa" lirih Angel.

"Maka dari itu kau berhutang cerita.Ayo pulang ke rumah ya Angel" Gavin melepaskan pelukannya lalu menarik tangan Angel berniat membawanya pulang ke rumah.

"Lepas!" ucap Angel dingin berusaha melepaskan tangannya."Tidak.Kau harus mau" balas Gavin tetap menarik Angel.

"Jangan.Paksa.Aku" ucap Angel penuh penekanan, mendengar itu Gavin langsung menatap wajah Angel yang menahan amarah."Ada apa sebenarnya?Kau tau?Banyak yang ingin ku tanyakan padamu tentang keluarga mu.Se..-"

"Aku diusir gegara anak ini!" potong Angel berhasil membuat Gavin bungkam.Sungguh Gavin merasa sangat bersalah ia sudah meletakkan orang yang ia cintai ke dalam posisi yang menyakitkan.

Tes.

"Kenapa diam?Asalkan kau tau..Aku sudah beberapa kali berniat..Untuk membunuh anak haram ini hikss dan untungnya nenek pemilik toko jahit itu selalu menggagalkan ku.Hikss maafkan mama mu ini nak" tutur Angel sambil menunjuk ke perut nya membuat Gavin sangat kecewa.Rupanya keberadaan bayi ini sangat menyiksa Angel.Hati Gavin makin terkoyak saat Angel mengatakan anak nya itu anak haram.

"Pleasee Angel jangan bilang dia anak haram.Dia juga ingin hidup hanya saja dia terlahir dari ayah yang baj*ingan ini" Gavin menitikkan air matanya.Untuk pertama kali nya Gavin menangis ia tak peduli jika Angel mengganggap dia cengeng atau apa.

'Ternyata seperti ini anak haram?Ternyata seperti ini aku dulu?' batin Gavin.

"Aku mencintaimu.Tulus.Aku pasti akan bertanggungjawab supaya anak kita tidak menjadi anak haram.Secepatnya akan ku perkenalkan kau dengan orangtua ku untuk meminta restu.Lebih baik kau tidur di rumah ku dulu" ucap Gavin membawa Angel yang perlahan mulai luluh walau dalam hati ia terpaksa.

....

Dua hari sudah Angel tinggal dirumah Gavin.Makan dan keperluan lainnya di urus oleh Gavin.Dan semenjak Angel ada dirumah Gavin,Gavin terus bolos.Kata nya dia ingin menjaga Angel.

Unwanted[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang