Semakin hari Askar semakin resah. Dia tidak tau harus bagaimana saat Kirey kini benar benar dekat dengan Gilang. Dia tidak mau Kirey masuk dalam lingkaran bahaya yang diciptakan Gilang. Tapi dia juga tidak tau pencegahan apa yang harus dilakukan.
Beberapa menit yang lalu dia menerima panggilan dari Ken, yang Alhamdulillah setelah diberi pencerahan oleh Elvan, dia sudah bisa menelpon, dan dikontaknyapun tidak lagi hanya menyimpan nomber wanita.
Di telepon ken bilang, saat dia mengantarkan Kirey, ada Gilang disana. Ken juga menceritakan tentang Kirey yang menangis karena hal yang sampai sekarang tidak Ken mengerti, dan cerita lainnya yang membuat Askar semakin hawatir adalah, Kirey sempat memeluk Gilang. Bagaimana jika nanti, kata 'Dekat' mengubah mereka menjadi saling terikat?
"Cie galau, Cieee"
Askar membalikkan badannya. Sebelumnya dia membelakangi pintu kamar, dan sekarang sudah terlihat makhluk kecil dengan sebotol susu di tangannya.
"Tau apa lo tentang galau?" Balas Askar dengan nada yang benar benar seperti orang yang ingin tahu. seberapa jauhkah pemikiran anak kelas 1 SD di zaman sekarang?
"Gatau. Dan ga mau tau!" Danesh dengan nada ngegas yang menggemaskan kini sudah menaiki singgasana Askar. Dengan penuh kepolosan, anak itu tidur dan meminum susunya persis seperti balita umur dua tahun.
"Sianjay! Perasaan elu sendiri yang ngomongin galau? Ko gue jadi yang bego ya disini?"
Danesh tidak lagi membalas argument kakaknya. Sepertinya dia tidak mau melepaskan botol susu itu. Diumurnya yang ke 6 tahun, Danesh masih susah untuk berhenti minum susu dalam botol ndot. Sudah di takut takuti orang tuanya, jika masih seperti itu, bibir Danesh akan monyong, tetap tidak mempan. Kata Abinya, Danesh sama seperti Askar kecil. Askarpun bisa lepas dari ndotnya di kelas 3 SD, itu sebabnya dia tidak membuly adiknya. Dan ini rahasia Askar, jangan disebarkan!
Melihat Danesh yang matanya mulai remang remang, Senyum Askarpun mengembang. Dia baru sadar, Danesh memiliki beberapa kemiripan dengan Kirey. Entah nyata atau karena pikirannya sedang dipenuhi wanita itu. Untuk kesekian kalinya, Askar berdoa agar Kirey selalu bahagia.
***
"Fiks, Dia Gila!"
Tian yang sudah menghitung waktu, memastikan bahwa salah satu temannya ini gila.
"Kurang eng. Dia Gilang, bukan Gila" Dava yang sudah lama tidak terlihat merokok, kini kembali menyentuh benda itu. Entah ada apa Dava di beberapa bulan yang lalu, karena pada dasarnya, Dava asli adalah yang seperti ini.
"Mampus Dav. Lu kuliah ko malah bego. Liat tuh si Gilang, dia udah senyum senyum sendiri dari satu jam yang lalu. Ngeri ga tuh?"
Benar yang dikatakan Tian. Laki laki itu kini tengah tersenyum sambil sesekali mengusap wajahnya. Mungkin Gilang sedang sangat bahagia. Tapi entah karena apa?
Braks!!!
Pintu yang terkunci dibuka paksa oleh seseorang. Gilang yang sibuk dengan pikiran bahagianyapun juga ikut memperhatikan.
Muncul laki laki di balik pintu dengan penampilan yang acak acakkan. Laki laki itu menatap Dava, Tian, Gilang dan beberapa anggota BD lainnya di ruangan itu. Tatapannya begitu tajam, bahkan tersirat sebuah dendam didalamnya.
Laki laki itu Abril. Ketua kumpulan lain yang sayangnya menjadi rival Bumi Dangerous.
"Berani juga lo dateng kesini sendirian" Tian tersenyum penuh arti. Lalu tanpa disadari siapun, dia sudah mengambil ancang ancang untuk memukul.
Dava seketika itu langsung menghentikan Gilang yang mau menghadang Abril. Tian yang mengambil ancang ancang, tapi Gilang yang menghadang. Itu sudah biasa, karena Tian tidak seberbakat Gilang dalam dunia perkelahian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA [SELESAI]
Teen FictionOrang yang selalu menguras kesabaran itu adalah DIA Kehadirannya membuat segalanya terasa berbeda. Dengan segala tingkah konyolnya, orang bertampang premanpun, bisa dibuatnya tertawa. Tapi, Tak jarang pula membuatnya dalam bahaya Ini Kisah Kirey de...