6

335 39 8
                                    

Sulit jika dua insan yang sudah terlahir saling membenci, untuk bisa berjabat tangan meski sekali.

☆☆☆

Askar sebenarnya tak ingin mempunyai musuh, apalagi seseorang yang gampang terpancing emosi seperti Ranggit. Hanya saja, Ranggit itu sering mengganggu kenyamanannya bersama Kirey. wajar kan jika Askar tak suka?

"Herman gue!" Kata Ranggit saat dia berhasil menemui orang yang sedari tadi ia cari.

"Bapak gue itu!" Sahut Ardan saat mendengar kata pelesetan dari orang yang sedang berhadapan dengan sahabatnya.

Ranggit melirik sekilas kepada Ardan, lalu kembali menjatuhkan pandangannya kearah musuh forevernya.

"Heran gue! Kenapa kok om Saka ngasih kepercayaannya ke elo? Yang jelas jelas ga becus buat jaga Kirey!"

Askar mendelik malas. Dia mendengar kabar itu, kabar tentang Kirey terjatuh dan kabar tentang Dyaris yang menggendong Kirey ke UKS. Askar memang belum melihat Kirey sedari pagi, mungkin jika Askar bertemupun, perempuan itu akan marah karena Askar tak menjemputnya.

'Hhh'

Askar menghembuskan nafas berat. Dia juga memijat pelipisnya yang terasa agak nyeri saat mendengar suara Ranggit. Bagi Askar, suara Ranggit itu sangat membosankan.

"Semua aja lo limpahin ke gue. Jerman ga lolos pase grup pun, lo salahin gue, kan!? Asal lo tau yah Git, gue ga mungkin selalu ada bareng Kirey, karena gue bukan jin yang lampu ajaibnya dibawa bawa sama Kirey. Di gosok, langsung muncul. Bukan!" Dengan 'sabar', Askar mencoba membuat Ranggit mengerti. Tapi laki laki bernama lengkap RANGGIT HILLARY itu mempunyai sifat keras kepala dan cenderung ingin selalu menang. Selama Askar mengenalnyapun, belum pernah ia melihat Ranggit yang perduli posisi orang lain. Dia akan terus berdebat, sampai hakim mengetuk palu, dialah pemenangnya.

"Gausah banyak baceo! Intinya lo ga sanggup jalanin amanah om Saka!" Ranggit menegaskan.

Om Saka adalah papih Kirey. Yang dimana dia juga adalah pemilik yayasan yang menaungi sekolah Gazala plus seorang kakak dari Sean kepala sekolah Gazala.

Saka sangat mempercayai Askar dalam misi perlindungan putri kesayangannya. Dia begitu yakin, bahwa Askar adalah satu satunya laki laki yang tidak akan melukai, baik hati ataupun fisik Kirey. Saka juga sangat dekat dengan keluarga Askar, dan dia tahu betul bagaimana keluarga itu mendidik putra sulung mereka.

Di belakang Askar, ada teman temannya yang sibuk memperhatikan. Mereka terlihat tak ingin ikut campur dengan masalah yang satu ini.

"Mereka kenapa sih? Lagi ngedebatin Jin yang gagal ramal Jerman juara piala dunia yah?"

Ardan dan Elvan, melirik kepada laki laki yang berdiri di tengah tengah mereka. Masih belum pahamkah Ken dengan arah pembicaraan yang ia dengar sejak awal?

"Bukan" Jawab Elvan yang kembali memfokuskan matanya kearah sidang perdebatan Askar dan Ranggit.

"Mereka lagi memperebutkan hak asuh Kirey" Ardanpun kembali mantengin drama yang terputar nyata di depan mata.

"Hak asuh itu apa?"
Ken makin bingung. Kelamaan home schooling pengetahuannya tentang alam semesta ini menjadi terhambat.

"Hak untuk mengasuh" Jawab Ardan cepat.

"Kenapa harus diperebutin? Orang tua Kirey kemana?"

'Hhh!'

Ardan kini benar benar menatap Ken sepenuhnya. Manusia ini, kenapa begitu sulit mengartikan suatu kejadian? Bahkan yang termudah sekalipun.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang