Chapter 14

22.1K 2.5K 722
                                    

Selamat membaca :*
.
.
.
.

Taehyung sungguh tak berniat untuk sekedar berbohong lagi pagi ini. Tapi rasanya mustahil ketika dirinya mendapati Jungkook berdiri di depan tempat sampah yang ia ingat menjadi tempat bekas pengamannya semalam teronggok. Hingga ketika pertanyaan dari mulut Jungkook ia dengar pun, jawaban yang keluar darinya sama sekali tak disengaja. Mungkin hanya sekedar reflek untuk menghindari kesalahannya terungkap.

Beruntung sekali wajahnya menipu. Ia bukan aktor memang, tapi kini ia tahu mungkin berakting bisa jadi satu kelebihannya yang lain. Terlihat jelas ketika cerita konyol yang ia karang untuk sekedar menjelaskan kepada Jungkook berbuah keberuntungan begitu pemuda manis yang kini tengah duduk bersamanya di sofa kamarnya itu mengangguk tertipu dustanya yang lain. Ia tak punya pilihan. Jujur sedikit banyak ia takut. Mungkin dibalik sikap bengalnya yang berlagak dari sejak awal ketika Yoongi menangkap kebejatannya lagi, sesungguhnya ia merasa bersalah. Hanya saja sejak lama sosok Kim Taehyung sudah terlalu sulit untuk jujur terlebih perduli pada orang lain.

Ini jelas pertama kali seseorang  berhasil membuatnya diam-diam  kalut karena kesalahan yang ia buat. Sayangnya, pemuda Kim itu masih terlalu keras kepala untuk sekedar mengakui rasa bersalahnya. Memilih memperlihatkan raut yakin serta bengalnya sebagai pengalih.


"Jadi, Jongin hyung dan kekasihnya bercinta di kamarmu semalam?"

Suara kecil Jungkook yang kini sibuk memainkan jemarinya kembali menyita perhatiannya. Satu anggukan serta ciuman pada pungung tangan kekasihnya ia berikan. Diam-diam sebagai tanda maaf atas kebohongannya.

Jungkook yang sedari awal hanya diam dan mendengar seluruh penjelasan dari Taehyung mengenai Kim Jongin yang mabuk serta tanpa permisi menggunakan kamar kekasihnya hanya mencoba mengerti serta percaya. Ia telah bertekad mempercayai Taehyung, bagaimana pun pemuda itu kekasihnya. Dan jawaban ini paling tidak mematahkan kecurigaannya. Ia bersyukur tentu saja. Paling tidak firasat buruknya tak benar-benar nyata.


"Jadi, rambut blonde itu milik kekasih Jongin hyung? Bukan milik kakakmu" Jungkook kembali bersuara, sekedar kembali memastikan. Meski nyatanya wanita berambut blonde itu banyak sekali, tapi entah kenapa pikirannya hanya bergelut mengenai sosok gadis sirkuit yang dianggap seorang kakak oleh kekasihnya. Ia hanya tidak suka. Dari awal ia tak menyukai apapun mengenai gadis itu.

Taehyung hanya menggeleng. Tak bisa bersuara. Entah sejak kapan dadanya terasa sesak, bahkan ketika melihat senyum Jungkook kembali menyapanya. Ia tahu jelas bocah itu mungkin masih tak bisa menerima sosok Sunmi setelah insiden ciuman disirkuit yang lalu. Lalu bagaimana jika bocah itu tahu ia bahkan kembali bercinta dengan Sunmi?


Menyerah. Taehyung tidak lagi ingin perduli pada rasa khawatirnya.


"Baby"

Suara Taehyung memecah hening. Menghadap Jungkook yang beralih menatapnya bertanya. Rasanya wajar jika ia sempat dibuat kalut. Jungkook bahkan benar indah meski dalam raut diam sekalipun. Terlebih matanya yang bulat besar itu selalu membuatnya betah menatap bayangnya disana.

Sedangkan Jungkook yang keheranan menunggu Taehyung bicara memutuskan untuk menepuk kecil lengan pemuda itu begitu dirinya mendapati kekasihnya justru menatap matanya tanpa berkedip.

Sayang bukan jawaban yang ia dapat. Jungkook justru mematung begitu ranumnya dicium halus. Tanpa lumatan, hanya sekedar gerakan kecil yang memastikan bilah keduanya bertaut. Bohong jika Jungkook tidak gugup. Jantungnya bahkan berdetak berlebih hingga dadanya sesak. Taehyung tak biasa menciumnya begini, pemuda itu selalu memikatnya dengan pagutan kasar.

HARD (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang