Arif ?

2K 48 2
                                    

Setelah kejadian lamaran kemarin , kini Aisyah terlihat gugup untuk masuk kelas, ia gugup jika harus bertemu dengan Ali , apa lagi setelah jawaban nya kemarin  , ditambah surat balasan Ali yang membuat Aisyah makin gugup.

"Aisyah"sahut Ali
"Em"

Ali menyodorkan sebuah amplop pada Aisyah.

"Apa ini?"tanya Aisyah
"Jawaban ku atas surat mu kemarin"

'deg'jantung Aisyah kini berdebar kencang 'bodohnya diriku , harus nya kemarin aku tidak perlu memberikan surat itu' kutuk Aisyah pada dirinya sendiri.

"Aisyah, aya ambil" sela sang ayah membuyarkan lamunan nya.

Aisyah pun mengangguk lalu mengambil amplop itu. Setelah ia di kamarnya, Aisyah langsung membuka surat itu.

# assalamualaikum Aisyah, aku tau kamu sekarang lagi baca surat ini tapi sebelum itu jawab dulu salamnya#

Aisyah tersenyum lalu berkata " walaikumsalam Ali" setelah itu ia lanjutkan membaca surat itu.

#untuk permintaan mu yang kemarin, maaf aku tidak bisa memenuhi nya#

"Hah kenapa?"

#jangan tanya kenapa! Aku tidak bisa memberikan nomor ku pada mu karena aku memang tidak memiliki telepon#

"Hahahaha, dia tidak memiliki henpon?"

#jangan tertawa,aku masih punya cara agar kau  bisa menghubungi ku#

"Eh, bagaimana?"

#hubungi aku lewat telepon rumah , aku akan menunggu telepon dari mu , jam berapa pun kau meneleponku , aku akan langsung mengangkatnya.
   Sudah yah , surat ini aku akhiri . Assalamualaikum#

"Walaikumsalam. Eh tunggu lalu dari mana aku mendapatkan nomor telepon rumah nya?"tanya Aisyah.

Kini wajah Aisyah masam. Mengingat kesalahan yang Ali buat. "Ahh ,dasar pikun" celetuknya di depan pintu kelas.

"Siapa yang pikun?"tanya seseorang di hadapannya.
"Eh , tidak ada , permisi saya msuk dulu" jawab Asiyah lalu pergi

"Arifff"panggil seseorang di seberang sana
"Apa wan?"tNya pria itu
"Di tunggu di kantor"jawab Ridwan
"Oke , saya kesana"

Arif pun pergi menuju kantor , sedangkan Aisyah yang kini tengah duduk celingak-celinguk mencari seseorang. Namun orang yang dia cari tak kunjung datang , bahkan sampai jam pelajaran sudah dimulai dia tetep tak ada, bangku yang biasa Ali duduki kini di gantikan oleh orang lain , walaupun hanya sebuah bangku Namun dihati Aisyah,ia merasa tak rela jika ada seorang menggantikan posisi Ali.

"Aisyah"sahut guru, membuyarkan lamunan nya
"Hah? Astogfirulloh , Afwan pak"
"Kenpa ngelamun ayo pokus"
"Iyh pak ,Afwan"
.
.
.
Di kantin ,di temani sebuah henpon , jus mangga, dan semangkok bakso , gadis ini duduk melamun , memikirkan kenpa Ali tak sekolah hari ini. Lalu siapa yang menggantikan posisi Ali di kelas? Menutut aisyah , selama pengamatan nya 3 hari ini bisa di bilang bahwa Ali adalah pemimpin yang baik.

"Aisyah"sahut seorang pria yang duduk dihadapanya. Namun gadis itu masih saja melamun sambil memainkan kuah bakso yang cukup pedas.

"Aisyah"sahutt pria itu dengan nada sedikit tinggi.
"AiSYAHHH"teriak pria itu membuyarkan lamunan nya.

refleks aisyah pun terkejut, kuat bakso yanga ada di sendok ia siramkan ke wajah pria itu.

"Astogfirulloh, mata awa, aduh perih"kata pria itu sambil mengucek matanya.
"Afwan gak sengaja , aduh , maaf yah"
"Aduh mata aku perih, air mana air!"

Ketika Cinta BertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang