PART. 22 - THE ENMITY

48.8K 3.1K 278
                                    

Written by. Sheliu x CH-Zone

Nggak usah nungguin warning karena kolabs butuh POV cowoknya.
Cuma kepengen deep into emotion aja kalau cowok lagi marah tuh kek gimana dan apa sih yang ada di dalam benaknya. Gitu. 🙈

Happy reading. 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Liam sangat tahu jika sudah menyakiti Chelsea lewat sikap dan ucapannya. Meski tidak bermaksud demikian, tapi Liam tidak mampu mengendalikan diri untuk mengeluarkan ucapan yang tidak seharusnya keluar dari mulut sialannya. Pertemuan dengan para orangtua waktu itu, sukses menyulut amarah dalam diri begitu saja.

Berhadapan dengan Purnawan seringkali membuatnya tidak terkendali dan payah dalam penguasaan diri. Juga dirinya tidak ingin Chelsea mengetahui masa lalunya. Dia lebih memilih dikenal sebagai seorang yang tidak berperasaan, kaku, dingin, dan apapun yang diucapkan Chelsea waktu itu.

Bukan ingin menjadi lebih brengsek atau menolak wanita itu. Bukan. Tapi justru karena Chelsea memiliki banyak kelebihan yang sanggup menutupi semua kekurangannya dan membuatnya ragu untuk bisa membahagiakannya. Bayangan tentang keluarga bahagia versi Chelsea akan sangat sulit karena Liam tidak pernah melihat definisi keluarga seperti itu.

Namun, semakin dirinya mengenal Chelsea, semakin dirinya menginginkan wanita itu. Juga, semakin membuatnya takut jika dirinya akan menyakiti Chelsea lebih dari apa yang dilakukannya saat ini. Maka dari itu, Liam berpikir untuk menjadi brengsek dengan mengacuhkannya agar Chelsea berubah pikiran tentang pernikahan mereka.

Nyatanya? Justru Liam yang merasa kacau dan semakin tidak senang dengan pikirannya sendiri. Padatnya jadwal kerja tidak membuat perhatiannya teralihkan dan terus berusaha mencari kabar tentang Chelsea, setidaknya kegiatan apa yang dilakukannya selama sehari. Bahkan, Liam selalu memeriksa ponselnya untuk sekedar melihat foto profil yang tertera di kontaknya, atau melihat sosial media. 

Merindukan Chelsea adalah hal yang dilakukannya setiap hari. Sudah beberapa hari atau lebih tepatnya sudah lima hari, Liam melakukan pekerjaan di luar negeri dan tidak bisa menunggu sampai seminggu untuk segera pulang ke rumah perkebunannya. Setelah menyerahkan beberapa pekerjaan kepada tangan kanannya, Liam segera kembali ke Jakarta.

Namun saat tiba di lobby rumahnya, dia mengenali sebuah mobil yang tidak asing terparkir di situ. Liam langsung menoleh pada penjaga yang dipercayakan untuk mengawasi rumah dan melotot tajam oleh karena tidak memberitahukan kehadiran orang lain di rumahnya.

Dia sangat tidak menyukai dan tidak mentolerir jika ada orang lain menginjakkan kaki di dalam rumah pribadinya.

Tidak ingin mendengar penjelasan apapun, Liam segera berjalan masuk dan berhenti diantara ruang makan dan tangga utama sambil melihat apa yang terjadi di depan matanya. Tampak Dylan yang berusaha membantu Chelsea untuk membawa piring kotor ke sink, yang sepertinya sedang melempar lelucon dan Chelsea hanya tertawa pelan di sana.

Menggertakkan gigi, Liam tidak percaya jika Chelsea membiarkan seseorang masuk ke dalam rumahnya selagi dirinya tidak ada. Dia yakin jika Chelsea tahu jelas tentang ketidaksukaannya pada kehadiran orang lain di rumah ini. Mereka berdua tampak baru saja menghabiskan waktu makan malam bersama.

Marsih adalah orang pertama yang menyadari kehadiran Liam dan tertegun melihatnya. Dengan tatapan tajam sebagai kode untuk tidak bersuara, Liam mengarahkan dagu agar kepala pelayan rumahnya segera meninggalkan ruangan itu selagi Chelsea dan Dylan masih asik berbincang sambil mencuci piring di sana.

UNWANTED BRIDE (REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang