31

137 23 0
                                    

Hujan lagi lagi mengguyur kota. Entahlah, kenapa cuaca begitu tak terduga, persiapan orang orangpun menjadi sia sia. Menurut pemberitaan, cuaca hari ini hanya berawan, jadi Askar memilih motor untuk menikmati sejuknya hari ini. Namun hujan tiba tiba turun saat setelah Askar dan Kirey keluar dari gerbang komplek. Tidak ada pilihan lain selain meneduh, karena akan beresiko jika Askar memaksa melewati hujan bersama perempuan itu. Pertama, Kirey bisa sakit. Kedua, Kirey akan sakit. Ketiga, Kirey pasti sakit. Dan Askar tidak mau Kirey sakit!

"Kamu sih_ Kenapa bawa motor coba? Udah tau bakal hujan" Kirey memanyunkan bibirnya dengan kedua tangan dilipat didada.

Askar yang baru selesai menyeduh kopi didalam mini market langsung terkena semprotan Kirey. Lelaki itu menyimpan kopinya diatas meja, dan menggunakan kedua tangannya untuk mengubah garis lengkung bibir Kirey agar tersenyum. Lagipula, biasanya Kirey selalu senang jika diajak naik motor, tapi sepertinya tidak untuk hari ini.

"Hadeuh. Ga kuat gue kalo bawa motor mah, berat"

Kirey langsung memukul pinggang lelaki itu dengan keras. Sekeras yang paling keraspun, jika Kirey yang memukul, Askar tidak akan merasa sakit. Jika Askar merasa sakit karena Kirey, itu bukan karena pukulan, melainkan perasaan.

"Yakin gamau jajan?" Askar menawari itu untuk yang kedua kali. Mumpung ada di mini market. Daripada nanti disekolah tiba tiba Kirey ngidam sesuatu yang merepotkan, iya kan?

"Mauuu. Hujan hujan kaya gini tuh, enaknya makan yang ped_

"Engga. Lo hanya boleh milih, antara beli susu, roti atau coklat"

"Tiga tiganya boleh?" Tanya Kirey sambil ketiga jarinya ia tunjukkan di depan muka Askar.

"Boleh"

"Tapi_

"Mau apa ngga?" Askar menawari untuk yang ketiga.

"Yaudah, daripada nelangsa yakan?"

Askar tersenyum dengan jawaban Kirey, dia mengacak acak rambut wanita itu sebentar, lalu masuk ke dalam mini market.

Askar mengarah ke rak tempat roti dijajarkan. Dia mencari roti yang isinya coklat dan susu, agar hemat. Tidak hanya hemat malah, roti, susu dan coklatnya ada di satu kemasan, jadi lebih higienis, ya kan?

Askar membawa roti pilihannya itu ke meja kasir. Ditengah penantian Askar menyelesaikan masalah bayar membayar dengan mba mba kasir, Kirey masuk dan langsung berdiri disebelahnya sambil menyenderkan kepala dibahu Askar, tangannya juga sudah melingkar di tangan Askar. Ada apalagi dengan wanita ini?

Hanya dengan melihat salah satu alis Askar yang terangkat saja, Kirey sudah tau apa maksudnya. Dia menarik nafas untuk menghilangkan kekesalan, lalu membuangnya perlahan.

"Diluar ada Ken. Aku lagi kesel, gamau ketemu sama dia" Dengan aksen tegas namun diselimuti sifat manja, Kirey menggelendot di tangan Askar.

"Tiga ratus peraknya mau didonasikan dek?" Pertanyaan mba kasir mengalihkan Askar dari Kirey.

"Iya mba"

Setelah menjawab pertanyaan mba kasir, Askar melihat Kirey tengah menghentak hentakan kakinya sambil memberenggut. Tangan Kirey sudah tak lagi bertautan dengan tangannya, sepertinya ada tambahan orang yang membuatnya kesal.

"Kamumah gituu, aku dicuekkin, mba nya di tanggapin" Dengan ekspresi kesalnya yang menggemaskan, Kirey lagi lagi membuat Askar menggelengkan kepala. Apa semua hal sederhana bisa membuat dia marah?

"Uda uda udah. Malu diliatin mbanya, kita keluar yu?" Dengan membawa kantong belanjaannya, Askar merangkul Kirey agar wanita itu tak terus membuat semua orang disekitarnya kebingungan. Seperti mba kasir kali ini yang menjadi korban, mungkin dalam hatinya, dia malah was was karena takut di tuduh pelakor oleh Kirey.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang