jawaban

1.4K 29 1
                                    

Setelah mendapatkan perawatan dari karin, zahra dan anisha pun di tawari makan bakso bersama. Mereka tak bisa menolak karna Karin begitu keras kepala membuat siapapun harus patuh padanya.

"Kalian teh cuman berdua?" tanya karin disela-sela makan.

"Iyah tan" jawab anisha

"Naik apa?"tanyanya lagi

"Motor"jawab anisha

"siapa yang bawa?"

"Kak zahra"

"Tapi,-"

"Mah.." sela arif yang dari tadi hanya makan dan memainkan hp nya. "Makan dulu nanti ngobrolnya dilanjutin, arif harus cepetan pulang nih"

"Kamu mah akh, ya udah sana duluan ajah, mamah bisa naik taksi!"

"Bukan gitu macan... Arif ada kelas jam 10,nanti kalau arif telat yang malu siapa? Macan kan?"

Karin tak menjawab ia hanya diam dan melanjutkan makannya. Dia memang keras kepala tapi akan lulu saat di bujuk anak dan suaminya, arif dan sang ayah sangatlah mirip dan itu membuat karin tidak menderita walaupun ditinggalkan berbulan-bulan dan menghabiskan waktu paling lama 1 minggu.

Setelah makan mereka pun berpamitan pulang, tapi karin mencegahnya dan menawarkan agar di antarkan oleh arif saja.

"Mah?, apa-apaan sih, nanti arif telat nih" bisik arif pada karin. Tapi itu masih bisa terdengar oleh telinga zahra.

"Gak usah tan. Tangan zahra juga gak parah-parah amat"kata zahra berusaha menolak, " lagian anisha juga mau ke toko buku dulu kan nish?"tanya nya sambil mengedipkan mata

"Hah?. Oh, iyah tan. Tapi kalau tangan kaka sakit kaka bareng ka arif ajah, anis bisa ko bawa motor" jawabnya sambil tersenyum menaik turunkan halis.

"Anisha, awas kamu yah!" geram zahra pelan membuat anisha terkekeh pelan.

"Beneran kamu bisa nis?" tanya karin yang di balas anggukan,"ya udah zahra ikut sama tante ajah weh yah"

"Gak usah tan beneran, aku kan bisa duduk di belakang biar anis yang bawa motor"

"Ah, enggak ah, kaka kan berat anis mau pergi sendiri ajh" elaknya lalu memberikan belanjaan pada zahra. "Kaka pulang duluan ajh, bawa juga tuh belanjaan. Anish pergi dulu yah, assalammualaikum" lanjutnya lalu menyalami karin, dan pergi begitu saja.

"Hey anisha!" panggil zahra yang dihiraukan "awas kau!" katanya pelan.

"Ya udah yu" ajak karin lalu di setujui kedua remaja tersebut.

.....
........

Sepanjang jalan hanya keheningan yang terjadi, suara bisingnya kendaraan diluar sana menjadi pengganggu, tapi tetap tak ada yang berbicara. Zahra yang bosan pun hanya bisa memainkan jarinya dan sudah beberapakali ia melihat keluar kaca.

"Mereka tak sekolah?" tanya zahra saat melihat 2 anak laki-laki mungkin sekitar 12 tahun tengah mengamen di lampu merah.

Karin yang mendengar itu pun langsung menatap ke arah kiri.

"Ya begitulah mungkin" katanya yang dibalas anggukan oleh zahra.

"Kamu sendiri gimana kuliah?"tanya karin membuat zahra terkejut

" kuliah?. Zahra lulusan SMA tan, dan gak ada niatan buat masuk perkuliahan"

"Kenapa?" kali ini Arif yang bertanya.

"Yah gk kenapa-napa!"

"Tapi kenapa? Pendidikan itu penting kan?"

"Yah, tapi bukan berarti harus masuk perkuliahan juga kan?. Banyak ko diluaran sana yang gak masuk perkuliahan tapi mereka sukses, rahasianya cuman harus punya tekat yang kuat juga usaha yang besar. Lagian jendela dunia itu membacakan?, bukan harus masuk perkuliah baru dikatain pinter."

Ketika Cinta BertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang