PART. 20 - THUNDER

48.2K 3.1K 162
                                    

3280 kata untuk kalian. 💜

Happy reading.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Dalam kamus hidup Liam tidak ada kata menyerah, apalagi mengalah. Apa yang dia inginkan dan apa yang dianggapnya benar sudah pasti adalah hal yang mutlak untuk didapatkan. Tapi sekarang? Liam perlu berpikir ulang tentang kamus hidup sialannya yang entah sudah berapa kali harus diubah.

Mengalah itu sama sekali tidak menyenangkan. Menyerah apalagi. Liam sampai harus menahan diri untuk tidak meluapkan amarah sejak kemarin sore atau sejak Chelsea pergi dan tidak pulang semalam. Sungguh sangat kekanakan jika wanita muda itu lebih memilih pergi mencari temannya dan bermalam di sana.

Terus berpikir sampai mencari jawaban hingga kesal sendiri, Liam pun mencoba untuk berdamai dengan keadaan yang seharusnya bisa diubah. Dengan merendahkan diri untuk bertanya pada salah satu teman bajingannya yang sudah menikah, Liam disarankan untuk meminta maaf, membujuk dengan nada tenang demi memperbaiki hubungan, juga menahan diri untuk tidak terlihat emosi.

Meski sangat sulit, tapi Liam berhasil membawa Chelsea kembali ke rumahnya. Tidak begitu banyak mengobrol selama di perjalanan, juga mendapati Chelsea yang lebih banyak terdiam dan Liam pun juga tidak ingin banyak berbicara karena otot mulutnya sudah terlalu lelah untuk bersilat lidah.

Begitu tiba di rumah, Chelsea segera menyiapkan makanan dengan membuat beberapa menu dan menikmati makan siang bersama. Sesuai dengan janjinya, Liam mengajak Chelsea untuk berkuda. Namun sialnya, mereka tidak bisa pergi ke ranch kuda bersama karena Liam harus mengerjakan beberapa pekerjaan darurat.

See? Terpaksa tidak bekerja hanya untuk menarik anak muda yang labil itu pulang ke rumah, batin Liam kesal. Ayahnya sudah pasti akan tertawa terbahak-bahak melihat kebodohan yang sedang dilakukannya saat ini.

Setelah menyelesaikan beberapa hal, Liam segera bersiap untuk melakukan hobi yang disukainya sejak kecil. Sudah lama sekali dari kali terakhir Liam berkuda, meski begitu, dia tidak lupa bagaimana caranya berkuda dan tetap memenangkan perlombaan jika memiliki waktu luang.

Kuda pertamanya bernama Zorro, hadiah ulang tahun yang kesepuluh dari ayahnya. Sejak saat itu, dia menabung uang jajan demi membeli beberapa kuda untuk dipeliharanya. Impiannya adalah memiliki rumah tinggal dengan fasilitas perkebunan dan peternakan kuda, kini sudah terwujud dengan menempati rumah impiannya.

"It's been like forever since the last time you were here, Buddy," sapa seseorang dari arah belakang dan Liam spontan berbalik untuk menatapnya dingin.

Dylan James Praguna, kawan lama yang juga memiliki hobi yang sama dan menitipkan dua kuda peliharaannya di ranch kuda milik Liam. Pria itu menetap di Melbourne dan sesekali datang ke Jakarta untuk berkuda di situ.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNWANTED BRIDE (REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang