49

547 26 4
                                    

Askar merasa ada yang aneh dengan Kirey. Berangkat mungkin masih bersama, tetapi setiap kali pulang sekolah, Kirey selalu meluncurkan berbagai macam alasan agar tidak Askar antar. Saat ditanya apakah Askar mempunyai salah kepadanya, Kirey hanya tersenyum sambil menggeleng. Tetapi jika Kirey tidak marah, lantas apa yang membuatnya berubah?

"Perasaan baru kemaren"

"Sekarang kan sama Ken. Iya ga?"

Elvan dan Ardan berencana mengajak Askar lagi ke Siklus. Kali ini dengan Ken. Laki laki ini sekarang tidak ada alasan untuk menolak ajakan sahabat sahabatnya, karena Elvan sudah dalam mode pemaksaan. Jika tetap menolak, Elvan mengancam tidak akan menganggap Ken sebagai temannya lagi. Sangat kekanak kanakkan kan?

"Apa kalian gabisa berada disatu mobil? Harus yah bawa mobil masing masing?" Ken selalu bingung jika ada acara dengan sahabat sahabatnya ini. Dia terus diberi pilihan untuk ikut mobil siapa setiap kali bepergian.

"Gabisa. Ini soal bensin, Merugikan orang yang bawa kendaraan, menguntungkan orang yang menumpang"

"Lo harus bersyukur karna lo gabisa mobil. Jadi lo ga perlu nyisihin uang jajan lo buat beli bensin, oke? Besyukur Ken!" Ardan mengarahkan tangan Ken untuk berdoa. Ken juga hanya menurut saja, dia mengucapkan Hamdalah saat tangannya digerakan Ardan untuk mengusap wajahnya.

Askar, Ardan dan Elvan segera menghampiri mobil mereka masing masing. Kini Ken berada di mobil Ardan. Menurutnya posisinya saat ini sangat rentan jika harus berdekatan dengan Askar. Ken takut Askar mengetahui sesuatu tentang perasaannya dan Kirey. Dia hanya tak ingin, mobil Askar berubah menjadi pengadilan dalam sekali kedipan mata. Ken menjadi tersangka, dan Askar hakimnya. Wahh, tidak bisa Ken bayangkan.

"Bagus lo milih gue. Sekarang sekarang ini, Askar sama Elvan lagi kurang stabil emosinya. Si Askar karena si Kirey menjauh, terus si Elvan karena baru ditolak kakak kelas" Ardan mulai menyalakan mesin mobilnya. Dia fokus kedepan tetapi masih tetap menghargai rekan berbincangnya.

"Kamu gaada niatan buat punya masalah juga Dan?" Pertanyaan Ken membuat Ardan menoleh. Dia pikir punya masalah itu suatu kebanggaan?

"Orang lain mah gamau kali punya masalah teh. Ini malah dicari" Ardan dibalik kemudinya menggeleng gelengkan kepala. Sudah berapa bulan dia bersama Ken? Kenapa tidak ada perubahan yang signifikan terjadi pada sahabatnya? Kenapa Ken masih tetap polos dan menyebalkan?

"Aku punya masalah. Harus aku gimanain dong?"

"Yah selesaiin lah bego. Ampundaa ahh, masa mau lo koleksi"

Ardan lagi lagi menggeleng atas ucapan sahabatnya itu. Ardan berharap, semoga Ken mendapat mukjijat untuk pintar dalam waktu semalam. Besoknya saat mereka bertemu lagi, Ardan berharap Ken sudah menjadi manusia gaul, dan terbuka terhadap perkembangan zaman. Aminnn ya Robbb!

Ardan menaikan kecepatan mobilnya saat menyadari mobil Elvan dan Askar sudah tak terlihat. Terlalu banyak mengobrol dengan Ken membutnya terlalu santai sampai bisa ditinggalkan kedua teman lainnya. Biasanya Ardan selalu yang terdepan, tapi kali ini mobilnya berjalan seperti siput saat Ken ada didalamnya.

Ken menatap jalanan yang ramai. Namun bukan pada itu pikirannya berada. Ken berfikir, apakah tindakannya benar? Dia telah menyatakan perasaannya, tetapi dia menyuruh Kirey untuk melupakannya. Ini yang pertama, Ken benar benar buta tentang cinta. Meskipun dia sudah menonton beberapa drama korea yang mengisahkan tentang cinta, tetap saja kisahnya berbeda dengan drama.

Dalam drama kisah cinta anak sekolah, hubungan si pemeran utama tidak disetujui oleh orangtuanya. Sedangkan Ken, dia tidak melibatkan orang tua, tetapi teman. Dan mungkin sudah banyak kisah cinta segitiga seperti ini, jika dibandingkanpun, masalah Ken jauh lebih tidak ada apa apanya dibanding kisah cinta orang lain. Tapi sekali lagi, ini adalah yang pertama bagi Ken. Lima tahun dalam kegelapan, satu tahun beradaptasi dengan dunia dan tahun kedua Ken sudah terlibat kisah cinta. Bukankah terlalu cepat?

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang