10

260 34 7
                                    

Disaat semua orang tengah berbahagia karena masuk salah satu divisi Gazala, Kirey malah bersedih sendirian di taman belakang. Bukan karena dirinya tidak mempunyai bidang olahraga, tetapi ini tentang nasibnya yang akan di cemooh banyak orang.

Baru saja tadi, Kirey disapa kakak kelas yang juga anggota osis pembimbing di kelompoknya saat MPLS. Dia menanyakan cabor apa yang Kirey ambil. Dan Kirey hanya bisa tersenyum tanpa berucap. Melihat ekspresi si kakak kelas tadi, yang dimana matanya terlihat langsung menilai Kirey dari ujung kaki sampai ujung kepala, membuat Kirey semakin takut akan hari hari yang akan dijalaninya di Gazala. Apalagi om dan papihnya adalah orang terpenting di sekolah ini, sudah pasti banyak celah untuk orang orang memakinya.

Tapi di sisi lain, Kirey bahagia. Karena rata rata temannya mendapat tempat di divisi 2. Termasuk Fasya, dia berada di divisi 2 cabor karate bersama Askar. Baguslah, mereka bisa ribut disana sepuas puasnya.

Sudah lama Kirey melamun, tiba tiba bangku yang di duduki Kirey sedikit bergerak, Kirey melihat ada laki laki yang ikut duduk bersamanya. Laki laki itu tersenyum, sebelum akhirnya dia memberikan boneka bebek kecil seukuran kepalan tangan orang dewasa kepada Kirey.

"Buat nambah nambah koleksi kamu dirumah" ucap Ranggit meyerahkan sepenuhnya boneka bebek itu.

Kirey tersenyum lebar. Laki laki ini yang paling banyak berdonasi boneka bebek di rumahnya. Sudah lebih dari dua puluh mungkin. Dari yang terkecil sampai yang besar, pernah Ranggit berikan.

"Makasih yahh"

Ranggit tersenyum membalas.

"Kamu kenapa ga ke aula?" Sambil memainkan boneka bebek barunya, Kirey bertanya. Sekarang seluruh siswa sedang di kumpulkan diaula, mereka sedang mendengarkan pengumuman resmi dari kepala sekolah, tentang siapa saja yang masuk 3 divisi Gazala.

"Ngapain ke aula, Kamunya juga ada di sini"

Kirey memandang bingung kearah Ranggit. Apa hubungannya, ada atau tidaknya kirey diaula dengan dirinya? Berpengarus merubah iklim dunia kah?

"Loh, emang pengumumannya ga akan di sampein kalau aku ga disana?" Jika benar begitu, berarti Kirey sudah membuat satu sekolah menunggu dong? Lalu bagai mana ini? Apa nanti Kirey akan di marahi seluruh warga sekolah?

Melihat ekspresi kaget dan ketakutan Kirey, Ranggit langsung tertawa lepas. Dasar gadis kecil. Mau menunggu berapa tahunpun pikirannya akan tetap seperti anak kecil.

"Reyy__Reyy__ Kamu ga sepenting itu di mata mereka. Hanya di mataku, kamu menjadi yang paling utama"

Ranggit berdiri dari duduknya, mengelus puncak kepala Kirey, lalu pergi.

Askar pernah bilang, Ranggit itu tidak seperti apa yang Kirey bayangkan. Saat ini Kirey menggambarkan Ranggit sebagai sosok lelaki yang sama seperti Askar. Perduli dan bernaluri melindungi. Apa itu juga salah?

Tiba tiba Kirey mengingat kembali perkataan Fasya kemarin. Tentang bagaimana jika Askar tak ada di sampingnya lagi?  Tapi Kirey tidak mau membayangkannya lebih jauh. Kirey yakin, Askar akan ada untuknya sampai kapanpun!

Lebih baik sekarang Kirey menemui Askar. Dan membuat perjanjian dengan laki laki itu agar dia benar benar tidak pergi suatu hari nanti.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang