Kalian itu ya, ngebet sama part ini sampe DM ke IG sejak kemarin. 😅
Apa sih yang dicari? Warning?
Okay! Aku kasih nih, biar hepi.WARNING: MATURE CONTENT (21+)
Mature part written by. CH-ZoneInget ya, buat yang belum cukup umur dan punya persepsi berbeda soal genre mature, baiknya nggak usah dibaca karena cerita ini memang untuk yang bisa baca, terutama peringatan di atas.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Katanya, hati yang gembira adalah obat. Bagi Chelsea, menangis adalah obat. Sebagai orang yang sangat jarang untuk menangis, juga tidak pernah bersikap sentimentil, baru kali ini dia menghabiskan waktu hampir dua hari hanya untuk menangis.
Setelah puas menangis, Chelsea mencoba meyakinkan kembali hatinya untuk menerima kenyataan. Bagaimanapun, semuanya harus dihadapi, tidak bisa diabaikan, apalagi ditinggalkan. Anggap saja kali ini, Chelsea membayar harga untuk aksi kabur-kaburan yang sempat dilakukannya dulu dan kini perlu bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulainya.
Pria sialan yang bernama Liam itu benar-benar pergi meninggalkannya dengan alasan pekerjaan. Tentu saja, Chelsea merasa dikerjai dan tidak dihargai sama sekali. Oleh karena itu, Chelsea memutuskan untuk menunggu Liam pulang dan segera mengajukan perceraian.
Koper besarnya dikeluarkan, Chelsea mulai membereskan barang-barang pribadinya yang ternyata tidak terlalu banyak. Hampir semua barang miliknya masih berada di apartemen pribadinya yang sudah tidak pernah dikunjungi sejak menikah.
Dia berpikir untuk menyampaikan semua pikirannya dan keputusannya, terlepas dari Liam setuju atau tidak. Setidaknya, dia harus tahu diri untuk segera angkat kaki dari rumah perkebunan itu setelah Liam pulang nantinya.
Hari demi hari dilalui, Chelsea bekerja dan melakukan aktifitas seperti biasa. Saat Liam belum kembali di hari ketiga, dia berpikir untuk mengitari rumah perkebunan itu dari sudut ke sudut ruangan. Satu hal yang didapatinya dari rumah itu adalah sistim keamanan berupa kamera pengawas ada dimana- mana. Sungguh sangat mengherankan jika harus memasang kamera pengawas di tiap ruang untuk Liam yang tinggal sendirian. Pikiran jahat tentang pria itu sengaja memasang untuk mengawasinya langsung membuatnya cemberut karena merasa seperti dipenjara.
Dari antara semua ruang, hanya bagian pintu belakang, atau tepatnya koridor yang cukup gelap dengan adanya tangga di ujung sana yang mengarah pada sisi timur dekat ranch yang tidak terpasang kamera pengawas. Chelsea cukup tahu jalan keluar dari ranch kuda karena sempat melihat jalan sekitarnya saat berkuda dengan Liam.
Tidak tahu dengan perasaan seperti ini, Chelsea merasa jika Liam berbahaya dan sangat misterius. Pria itu benar-benar bajingan dalam posisi tertinggi untuk kategori bajingan tersialan yang pernah ada.
Lucunya, Chelsea terus mengingat Liam dalam momen yang menyenangkan, seperti saat mereka menikmati makan bersama, pergi bersama, lalu berkuda bersama. Momen yang cukup mengesankan dan membuat Chelsea berusaha mengingatkan diri untuk tidak memperkeruh keadaan dengan bersikap seperti anak muda yang tolol dan naif.
Dia bahkan bergidik saat mencari tahu tentang apa yang dirasakan dan Google sialan memberitahunya bahwa itu dinamakan 'rindu'. Heck, batin Chelsea sambil meringis. Apa dia sudah gila? Sepertinya memang iya karena Chelsea merindukan Liam, alih-alih membencinya atau marah padanya.
Hari pertama, kedua, ketiga, dilewati dengan berbagai macam emosi yang timbul tenggelam, naik turun, dan uring-uringan. Hari keempat sampai hari ini, Chelsea mulai tidak senang dan mulai geram dengan perasaan seperti dipermainkan oleh Liam. Dan mengutuk dirinya betapa bodoh karena merindukan pria sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWANTED BRIDE (REVISION)
RomanceThis is Liam's story: "Kita sama-sama merasa sial dan dipaksa, yang artinya kita berdua nggak setuju dengan pernikahan hari ini. Jadi, kita bisa kerja sama untuk kabur sekarang!" ucap Chelsea dengan penuh penekanan. Pria itu tersenyum sinis sambil m...