Hoseok masih mau mengantarkanku. Sungguh mulianya laki-laki itu, dia bahkan tidak tersinggung melihat perubahan raut wajahku yang berbeda dengan saat dia menjemput.
Hoseok bahkan masih tersenyum cerah ketika melihatku yang turun, melepas helm dengan wajah bingung.
Hoseok menurunkan wajahnya menatapku tepat, wajahku yang terlihat berkabut membuatnya melunturkan senyum. Hoseok bahkan mau repot turun dari motor dan menangkup wajahku yang muram dengan kedua tangannya.
Rasa hangat menjalar diwajahku.
"Maaf." Bisiknya.
Aku menegak seolah baru tersadar dengan kebodohanku. Aku menggeleng pelan.
"Aku menyampaikan perasaanku bukan untuk membuatmu sedih. Kamu gak pelu terbebani dengan perasaanku. Hati kamu milik kamu sendiri." Tatapan lembut Hoseok membuatku ingin menangis saja.
"Aku bebas menyukai kamu, kamu juga bebas menyukai siapa saja. Tolong jangan membuat wajah seperti ini."
Aku mengangguk pelan, mencoba tersenyum. Mataku terasa panas. Aku ingin menangis saja.
Hoseok mengacak rambutku pelan, lalu pamit, berbalik menaiki motor. Laki-laki itu bahkan sempat melambai dan mengatakan sampai jumpa besok disekolah, kemudian berjalan menjauh.
Aku masih mematung memperhatikan punggung laki-laki itu sampai tidak terlihat. Perlahan helm yang kupegang terjatuh. Air mataku yang kutahan sejak tadi, tumpah. Aku berjongkok ditempat dan menangis.
Aku ingin mencegah Hoseok pergi. Aku tidak ingin melihat senyuman terpaksa muncul diwajahnya. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat mencintainya. Tapi, keadaanku tidak bisa. Kami tidak ditakdirkan bersama.
Aku bukan perempuan pintar, aku tidak tahu harus bagaimana. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Dengan sisa tenaga disela tangis, aku merekam suara permintaan tolong dan mengirimkannya ke grup chat ANEH sebagai satu-satunya jalan keluarku.
Aku tidak ingin ceritaku berakhir dengan akhir tidak bahagia.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL - BTS Jung Hoseok FF [3] [✔️]
FanfictionBiar aku uraikan, rasanya jatuh cinta.. Kamu, tidak bisa berhenti memikirkannya sepanjang hari. Kamu, merasa cemas jika tidak melihatnya. Kamu, merasa lebih menderita saat dia terluka. Kamu, merasa siap melakukan apa saja, meski tahu kamu akan...