37

113 23 0
                                    

Sudah pukul 17.15 wib. Pak Wira barusaja keluar kelas. Guru PAI itu ternyata benar benar menunjukkan keganasannya hari ini. Semua organigram kelas di marahi hanya karena tidak ada siswa yang menjemputnya diruang guru. Mulai dari KM dan wakilnya, Sekretaris dan wakilnya, Bendahara yang tidak berkepentingan dalam urusan penjemputan gurupun juga jadi korban, belum lagi seksi keamanan, peralatan, kebersihan, kerohanian, dan seksi olahraga. Anehnya, mereka juga kena. Dan yang paling apes, pastilah seksi pendidikan, sialnya, seksi pendidikan adalah Ken dan salah satu teman kelasnya, Nisya. Mereka berdua akan dilaporkan ke walikelas karena tidak menjalankan tugasnya dengan baik, karena kecerobohan itulah, pak Wira menjadi terlambat hampir setengah jam kekelas ini.

"Makanya, kalau anak anak nyuruh lo jangan jemput pak Wira tuh jangan di dengerin. Lu sendiri kan yang repot" Meskipun Askar senang terhadap jamkos, dia tidak setega itu untuk mengorbakan sahabatnya. Lebih baik belajar daripada ada yang dikorbankan.

Ken hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Lalu setelah itu, Ken terdian saat Askar mengoleskan sesuatu semacam salep kepada rambutnya. "Itu apaan Skar?" Pada Akhirnya Ken bertanya.

"Pomade. Kalo lo pake ini, rambut lo jadi lebih gampang ditata. Coba deh" Askar menyodorkan kemasan kecil yang ia pegang. Laki laki itu juga langsung menata rambutnya agar tetap terlihat segar meskipun kini sudah sorean.

Drtt.. Drtt...

Notifikasi chat masuk ke handphone Askar. Lelaki itu menghentikan aktifitasnya, dan membaca pesan yang masuk tadi.

"Lah, mendadak banget anjir" Askar memasukkan kembali handphonenya kedalam saku celana. Dia langsung mempercepat gerakannya memasukkan buku.

"Gue titip Kirey lagi. Anterin dia sampe rumah, awas kalo sampe kenapa napa! Dan itu pomade, jangan ampe ilang!" Setelah itu Askar langsung berlari keluar kelas, meninggalkan Ken yang sedari tadi menunggunya. Sangat tega!

Ken menerima nasibnya saat ini. Urusan mengantar Kirey sudah tidak menjadi bebannya lagi. Ken menganggap semua tugas dari Askar yang menyakut Kirey adalah sebuah hadiah. Karena dengan begitu, Ken mempunyai teman pulang dan berbicang.

Ken mulai mengoleskan salep yang Askar beri. Ya siapa tau, cupu Ken akan hilang karena benda ini.

"Ken"

Suara seseorang menggema di ruang kelas yang sepi. Ken memang tidak pernah sendirian, tapi ini benar benar nyata, ternyata dikelas tidak hanya dia, ada Rachel yang masih berada dibangkunya.

"Abi Askar udah suruh pelatih karate Askar ngadain latihan mendadak hari ini. Sekarang, lo sama Kirey laksanain tugas kalian" Hampir saja Ken melupakan tugasnya itu. Mendengar ucapan Rachel Ken hanya mengangguk, menutupi sifat pelupanya agar Rachel tidak tau. Jadi Askar tidak bisa mengantar Kirey itu, sudah direncanakan? Baiklah, Ken akan berbelanja bahan dekorasi sekarang bersama Kirey. Pasti menyenangkan!

"Yaudah, aku temuin Kirey sekarang. Dah Rachel" Ken memasukkan salep Askar kedalam tasnya, setelah itu dia langsung keluar kelas untuk menemui Kirey yang entah dimana.

Dipersimpangan jalan, antara arah ke parkiran dan arah ke kelas Kirey, handphone Ken berbunyi. Ada sebuah pesan masuk dari nomber yang tidak tersimpan. Pesannya mengisyaratkan untuk Ken langsung keparkiran. Sepertinya pesan itu dari Kirey. Dan ada tanda yang tidak Ken mengerti diakhir kalimat pesan itu (:*) . Asudahlah, mungkin itu tidak terlalu penting.

Ken berlari melewati lapang untuk keparkiran sekolah. Dilapang ada banyak siswa siswi yang berlalu lalang, tak sedikit pula ada siswi yang memerhatikan sambil membicarakannya. Berbicara baik atau tidaknya mereka, Ken tidak tahu. Dia tidak akan perduli.

Tepat di luar gerbang sekolah, Kirey berdiri disana. Tetapi perempuan itu bersama seseorang. Seseorang yang sejauh ini masih Ken hormati namun untuk menemuinya, Ken tidak berani.

DIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang