"Laki lakinya kemana ini? Masa dari tadi perempuan terus yang maju" Ibu Ratna sang guru Seni berkomentar.
Hari ini, dikelas Askar sedang berlangsung pembelajaran beliau. Setiap kelompok diberi waktu satu minggu untuk merencankan apa yang akan ditampilkan hari ini di depan kelas. Sudah ada dua kelompok yang maju kedepan. Masing masing kelompok berisi tiga orang. Dan kebetulan, anggota dua kelompok itu berisikan perempuan, jadi Ibu Ratna ingin, kali ini kelompok laki laki yang maju kedepan.
"Ibu"
Seorang siswi dengan tampilan super peminimnya mengangkat tangan.
"Kenapa?"
"Boleh ga kalau kelompok saya tampil sekarang? Ada Ken"
Ibu Ratna melihat ke arah Ken. Muridnya itu kini sedang tersenyum manis sambil melambaikan tangan sebagai pengganti kata 'Hallo'.
"Silahkan kalian kedepan"
Atas perintah Ibu Ratna. Siswi tadi dan temannnya beserta dengan Ken maju kedepan kelas. Askar tidak sekelompok dengan Ken, meskipun Ibu Ratna membebaskan murid muridnya memilih sendiri teman kelompok mereka. Bukan Askar tidak mau, tetapi memang mereka beda keyakinan dalam memilih Seni yang akan di tampilkan. Lihat saja saat ini...
"Assalamualaikum Wr.Wb"
"Waalaikum salam W.r Wb"
"Perkenalkan nama saya Nisya, ini ada dua teman saya yang bernama Ken dan Dila. Kami disini akan menampilkan salah satu seni tari, yaitu tari Jaipong. Selamat menyaksikan" Siswi bernama Nisya itupun mengatur posisinya. Dan secara otomatis, Ken dan temannya satu lagi juga mengikuti hal yang sama.
Speaker sudah mengeluarkan suara iringan tari jaipong. Ketiganya langsung menggerakan tubuh mereka sesuai gerakan tari yang mereka pelajari seminggu ini. Ken belajar dari video yang kemarin sempat di downloadkan oleh Ardan di yutup. Entah bagaimana dia dan dua temannya bisa menghapalkan tarian ditengah kesibukan mereka di masing masing cabang olahraga dalam waktu seminggu. Yang pasti inilah sebab Askar tidak mau bergabung dengan kelompok Ken.
"Gue pidioin aja kali ya? Biar Ardan Elvan liat" Askar dengan jahilnya mengarahkan kamera handphonenya ke depan kelas. Meskipun dengan gerakan kaku, Ken tetap berusaha menyesuaikan gerakannya dengan kedua temannya. Semua siswa siswi sambil menyaksikan, mereka juga menahan tawa. Askar benar benar tak mengerti, kenapa Ken memilih menari dengan cewe cewe itu ketibang bermain gitar sambil bernyanyi dengannya? Patut dipertanyakan!
"Beri tepuk tangan untuk teman teman kalian!" Ibu Ratna menginterupsi.
Semua bertepuk tangan. Tak terkecuali juga Askar yang baru saja selesai mengirim video ke w.a kedua sahabatnya, yaitu Elvan dan Ardan.
"Aku keren kan?"
"Banget! Sumpah lo keren!" Askar menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Ken saat sudah kembali ke bangkunya sendiri.
"Pulang ini, lo jadi nginep di gue kan?" Gantian. Kali ini Askar yang bertanya. Semoga saja Ken bisa menginap. Setidaknya Askar tidak terus nobar bertiga dengan kedua temannya saat pertandingan Barcelona.
"Jadi. Ini aku bawa baju ganti di tas" Ken menunjukkan tasnya yang sedikit lebih berisi dari biasanya.
"Lo dibolehin nginep?"
"Awalnya sih engga. Tapi aku dibantu temennya abang buat ngebujuk. Jadi dibolehin deh"
Askar tersenyum menanggapinya. Akhirnya akan ada waktu untuk Askar dan kedua temannya mengintrogasi Ken dengan durasi yang panjang. Jujur, masih banyak pertanyaan yang ingin Askar lontarkan kepada laki laki yang sebangku dengannya ini. Tentang keluarganya, sebab kepolosannya dan lain lain. Askar sudah tidak sabar menanti hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA [SELESAI]
Teen FictionOrang yang selalu menguras kesabaran itu adalah DIA Kehadirannya membuat segalanya terasa berbeda. Dengan segala tingkah konyolnya, orang bertampang premanpun, bisa dibuatnya tertawa. Tapi, Tak jarang pula membuatnya dalam bahaya Ini Kisah Kirey de...