25

139 26 0
                                    

Pagi hari di iringi turunnya hujan deras di sekolah gazala, pagi ini entah mengapa semua orang tiba tiba bahagia, semua murid tak ada yang absen satupun. Padahal hari ini adalah hari pertama dimana turunnya hujan di pagi hari pada saat musim hujan telah terlewati.

Begitupun dengan Ken, ia datang dengan senyum menawannya, membawa payung putih dengan corak bunga berwarna pink. Jaket adidas dengan warna yang sama. Semua orang langsung memusatkan perhatian kepada Ken. Semua tercengo melihat penampilan Ken yang sangat wah. apa mereka tak salah lihat? apa mereka masih bermimpi? Tolong sadarkan mereka yaallah. Ken si anak polos namun tampan itu menggunakan barang dengan warna wanita lagi? Walau dulu ia pernah mengenakan jaket dengan warna yang sama, tapi dengan payung nya yang sepaket itu warga sekolah jika sebenarnya Ken ini laki laki apa bukan.

"Ken!" Suara bas yang terdengar keras dan tegas mampu membuat Ken melihat ke arahnya. Di koridor yang senyap karena orang orang masih tak percaya dengan kelakuan Ken, Ken hanya menaikan satu alisnya saat menyadari teman teman nya lah yang memanggilnya.

"Ken, maneh sadar sama penampilan maneh yang rada gila ini?" Ardan dengan logat sunda yang selalu melengkapinya berkata to the point.

"Emang ada apa sama penampilan aku ardan? Aku rasa gak ada yang kurang, bahkan sudah lengkap" sungguh polos sekali Ken ini. Hingga Ardan dan Elvan ingin sekali memulangkannya ke bengkulu.

"Gini ken, lu udah pake baju dengan lengkap, gaada yang kurang sedikit pun. Tapi masalahnya, warna nya itu loh ken, gak terlalu cewe?" Elvan dengan sabar menjelaskannya.

"Emang warna ini warna cewek? Ada merk atau plang nya ya kalau ini warna cewek? Kok aku gak liat sih, kalau tau ini warna cewek aku gak akan pake. Aku juga ngambil ini mendadak, karna ada di lemari dan warnanya sangat serasi, makanya aku pake, lagian di lemariku nggak ada pemberi tahuan bahwa ini warna wanita." Ken perlahan menutup payungnya, lalu menentengnya. Tujuan ken adalah membawanya ke kelas lalu setelah sampai dikelas ia akan membuka kembali payungnya dan di simpan agar payungnya kering. Sunggu apik sekali bukan?

"Astagfirullah ken lo ga bisa bedain mana warna cewek mana warna cowok apa? Gue akui lo keren, kece walau pun lebih keren dan kece gue, tapi kenapa lo harus sepolos ini sih ken?" Elvan menggaruk bagian belakang kepalanya. Ken hanya mengangkat bahu.

"Aku gatau apa alasan aku sering di sebut polos sama orang lain, lagi pula aku sering melihat cowok tampan menggunakan pakaian berwarna pink. Jadi menurutku ngga ada salahnya menggunakan pakaian warna pink" Ardan dan Elvan menepuk jidat mereka.

"Aduh Ken, yang maneh maksud yang pake baju pink itu cowok ganteng yang bersih? Pakaian mereka rada cewek banget? Astagfirullah Ken, itu cowok jadi jadian tau gak? jaman sekarang cowok banyak yang gak normal, dan mereka selalu pengen jadi perempuan, emang still nya kece banget, tapi Ken, yang mereka hobby datengin itu toko kecantikan, pernak pernik cewek dan lain lain, jadi lo harus tau mana warna cewek mana warna cowok, ngerti?" Lagi lagi ken si polos itu hanya mengernyit tak mengerti.

"Cowok jadi jadian itu apa Dan?"

"Astagfirullah, susah ya ngomong sama maneh, terserah lah aing mau ke kelas aja. Pusing ngurusin maneh mah, Van lu arahin dia. Gue duluan" Ardan pergi meninggalkan Ken dan Elvan.

"Van_

"Gue juga ga ngerti Ken, gue mau ke kelas, ada pr yang belum gue selesain. Lu baik baik ya disini." dengan teganya Elvan meninggalkan Ken yang tengah melongo sendirian. Sebelum pergi Elvan sempat menepuk pundak Ken dua kali.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang