30 - Pilihan

302 51 2
                                    

Aku dengar kok, bel sudah berbunyi, tapi aku pura-pura tidak dengar. Masih nyaman disini, Hoseok juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin masuk kelas. Kami seperti sudah berjanji untuk bolos bersama.

Setelah Hoseok menghabiskan bekal, kami seperti kehabisan topik pembicaraan. Aku terlalu gugup untuk kembali bicara.

"Tugas karanganmu, sudah selesai?"

Aku tersikap kecil, lalu menggeleng pelan. Aku bahkan tidak pernah menuliskan tugas itu sedikit-pun. Karena aku tidak memerlukan nilai tugas ini.

"Susah banget ya, mau aku bantu?"

Aku kembali menggeleng, kali ini sedikit cepat. "Tidak perlu." Hoseok menurunkan garis bibirnya. Sial, aku membuat laki-laki ini kembali sedih. "A-nu a-aku sebenarnya tidak perlu mengerjakan tugas ini." Tambahku cepat.

"Kenapa?"

Aku harus jawab apa? Oh ya, aku harus berhenti memberi kode, dan bicara langsung.

"Ja-jadi ini sebenarnya ada hubunganya dengan, maksudku, aduh, mulai besok aku tidak bisa jadi penggemarmu lagi." Aku kebingungan untuk mulai menjelaskan. Harusnya aku membuat skenario pertemuan ini, sebelum bertemu Hoseok.

Hoseok menatapku lama, seakan tersinggung dengan keputusanku. "Kenapa?" Tanyanya kecewa.

Aku menghirup nafas. "I-itu, a-aku gak datang ke sekolah ini lagi mulai lusa. Makannya aku gak perlu bikin tugas." Desahku pelan.

Hoseok mengangkat alis tidak percaya. "Bohong."

Aku membulatkan mata. Demi puluhan bebek di komplek, kok Hoseok persis pemeran antagonis sinetron kejar tayang.

"Kamu tidak mau nyakitin Taehyung, kan? Sampai mau berhenti memperhatikan aku. Taehyung cemburu? Kamu takut dia marah?"

Kaget. Imajinasi Hoseok luar biasa sekali. Memangnya aku dan Taehyung mengeluarkan aura romantis jika bersama?

"Gak ada hubungan sama Taehyung." Tiba-tiba merasa sebal. "A-aku kan sudah bilang aku suka Jung Hoseok, bukan Kim Taehyung." Aku pening sendiri untuk menjelaskan. Kenapa Hoseok selalu memikirkan Taehyung.

Hoseok diam sebentar.

Tak lama senyuman sedih terlihat jelas diwajahnya. "Tapi sebagai idola, kan. Bukan laki-laki." Bisiknya lemah.

Rasanya ingin aku berteriak memangnya kamu perempuan? Aku benar-benar kehabisan kata. Aku tahu, banyak orang yang bilang aku tidak bisa berfikir, bodoh, lemot. Tapi sepertinya Hoseok lebih tidak bisa berfikir dibandingkan aku.

Tiba-tiba Hoseok maju menangkupkan kedua tangannya kepipiku. Membuatku terdiam, melihat matanya yang kehilangan cahaya.

"Aku, kan sudah bilang. Kamu jangan memikirkan perasaanku. Kamu bebas menyukai siapa saja."

Lalu dengan karennya, Hoseok tersenyum berdiri dan berjalan keluar ruangan tanpa sempat aku cegah. Mirip second lead male dalam drama yang memilih menyerahkan kebahagiaan perempuan yang dia cintai pada lead male.

Jadi Sophie dan Taehyung salah, jika mengatakan kalau aku satu-satunya siswa paling lemot disekolah ini. Buktinya ada lagi satu.

Sepertinya terlalu banyak menari akan berbahaya pada fungsi otak.

...

ANGEL -  BTS Jung Hoseok FF [3] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang