Chapter 16

20.4K 2.8K 705
                                    

Terimakasih untuk 6K+ followersnya^^

.
.
.

"Kudengar kau banyak keluar belakangan ini."

Sambutan pertama yang Jungkook dapati begitu membuka pintu utama tak lain adalah sang ayah yang tengah berdiri bersama tiga orang penjaga. Mungkin tengah membahas sesuatu. Bahkan setelan resmi yang dikenakan ayahnya menunjukan jika pria dengan usia 39 tahun itu jelas belum menyentuh lantai kamar.

Sedang Jimin nyaris tak bisa menatap. Takut jika tatapannya yang jujur tak bisa banyak berbohong. Ini terlalu mendadak, ia bahkan belum menyiapkan kalimat yang menjanjikan setidaknya.

"A-appa." Jungkook mendekat, membungkuk hormat pada sang ayah sebelum memasang senyum sekedar menutupi raut terkejutnya. Ketiga penjaga yang bersama ayahnya terlihat beranjak, merasa tak berhak terlibat.



Jujur, Jungkook mungkin sudah lapang bersiap menerima bentakan atau semacamnya lantaran terlampau hafal sikap tegas sang ayah. Namun nyatanya pemuda manis itu justru harus bungkam begitu rengkuhan dari sosok Jeon Jaehyun menyapanya.

Ini jelas melenceng jauh.

"Kau banyak melanggar peraturan belakangan ini, apa yang kau lakukan?" Tuan Jeon bertanya, tepat setelah melepas pelukan singkat untuk putranya. Rautnya nampak tegas sekalipun nada suaranya masih terkesan hangat.

"Aku hanya ingin keluar. Banyak tempat yang ingin kukunjungi, Appa. Lagipula Jimin hyung menjagaku dengan baik, jadi Appa tak perlu khawatir." Jungkook berucap yakin. Sedang tangannya terasa begitu dingin ketika sang ayah menatapnya lekat.

"Lalu dimana bunganya?"

Jungkook sontak melongo mendengarnya. Benar, ia lupa jika alasannya kali ini adalah mencari bunga. Tentu saja para penjaga itu mengatakannya pada ayahnya. Namun demi apa dirinya hanya terlalu kacau hari ini.

Ia baru saja mendapati kekasihnya tidur dengan gadis lain bagaimana bisa ia perduli dengan bunga?

"T-tidak ada yang menarik, jadi aku batal membelinya." Jawab Jungkook pelan. Matanya kembali memerah begitu bayangan prianya kembali mampir tanpa diminta.

Tuan Jeon nampak mendengus, sebelum akhirnya berujar dingin. "Aku tak tahu apa yang kalian lakukan, tapi jangan pernah berbohong lagi. Wajahmu terlalu lugu untuk sekedar menipu. Aku memaafkan kalian untuk kali ini, namun jangan harap bisa bermain lagi. Kalian butuh izinku untuk keluar dari gerbang barang sejengkal."

Dan Jungkook tahu ayahnya tengah menahan kesal padanya. "Maaf, Appa." Ujarnya sebelum kembali membungkuk singkat diikuti Jimin di sampingnya.

"Temui ibumu, dia ada di kamarmu." Setelah berucap singkat Tuan Jeon beranjak naik menuju lantai atas.



Hingga tepat begitu melihat ayahnya tak lagi terlihat tatapan Jungkook beralih. "Kenapa kau hanya diam, hyung?!"

Sedang Jimin hanya terkekeh pelan, "Maaf aku hanya tidak ingin salah bicara, Kook-ah."

Jungkook sontak mendengus. Ingin sekali memberi tendangan pada kaki pemuda Park di sampingnya sebelum sesuatu lebih dulu mengusiknya. Situasi ini benar-benar tak biasa.

"Hyung."

Jimin berdeham sebagai jawaban. Menatap Jungkook yang kini nampak sibuk menggigit bibir bawah.

"Bukankah ayahku terlihat aneh? Biasanya appa marah padaku namun kali ini dia hanya menegurku tanpa bertanya banyak."

Dan nyatanya Jimin juga berpikiran sama. "Kau benar, aku bahkan menunggu bentakan dari Tuan Jeon namun aku tak dapat apapun."

HARD (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang