Sore ini cuaca agak mendung. Tapi bagusnya tidak atau mungkin belum hujan karna itu memudahkan semua siswa agar bisa pulang tanpa harus terguyur air hujan. Askar tengan membereskan barang barangnya dan bersiap untuk pulang. Disampingnya, Ken pun melakukan hal yang sama."Ken gue pinjem buku Fisika lo dong"
"Buat apa? Kan kamu juga punya" Askar menepuk keningnya heran dengan kepolosan Ken yang tiada akhirnya.
"Gini loh Ken, gue belum nyatet sebagian materi, karna lo tau kan gue waktu itu ketiduran capek abis latihan karate yang giat banget tanpa henti." Askar menghela nafas ia mengusap dadanya. Harus banyak istigfar dan terus sabar kalau sama Ken ya teman teman.
"Oh gitu, bilang dong kan aku kira kamu mau minjem buat apa, yaudah" Ken hanya mengangguk ngangguk.
"Yaudah apa bangke? Euh gereget gue sama lo Ken." Askar membentuk jari tangannya seperti tangan sapi peliharaannya yang ingin mencakar mangsanya. Tapi jarang jarang sih sapi memangsa, kan dia dikurungin, mau cari mangsa dimana?
"Gereget berasal dari kata geregetan. geregetan berarti kamu gemas, kamu gemas sama aku Skar? Emang aku keliatan banget imutnya ya Skar?" Ken memang imut tetapi kepolosan nya itu yang membuat semua orang kesal. Jadi mau di sebut imut pun orang lain berfikir lagi, imut dari mananya? Yang ada bikin naik darah mulu.
"Serah lu dah mau ngomong apa. Kagak peduli gue. Sekarang gimana buku Fisikanya?" Askar tetap sabar walau ia tak tahan untuk menendang Ken ke zimbabwe.
"Buku fisika aku yang mau di pin_
"IYA BEGOK LU DARI TADI MUTER MUTER MULU, PUSING GUE!" Sudah. Askar tak kuat lagi untuk menahan emosinya. Askar kesal, sungguh kesal!
Ken memejamkan matanya dan menutup telinganya menggunakan tangannya. Untung saja kelasnya telah kosong karena semua penghuni telah pulang buru buru karena takut hujan turun dengan deras sebelum mereka sampai di rumah.
"Askar mah kalau mau teriak ga bilang bilang" Ken berujar pelan.
"Ngomong apa lo? Gue denger" dengan sinisnya Askar berkata. Ia kembali membereskan barangnya yang belum selesai. Terlalu pusing kalau terus meladeni Ken.
"Katanya denger. Tapi kok nanya" Ken masih berbicara dengan nada pelannya.
"Ngga kok ngga, hehe. Buku fisika aku ada dirumah. Mau ambil di rumah aku apa besok aja aku bawa?" Ken melanjutkan ucapannya namun dengan nada yang berbeda. Kali ini suaranya benar benar bisa didengar jelas oleh Askar.
"Hm gimana ya, kalau lo bawa besok kan tadinya gue mau langsung ngerjain malem sekarang karna mumpung engga ada latihan."
"Yaudah sekarang aja mampir dulu ke rumah aku, gimana?" Askar terlihat masih berfikir.
"Pinter juga lo tong, yaudah deh demi buku fisika gue mampir dulu aja ke rumah lo." Askar mengangguk dan mengajak Ken keluar kelas.
"Kan emang pinter aku mah skar."
"Serah lo cepet jalan jangan buang buang waktu." Askar berjalan lebih dulu, ia tak mau beriringan dengan ken sekarang, bikin pusing.
"Iya dah iya terserah abang aja, dedek mah apa atuh mau ngelawan aja ngga ngerti kamu ngomong apa." Dengan wajah murungnya Ken curcol.
"BERISIK LO BACEO MULU! CEPET TAR GUE TINGGAL!" Dari jarak yang lumayan jauh Askar samar samar mendengar curhatan Ken walau tak jelas. Jadilah ia membalas dengan sedikit berteriak.
"TINGGALIN AJA YANG BUTUH BUKU AKU KAN KAMU" wadoh gawat gawat! Askar kembali menghampiri Ken, dengan terpaksa ia menarik belakang tas Ken hingga Ken berjalan mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA [SELESAI]
Teen FictionOrang yang selalu menguras kesabaran itu adalah DIA Kehadirannya membuat segalanya terasa berbeda. Dengan segala tingkah konyolnya, orang bertampang premanpun, bisa dibuatnya tertawa. Tapi, Tak jarang pula membuatnya dalam bahaya Ini Kisah Kirey de...