Hello, part ini agak panjang tapi aku seneng nulis ulangnya. 🥺
Emang dasar aku pecinta om2 jadinya yah gitu 🙃Happy reading. 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Masih bergeming sejak Chelsea meninggalkannya, Liam berdiri di dekat jendela besar sambil menatap hampa pada Chelsea yang berenang dengan luwesnya di sana. Dia masih menggenggam kotak arloji yang baru saja dibelinya setelah memilih selama hampir dua jam, dan bertanya-tanya dimana letak kesalahannya karena Chelsea menolak hadiah itu.
Untuk pertama kalinya, seorang wanita menolak hadiah pemberiannya. Merasa tidak nyaman karena kejadian tadi siang, Liam sama sekali tidak bisa fokus pada apapun yang dikerjakannya selepas siang itu. Berniat untuk berdamai, atau setidaknya mencairkan suasana dengan mencari hadiah, tapi justru berakhir dengan sebuah penolakan.
Damn, Liam menjadi kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apalagi, ucapan Chelsea benar-benar membuatnya hilang akal dan tidak mengerti dengan kemarahan wanita itu.
Menghela napas berat, Liam mengerjap dan kembali melihat ke arah kolam. Keningnya berkerut karena Chelsea tidak terlihat, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling kolam tanpa adanya tanda-tanda kehadiran sosok wanita itu. Saat tatapan matanya tertuju pada bayangan hitam di tengah-tengah kolam, matanya melebar kaget dan langsung membuang kotak arloji sambil berlari menuju ke kolam.
Melepas jas tanpa mencopot sepatu, Liam segera melompat turun ke dalam kolam untuk menggapai Chelsea, menarik tangannya, lalu merangkul bahu untuk dibawa ke tepi kolam. Dengan cepat, Liam mengangkat Chelsea dari kolam, berteriak memanggil siapa saja dan memaki para penjaga yang baru saja memasuki area kolam karena tidak sigap.
Tubuh Chelsea lemas dan dingin, sukses membuat Liam panik dan segera melakukan pertolongan pertama dengan menekan kuat dada Chelsea sebanyak dua tekanan per detik.
"Chelsea!" panggil Liam parau sambil terus menekan dada, berhenti sejenak untuk menempelkan telinga pada hidung Chelsea, lalu kembali menekan sambil menghitung dalam hati.
Dia yakin jika Chelsea akan baik-baik saja, tapi dengan melihat wajah Chelsea yang pucat, dan sekujur tubuhnya yang begitu dingin, membuat detak jantung Liam berdegup begitu kencang, sangat kencang hingga dirinya terasa sesak, bersamaan dengan tubuhnya yang ikut gemetar karena takut. Takut sekali.
Para penjaga mencoba memberi bantuan dengan menawarkan diri untuk menggantikan Liam melakukan CPR, tapi hanya desisan geram yang diberikan Liam dan kembali fokus untuk menyadarkan Chelsea.
Satu tekanan kuat dilakukan, dan itu sukses membuat air keluar dari mulut Chelsea, lalu mulai terbatuk-batuk. Kelegaan langsung menjalar dalam tubuh Liam dan spontan membuatnya menarik Chelsea ke dalam pelukan yang erat sambil bernapas dalam buruan yang kasar.
"What the heck are you doing in there?" gumam Liam sambil menahan diri untuk tidak menggeram, lalu menarik diri untuk memperhatikan Chelsea yang tampak linglung. "Ada yang sakit? Ada yang nggak enak? Udah merasa baikan?"
Chelsea mengerjap pelan sambil menatapnya, seolah mencerna apa yang terjadi selama beberapa saat, lalu akhirnya seperti tersadar jika saat ini dirinya sedang berhadapan dengan Liam. Tidak menjawab, tapi Chelsea terisak pelan. Liam sangat mengerti jika wanita itu terguncang.
"It's okay, you're safe now," ucap Liam sambil memeluknya kembali dan membelai lembut kepala Chelsea.
Dia merasakan Chelsea membalas pelukan dengan merangkul bahunya sambil terus terisak, membuatnya bisa merasakan tubuh Chelsea yang gemetar. Tersadar jika keduanya basah kuyup dan para penjaga dan pengurus rumah yang tampak bersiap, Liam segera mengangkat Chelsea dalam gendongan dan membawanya meninggalkan area kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED BRIDE (REVISION)
Roman d'amourThis is Liam's story: "Kita sama-sama merasa sial dan dipaksa, yang artinya kita berdua nggak setuju dengan pernikahan hari ini. Jadi, kita bisa kerja sama untuk kabur sekarang!" ucap Chelsea dengan penuh penekanan. Pria itu tersenyum sinis sambil m...