46

130 22 0
                                    

Ditaman belakang Kirey kembali sendiri. Semua orang tengah berada di cabor divisinya masing masing. Dan sampai saat ini, Kirey masih belum memiliki divisi. Meskipun kini sudah jarang ada yang membullynya, dia tetap malu. Kenapa dia harus bersekolah disini jika tidak memiliki prestasi?

"Hhh__" Kirey menghembuskan nafasnya dengan berat. Kirey sudah seperti orang gila sekarang, Kirey itu tidak suka es krim, tetapi dia membelinya dan memakannya dengan malas. Bahkan sampai eskrim itu mencair ditangannyapun, Kirey tidak perduli.

Kirey melihat kesebuah lorong kelas, dijam jam seperti ini biasanya tidak akan ada murid yang berkeliaran dilorong. Tetapi Kirey melihat seseorang disana.

Kirey memicingkan matanya untuk lebih memperjelas penglihatan. Sosok yang ia lihat ternyata sedang berjalan mendekat kepadanya. Kirey tersenyum, ternyata sosok itu adalah Ken. Laki laki yang belakangan ini membuat hatinya jungkir balik. Kadang kesal, senang, bahkan malu.

"Pagi Key" Ken melambaikan tangannya.

Kirey masih terus tersenyum. Dia segera mebuang eskrim yang telah mencair itu dan membersihkan tangannya. Kirey juga sempat membenarkan ikat rambutnya yang melonggar, dia harus terlihat lebih cantik dimata Ken.

Saat Ken duduk disebelahnya, Kirey langsung memasang wajah bertanya kepada Ken. "Kamu ga latihan?"

Ken menggeleng. Dia memandang mata Kirey sebentar lalu pandangannya jatuh kebibir Kirey yang terdapat noda coklat disana. "kamu nyisain es krim buat aku?" Ken menunjuk sudut bibirnya sendiri sebagai cermin untuk Kirey.

Kirey menggeleng dengan cepat. Dia langsung membersihkan noda yang terdapat disekitar bibirnya itu. Bukan menggunakan tangan, melainkan menggunakan lidah.

"Masih ada Ken?"

"Kamu jilatin aja terus bibirnya. Nodanya juga tetep gaakan hilang"

"Tolong bersihin dong, aku kan gatau tempatnya dimana" Ini disengaja. Serius! Kirey ingin ada adengan drama dalam hidupnya. Seperti lelaki yang mengusap ujung bibir untuk membersihkan noda, atau adengan hampir terjatuh namun terselamatkan oleh sang pujaan hati. Ohh, Kirey benar benar ingin adegan seperti itu. Semoga saja itu diwujudkan oleh Ken.

"Ngga ah. Bibir kamu penuh air liurnya" Ken memasang ekspresi sedang merasa jijik. Dan itu membuat Kirey mangap tanpa kendali.

"Nih. Zoom kalo gakeliatan" Ken memberikan handphonenya kepada Kirey. Dilayar handphone, sudah masuk kedalam aplikasi kamera yang mengaktifkan kamera depan. Ya, Ken memang menyuruh Kirey mengaca di hanphonenya dan membersihkan noda itu sendiri. Kurang perpek apa Ken sebagai lelaki?

Kirey dengan wajah cemberutnya merebut handphone itu dari tangan Ken. Dan dengan terpaksa, dia membersihkan noda dibibirnya sendiri. Ken benar benar tidak bisa diandalkan.

"Kenapa kamu ga latihan?" Dengan nada yang judes, Kirey bertanya.

Ken memandang Kirey kembali, dia tersenyum manis. "Pengen nemenin kamu"

Kirey segera melirik Ken. Kerasukan apa dia ini?

"Jangan bilang kamu bolos!?" Kirey sudah memelototkan matanya sebagai awalan untuk memarahi Ken. Enak saja dia bolos bolosan, sedangkan dirinya untuk masuk divisi saja kesusahan.

"Sebenernya tadi aku telat kelapang. Daripada aku dihukum, mending sekalian bolos aja, ia ga?"

Kirey segera melayangkan pukulannya kebahu Ken. Lelaki itu tidak meringis, sakit sih, tapi tidak sebanding dengan pukulan Gilang saat itu.

"Kamu ga boleh bolos. Kalo kaya gitu, kamu bisa dihukum makin berat sama pelatih"

"Tinggal bilang aja, kalo aku sakit perut" Ken tersenyum menyebalkan.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang