Chapter 20

24.4K 2.7K 972
                                    

Silahkan baca sambil tiduran, atau ngemil karena ini panjang :'3
Itung-itung permintaan maaf karena lama updatenya..
.
.
.

Pagi.

Kemudian siang.

Hingga malam.

Terus berulang. Dan Jungkook merasa waktunya berjalan seperti diawal. Seperti kesehariannya dulu. Berhari-hari tak ada kegiatan apapun selain belajar dan bertemu orang rumah.

Harinya kembali monoton.

Dan Jungkook benci jujur saja.

Kini sudah terhitung dua minggu sejak keputusannya menjauh dari Taehyung. Atau haruskah masih ia katakan menjauh? Nyatanya tanpa menjauh pun memang geraknya kembali terkekang. Ditambah sosok Yugyeom yang selalu ada untuknya, Jungkook makin harus berhati-hati.

Jujur saja pemuda tampan itu memberinya hiburan. Dengan mengajaknya bercerita, dan mendengarnya bercerita. Jungkook pun menyukai sikap hangatnya.

Tapi tetap saja, Yugyeom tak tahu perihal dirinya dan Taehyung. Hingga ketika wajahnya mendadak murung ketika rasa entah marah, kecewa, maupun lelahnya muncul tanpa diminta--- Ia terpaksa mencari alasan demi tetap menjaga rahasianya. Demi apapun, itu melelahkan. Rindunya pada Taehyung yang tak mau enyah makin membuatnya merasa berat.

Pun, kini Jimin sering berdalih memiliki banyak urusan. Pemuda itu jarang berkunjung belakangan ini. Dan ia sontak merasa diabaikan tentu saja. Bagaimana pun pemuda Park itu selalu menjaganya, tapi tiba-tiba seakan menjauh dengan berbagai alasan.

Mungkin memang pemuda itu tengah sibuk---- Tapi Jungkook hanya tengah kalut. Merasa terpenjara lagi.

Secara diam, minggu-minggu dimana ia dapat menemui Taehyung dan seluruh rekannya membuatnya jengah menatap tembok kamar.

Seluruh gambaran kisahnya dengan para pemuda penggila jalanan itu memang meninggalkan kesan baik---

Terkecuali kenyataan buruk tentang kisah cintanya yang bahkan baru berjalan.

Jungkook benar-benar merasa tersiksa.

"Bahkan sudah sebanyak ini." Jungkook berujar. Menatap layar ponselnya yang menampilkan ratusan pesan dari Kim Taehyung.

Tak ingin mengakui, namun nyatanya fakta jika pemuda bengal itu tak mengalah terhadapnya membuat perasaan hangat muncul barang sedikit.

Tapi Jungkook pun tak bisa berlaku apapun. Ia telah berjanji pada Jimin untuk mengabaikan tiap pesan maupun panggilan dari Taehyung. Hingga batas waktu yang bahkan belum Jimin katakan.

Ia bahkan masih ingat saat dimana Jimin membalas pesan Taehyung dengan umpatan. Jelas, ia tak akan melakukan itu. Ia lebih memilih diam. Sebab dengan mengatakan bajingan atau tidak pun Taehyung sudah mengakui jika pemuda itu memang bajingan bukan?


Sejauh ini, dan ia tak tahu apa kiranya isi pesan Taehyung. Ia ingin tahu---- Tapi Jimin selalu mengatakan padanya bahwa jari jauh lebih lincah dari mulut dalam hal berbohong. Dan ia mengerti maksudnya hingga menyetujui usulan untuk mengabaikan timbunan pesan pemuda Kim itu.


Jika pun Taehyung ingin menjelaskan, ia ingin pemuda itu bicara secara langsung di depannya.

Lalu kapan kiranya seluruh penjelasan yang akan mengangkat bebannya barang sedikit dapat ia dengar?

Penjelasan tentang haruskah dirinya bertahan atau semuanya memang berakhir.

"Ah, Terserah. Berhenti memikirkannya, Jungkook." Jungkook bergumam. Mengusap wajah putihnya dengan sebelah tangan begitu meletakkan kembali ponselnya sembarang.

HARD (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang