29.Demi Sate

7.3K 381 2
                                    

         

     sabtu sore, usai bekerja aku langsung buru-buru pulang kerumah. Memandikan, dan mengajak Ezra jalan-jalan seolah menjadi objek baru bagiku. Ezra memang sudah satu minggu ini ku rawat, seperti anak kandung ku sendiri. Aku pun senang, setidaknya dengan adanya ezra, aku bisa move on dari kesedihan atas kehilangan Althaf kemarin.

      Ezra sedang bermain-main dengan Squisy nya, sedangkan aku sendiri Masih asyik dengan alat pompa ASI,memang belakangan ini aku rutin memancing payudara ku agar bisa mengeluarkan air kehidupan itu lebih banyak lagi. Air asi ku yang belum sepenuhnya habis, kuberikan kepada Ezra,meskipun tidak terlalu banyak, dengan di dukung susu Formula juga, tapi aku yakin aku bisa Memberikan ASI untuk ezra, layaknya anak kandung ku sendiri.

        "kamu pompa lagi yang.. "suara mas ezhar menginterupsi kegiatan ku.
  Sesaat wajah mas ezhar terlihat Datar, dia agak Kurang Respect dengan niat ku ini.

       Belum sempat aku bicara banyak pada mas Ezhar, ezra Tiba-tiba menangis, mungkin dia lapar. Segera aku merengkuh nya dalam gendongan ku, lalu menyodorkan Payudaraku umtuk ia hisap. Dengan sisa-sisa kekesalan karena Dia acuhkan oleh ku, ezra pun menyedot kuat-kuat puting ku. Aku tersenyum melihat kelakuan Ezra.

     "ya ampun nak, Pelan-pelan dong, takut banget ASI nya di colong orang"sahutku sambil mengusap-usap rambut coklat nya.
 
  "yang,kayaknya lebih baik kita kasih ezra susu formal aja, kasian aku liatin kamu yang harus pompa-pompa kayak gitu. " sahut mas ezhar Tiba-tiba. Aku langsung menoleh kearah bapak-bapak satu ini.

     "mas,aku enggak pernah merasa keberatan kok, apapun akan aku lakuin buat ezra. " tuturku lembut, semenit kemudian mas ezhar mengangguk, tidak punya bahan lagi untuk membantah ku.

      Sementara Itu, mendengar kami yang sedang bicara, Ezra Tiba-tiba menghentikan kegiatan nya, dan beralih menatap ku, aku tersenyum, tapi kemudian tersadar, ASI ku yang tiba-tiba Mengucur Deras, Sampai-sampai aku harus menyodorkan nya kembali pada Mulut kecil ezra.

     "mas.. " panggil ku, kami saling melempar pandang sekarang.

     Masyaallah, aku takjub dengan kondisi ini, ALLAH masih memberi ku kesempatan untuk mencurahkan air kehidupan itu untuk ezra, yang jika Di fikir-fikir mustahil, hampir Satu Bulan sejak Althaf meninggal, dan Selama masa itu, Tidak ada yang mengambilnya, sehingga aku yang sering merasakan nyeri,dibagian Dada.

      "Alhamdulillah... "ucap mas Ezhar, senyum nya mengembang, lalu membawa Punggung tangan ku untuk ia kecup Berkali-kali, sebagai pengalihan rasa senang nya kepadaku.

      " ezra seneng ya,  disusuin Bunda? " mas Ezhar beralih menatap Ezra yang sedang asyik-asyik nya menyusu padaku. Bayi dua bulan itu kini muali terlihat berubah, satu minggu bersama kami, tubuhnya, agak berisi. Bahkan sekarang, dia Jauh lebih baik, daripada Ketika pertama kali dibawa kana Ke jakarta.

    Ah iya, ngomong-ngomong soal kana, perempuan itu sempat mengirim Sebuah surat, dua hari yang lalu. Yang berisi ucapan terimaksih, juga dia yang kini sudah memiliki pekerjaan, untuk membantu mengajar di Pesantren yang ada di surabaya. Dia tidak bilang, dimana alamatnya berada kini. Tapi yang aku harap, wanita itu tidak datang lagi untuk mengambil Ezra dari sisi ku, karena jujur aku sudah menyayangi ezra seperti anak kandungku sendiri, dan aku tidak siap jika ezra ikut pergi seperti Althaf.

     "makasih yang.." mas ezhar bersuara lagi. Aku mengerutkan alisku, belum paham apa maksud perkataannya.

      "untuk?"

      "terimakasih karena sudah mau bertahan Sama Mas, maaf kalau sebelumnya mas sempat Menyakiti hati kamu." ucapnya tulus, dibarengi air mata yang mengalir di pelupuk matanya.

Kaira ( She's Mine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang