Hehehehe, tumbenan jam segini udah dapet update yak?
Itu tandanya aku udah kelar halu sendirian, sekarang lempar ke kalian.Happy reading. 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Entah kenapa hari ini terasa lamban sampai Liam terus melihat jam tangannya yang baru menyentuh pukul dua siang. Perencanaan pembukaan pabrik kedua untuk produksi besi terbesar akan dibuka di Vietnam dan presentasi berjalan alot dalam rapat direksi hari ini.
"Saya mau realisasi secepatnya dan hitung semua anggaran pembangunan secara global," ucap Liam tegas.
"Baik, Pak, saya akan minta project manager untuk kirimkan data yang Bapak mau," balas Rano, general manager-nya lugas.
"Apa sudah dibentuk tim untuk proyek ini? Saya cuma mau orang yang berkompeten dan nggak asal-asalan karena saya mau proyek ini segera dijalankan," tambah Liam datar.
"Sudah, Pak. Bapak Purnawan sendiri yang langsung membentuk tim untuk proyek ini."
Mata Liam melebar kaget, menatap Rano tidak percaya karena ucapannya barusan tanpa sepengetahuannya. Shit! Maki Liam dalam hati. Dia melupakan tentang ayahnya yang memiliki sebagian besar saham perusahaannya waktu itu.
Hendak bersuara, tapi ketukan pintu membuatnya mendesis sambil menoleh ke arah pintu dimana tampak seorang wanita cantik masuk dengan anggunnya, menarik perhatian untuk seluruh pasang mata yang ada di dalam ruang rapat itu.
Mata Liam terbelalak dan spontan beranjak dari kursi sambil menatap wanita itu tidak senang. "KENAPA KAMU BISA ADA DI SINI?"
Seolah tidak mempedulikan Liam, wanita itu berjalan santai ke arahnya dengan penuh percaya diri. "Kenapa nggak? Aku ditunjuk sama papa kamu untuk jadi project manager di proyek ini."
Wanita itu kini mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan menatap sekitarnya dengan senyuman lebar sambil memperkenalkan diri. "Selamat siang, maaf saya terlambat karena baru saja mendarat sekitar sejam yang lalu. Nama saya Jasmine, saya akan bertindak sebagai project manager yang nantinya akan berdampingan dengan Pak Rano dan Pak Liam untuk proyek pembangunan kali ini."
Menggertakkan gigi, tanpa ingin membuat keributan dan sudah tidak mampu menahan diri untuk emosi yang hampir meluap, Liam segera berjalan menghampiri Jasmine dan mencengkeram satu pergelangan tangannya untuk menyeret wanita sialan itu keluar dari ruang rapat.
"Lanjutkan rapat dan kasih notulennya ke saya sejam lagi!" seru Liam tanpa menoleh ke belakang sambil terus menarik Jasmine keluar dari ruang rapat untuk menuju ke ruang kerjanya.
"Kamu itu apa-apaan sih? Aku belum ikut rapat tapi malah diseret keluar?" seru Jasmine tidak terima saat Liam sudah melepas cengkeramannya dan menutup pintu ruangan dengan kasar.
Liam berbalik dan melotot tajam. "Bisa jelasin kenapa kamu tiba-tiba bisa datang dan langsung bilang kalau kamu itu ikut andil dalam proyek ini?"
Jasmine Wijono, bagian dari masa lalu Liam yang hampir dilupakannya. Menjadi sahabat lama yang berakhir dengan menjadi kekasih. Yeah, satu-satunya hubungan yang pernah dijalani tapi tidak berhasil dan sudah pasti tidak akan berhasil.
"It's nice to see you too, Liam," balas Jasmine sumringah dan itu membuat Liam semakin sinis.
"Don't dare to make me mad, you know that for sure!" desis Liam tajam.
Jasmine hanya memutar bola mata dan bertolak pinggang dengan sikapnya yang masih penuh dengan percaya diri. "Ini proyek kerjasama antara papa kita. Mereka memang join untuk proyek cabang ini kalau kamu lupa atau nggak tahu soal ini. So, papa kamu pikir kalau aku bisa banget untuk jalanin project ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED BRIDE (REVISION)
RomanceThis is Liam's story: "Kita sama-sama merasa sial dan dipaksa, yang artinya kita berdua nggak setuju dengan pernikahan hari ini. Jadi, kita bisa kerja sama untuk kabur sekarang!" ucap Chelsea dengan penuh penekanan. Pria itu tersenyum sinis sambil m...