Kecelakaan

1.5K 42 0
                                    

Aneh, ya memang aneh, belakangan ini Arif ,dia seperti menghindariku . sudah satu minggu ini dia seperti itu, Aku pikir mungkin dia sedang ada masalah. tapi hari ini mukta datang padaku sambil menangis dia bilang pertanyaan Arif sangat menyinggungnya. Aku tidak mengerti apa permasalahannya?

"Mukta katakan sesuatu jangan menangis bicaralah apa yang terjadi?apa Arif mengatakan sesuatu yang membuatmu menangis?"
"Yah Aisyah Iya pertanyaannya membuatku mineral malu?apa salahnya seorang wanita mengungkapkan perasaannya pada seorang pria Bukankah istri Baginda Rasulullah juga mengatakan perasaannya pada suaminya? Kenapa aku tidak bisa?"
"Hah?aku lebih tidak mengerti sekarang.Coba kau Uraikan perlahan Mungkin aku bisa membantu tapi jangan terburu-buru,tenang semuanya akan baik-baik saja"
"Kau tidak akan mengerti aisyah, kau tidak pernah mengungkapkan isi hati mu pada seseorang yang kau sukai kan?"

Ya allah pertanyaannya , sungguh membuat ku tertunduk. Aku memang tidak pernah Mengungkapkan perasaanku pada Ali selama ini.

"Aisyah" sahut mukta membuyarkan lamunan ku "tuh kan kamu malah melamun.
Udh akh aku pergi ajh" lanjut nya lalu pergi.
"Eh ,mukta tunggu"Teriakan ku di hiraukan " ya allah. Aku makin pusing sekarang"lirihku pelan sambil memegang keningku.

..........
................

Waktu berjalan begitu cepat, Banyak yang berubah disini tampa ku duga.

"Syah... Aisyah.."

Itu suara arif, kenapa dia manggil ku? Padahal Selama ini dia menghindar dariku.

"Ada apa rif?" tanya ku saat dia di dekatku.
"Tentang pernyataan mu itu , aku ucapkan terimakasih."
"Pernyataan?"
"Ya Syah, aku juga menyukaimu, tapi maaf aku tidak bisa seperti mereka.Aku harap kau tidak terluka Syah."

Aku diam. Hanya diam, mencerna setiap kata yang arif lontarkan.Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang dia katakan.

"Syah, jika kau memang Mencintaiku, mau kah kau menungguku syah?"
"Arif, aku,-"
"OH!!" suara lantang itu menghentikanku. Ternya itu Mukta, yang datang bersama Mira dan Mita ."Jadi ini sosok iblis di balik wajah alim. Mengaku sebagai sahabat tapi ternyata musuh terbesar. Kamu tega Syah!!" lanjutnya lalu pergi begitu saja.
"Mukta Tunggu..!" aku pun menyusul mukta, di susul oleh Mira dan Mita dibelakang.

.......
.............

Aku lelah. Tapi aku tidak bisa berhenti. Langkah Mukta begitu cepat. Padahal ia menggunakan rok panjang.

"Mukta.... Tunggu Mukta... Kau Salah Paham.." Aku terus saja memanggilnya tapi dia tidak mau mendengarku.

.......
............

2 jam mereka berlari sambil berteriak terus memanggil nama mukta.
Orang-orang di sekitar sana juga hanya diam menonton apa yang terjadi.

"Mukta..." suara itu tak asing bagi seorang pria yang kini tengah memilih buku di pinggir jalan.

"Si Pendek?" lirihnya lalu melihat ke-4 gadis itu tengah kejar-kejaran seperti kucing.

Sedangkang mukta terus saja berlari, bahkan menyebrang tampa melihat kiri kanan, dan otomatis itu di ikuti ke-3 temannya.

'Tit.....'suara klakson itu menghentikan langkahnya.
"Aaaa..." teriakan mira membuat mukta menghentikan langkahnya, begitu juga Aisyah dan mita.

"Mira...." mereka bertiga pun berteriak sambil mendekati mira yang kini tengah terbaring lemas berlumuran darah.

"Mir, bangun mir" aisyah menangis saat melihat kondisi temamnya ini, suara nya yang mulai serak terus saja meminta mira agar membuka matanya.

"Mira..." suara itu pun mengalihkan semua pandang.
"Ridwan?" tanya Mita yang dihiraukan olehnya.
"Mira, bangun Mir, Syah bantu aku bawa mira kerumah Sakit yah" pinta nya di iringi air mata yang mengalir.

Ketika Cinta BertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang