2.Kaira Saras Hardjadiningrat

16.3K 636 2
                                    


           Setiap Detiknya Aku selalu bertanya pada diriku sendiri , kenapa Sih Pak dokter itu selalu menyalahkan Kinerjaku . Aku sudah berusaha Menjadi Orang yang tenang , yang teliti , Juga yang Sabar ,rupanya itu semua tak cukup membuat pria itu bersahaja, dia masih saja menganggapku ceroboh, dan biang masalah . Dan dalam posisi seperti ini yang membuat aku berfikir ulang merajut karir di dunia medis, tidak sedikit kawan-kawan seperjuangan ku yang mengeluh lelah, apalagi mendapat konsulen macam dokter Ezhar itu.

Secara fisik ku akui dokter Ezhar memang yang paling tampan diantara dokter lainnya yang bekerja dirumah sakit ini. Secara garis besar dokter Ezhar memiliki kulit Kuning langsat , Lensa Matanya juga berbeda,  dia memiliki kontak lensa berwarna Biru gelap, Pertanda Dia bukan keturunan Indonesia , dan terakhir dari fisiknya ialah dia memiliki postur tubuh tegap dan tinggi, jika dibandingkan dengan aku, aku hanya sampai di ketiaknya , apalagi yang ku dengar dari teman-teman ku bahwa dokter Ezhar acap kali keluar masuk gedung  gymnastic ketika ia libur praktik,  pastinya dengan tubuh seperti model pria,  dia banyak di gemari kaum hawa. 

Sayangnya aku keburu jengkel pada sikapnya, bayangkan saja dari banyak koas, cuma aku yang dia cereweti, hanya karena dirinya yang kenal dekat dengan kakak lelakiku, dia jadi bertindak semena-mena, terlebih lagi mas alif sudah memberi ijin agar tak segan memarahiku jika aku ada salah. Ingat bagaimana dia memarahiku tadi pagi, tenang tapi menghanyahutkan, diakhir kalimat dia malah menghukumku.apalagi jika aku terlambat brefing sudah jelas hidungnya langsung kembang kempis seperti akan memakan ku hidup-hidup.

Aku terduduk lemah di depan ruang operasi, bukan karena takut darah,tapi karena lebih dari lima jam belum ada asupan apapun yang mampir di perutku. Beruntung aku tidak memiliki riwayat penyakit lambung, kalau iya,  sudah dipastikan aku yang akan menjadi pasien di UGD. Jangan tanyakan mengapa aku bisa sampai terduduk lemas begini, cukup tahu bagaimana hectic nya rumah sakit sejak pagi tadi, ditambah lagi salah satu dokter UGD yang sedang libur, bahkan dokter Ezhar tak henti-hentinya mengomeli kami semua hanya karena salah satu dari kami yang salah anamnesis pasien. Alhasil,ocehan panjang mirip kereta gandeng lolos dari mulutnya, belum selesai masalah anamnesis tiba-tiba perawat muncul dan memberi tau kalau ada pasien lain yang baru masuk, kondisi lumayan gawat, beberapa kali pasien laki-laki itu mengaduh kesakitan, setelah diperiksa anamnesis kita pasiennya mengalami syok sepsis. SUhu tubuhnya bahkan mencapai 40 celcius , dokter ezhar pun memutuskan untuk memindahkan pasien ke ICU, enggak disangka sampaui diruangan itu, kondisi pasien pun makin mengkhawatirkan, dengan inisiatif tim kami langsung melakukan tindakan resusitasi jantung paru, hampir lebih dari tiga puluh kali mencoba, akhirnya detak jantungnya kembali normal, ada rasa lega yang tak terkira setelahnya, bahkan tangan ku sudah beregetar hebat,  saking mencekamnya suasana itu. 

''kai, kamu kenapa?'' suara dari samping kanan ku menghampiri gendang telingaku, aku menengok sekilas ternyata bang Devin, salah satu anak koas yang cukup baik padaku. Wajah pria itu menggambarkan kekhawatiran mungkin dia fikir aku sedang kesakitan.  Padahal aku hanya merasa lemas karena belum makan.

''coba bilang apa yang Sakit?,biar abang panggilkan suster ya!''ucapnya dengan raut panik yang kentara.
Bang devin hampir saja mereliasasikan ucapannya, namun tertahan karena suara kukuruyuk yang berasal dari perutku. 

"kaira.. ''

''hehe, laper bang belum makan dari tadi pagi''sahutku dengan cengiran.

                               ***
  Hal yang paling memalukan sepanjang sejarrah aku berada dirumah sakit ini, terutama di depan bang devin, etah mau ditaruh dimana lagi wajah cantik ku ini, yang jelas suara perutku tadi betul-betul merusak image ku. Dan apa-apaan tadi, bang devin hampir menggendongku ke kantin, karena melihat tubuh ku yang sok lemas, padahal seharusnya jika saat itu ada dokter Ezhar dan pria itu menyuruhku lari dari lantai satu sampai tiga tanpa menggunakan lift, aku pasti masih kuat untuk berlari,  aih,  selepas ini pasti penggemar bang devin akan mengatai aku sok cari perhatian. 

Kaira ( She's Mine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang