26

138 24 0
                                    

Wajahnya cemas. Banyak sekali hal negatif yang ia ramalkan akan terjadi. Bahaya yang datang, trauma yang akan jadi kebiasaan. Sungguh Askar takut itu terjadi kepada Kirey jika dia kenal bahkan dekat dengan Gilang Alaska. Askar tidak pernah berfikir, ada sosok Gilang dari sekian banyak laki laki yang harus dijauhkannya dari Kirey.

Pertemuan Kirey dengan Gilang, yang Askar tau telah terjadi 2 kali. Pertama, dari penglihatannya sendiri di toko es krim. Kedua, cerita dari sahabatnya. Dimana kata Ken, saat Kirey berada di mini market, ada laki laki yang menemaninya duduk, dan laki laki itu sudah dipastikan adalah Gilang. Belum lagi Om Saka (Ayah Kirey), Pernah menelponnya dan menanyakan siapa 'kakak Kejam' yang sedang Kirey pikirkan. Askar juga memastikan yang dipikirkan Kirey itu adalah Gilang. Tidak mungkin Irfan. Gilang memang sangat terlihat kejam saat mencekik Kirey bukan?

"Gimana kalau Gilang suka sama Kirey? Lebih parah lagi kalau dia mau nyakitin Kirey?" Askar masih memikirkannya hingga detik ini.

"Argh! Masa gue ajak Gilang sparing?"

"Wetttss Santaiii bro! Gilang itu bukan lawan yang biasa" Elvan mengingatkan.

Kini memang Askar tengah membicarakan masalahnya kepada sahabat sahabatnya. Tidak terkecuali Ken. Tetapi kali ini Ken tengah fokus memperdalam ilmunya untuk mengoprasikan handphone yang semenjak saat dibeli masih disimpan dalam dus. Ardan yang bertugas mengalihkan fokus Ken. Dia sudah seperti baby sister yang diperintah majikan untuk mengajak si anak bermain agar tidak ikut dalam kegiatan yang tengah dilakukan orang tua. Tapi meskipun begitu, Ardan masih dapat memahami apa yang dibicarakan.

"Buat Kirey, gue siap kok lawan Gilang" Askar yakin dengan perkataannya.

"Gua akuin lo jago dalam hal beladiri. Tapi lo hanya kuasain satu Skar. Gilang kuasai tinju bebas, silat, taekwondo, bahkan dia kuasai apa yang juga lo kuasai"

Askar semakin frustasi. Apa yang dikatakan Elvan benar. Bagaimana bisa dia mengalahkan seseorang yang berpengalaman dalam bidang melumpuhkan lawan? Cara licik mungkin bisa. Tapi setelahnya, Kirey akan semakin dalam bahaya.

"Belum lagi kalau Kirey tau lo berantem diluar agenda latihan Karate. Mati dua kali lu" Ditengah tengah ajarannya kepada Ken, Ardan ikut berkomentar. Baginya sahabatnya ini sudah gila jika ingin menantang Gilang bertanding dalam bidang yang lawannya kuasai. Mungkin Gilang tidak akan bernegosiasi memasukkan Askar ke rumah sakit terlebih dahulu, tetapi yang lebih dari itu.

"Dan Dan Dan!" Ken tiba tiba panik dan mengambil semua perhatian dari ketiga lelaki di sekitarnya.

"Kenapa hape nya Geter geter Dan!?" Ken yang kini tengah dalam posisi jongkok di depan handphone yang ia letakkan di bangku kantin, masih terlihat panik.

"Astagfirullah Kennn! Itu kan karena gue miscall. Lu kira mau meledak apa? Pake tutup kuping segala lagihh. Hadeuh!" Ardan menepuk jidatnya. Serius kali ini Ardan benar benar kesal. Sedari tadi dia mengajari Ken, selalu saja ada tingkah tingkahnya yang membuat jengkel.

"Mana aku tau. Kamu ga ngomong" Ken merubah mimik wajahnya dengan wajah polos yang ia punya. Ia juga kembali duduk sewajarnya, tidak lagi bejongkok dan tidak lagi berwaspada.

"Pusing ah gue. Jangan jangan lo juga ga ngerti sama semua yang baru gue ajarin?" Ardan berharap dia tidak akan kecewa. Ya masa dia sudah dibuat kesal, dia juga dibuat kecewa sih? Kalau begitu dia lebih memprihatikan dari pada orang yang hanya diberi harapan.

"Ngerti ko. Ini yang gambarnya telepon warna putih, buat simpen nomber cewe cantik. Yang was ap, buat chat cewe cantik, terus yang instagram, buat liatin poto poto cewe cantik"

"Mantappp" Alahamdulillah, Ardan berhasil.

Askar dan Elvan menoyor Ardan bersamaan. Apa yang Ardan ajarkan benar benar kurang ajar. Jika seperti itu, sama saja dia mengajarkan Ken untuk menjadi buaya darat sepertinya.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang